Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Jaga Positivity Rate Indonesia dengan tidak Memaksa Mudik

Ferdian Ananda Majni
12/5/2021 11:46
Jaga Positivity Rate Indonesia dengan tidak Memaksa Mudik
Jubir Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito(ANTARA FOTO/Akbar N)

TREN angka positivity rate Indonesia per Mei 2021 saat ini mencapai angka terendah selama pandemi covid-19. Pada bulan Mei, tercatat angka minimal sebesar 8,5% dan maksimal sebesar 13,6% dengan angka rata-rata sebesar 11,3%.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menyebut perkembangan Indonesia lebih baik dibandingkan India yang sedang krisis covid-19. Meski sempat menyentuh angka tertinggi pada Januari 2021, angka positivity rate meningkat cukup tinggi mencapai 27,2%

"Indonesia mencoba belajar dari kondisi covid-19 pada tahun lalu, yang berdampak hingga awal tahun ini," kata Prof Wiku dalam keterangannya Rabu (12/5).

Melihat perbandingan data dengan India, positivity rate awalnya berkisar di angka 2-3% dan tertinggi mencapai 8% per September 2020. Namun perubahan drastis terjadi sejak April 2021 yang angkanya mencapai 14%, dan Mei 21,7%. Peningkatan ini dampak dari lonjakan kasus akhir-akhir ini dengan penambahan kasus mencapai 400 ribu per hari.

Peningkatan yang terjadi di India disebabkan akibat kegiatan keagamaan dan politik yang menimbulkan kerumunan massa. Dampaknya meningkatkan angka positivity rate. Dari yang semula di angka 3% menjadi 22% hanya dalam waktu kurang dari 2 bulan akibat abainya protokol kesehatan.

Baca juga: Positivity Rate Tingkat Nasional Menurun

Kondisi terkini, rumah sakit di India sudah tidak bisa lagi menampung pasien covid-19 ataupun bukan. Bahkan juga tenaga kesehatan, obat-obatan sudah tidak mencukupi lagi.

"Secara umum, data perbandingan ini menunjukkan bahwa saat ini positivity rate India sedang meningkat tajam hingga ke titik tertinggi. Sedangkan di Indonesia sedang menurun cukup drastis hingga ke titik terendah," sebut Prof Wiku.

Hasil baik Indonesia ini, dapat dicapai dengan sejumlah upaya perbaikan. Seperti penghapusan cuti bersama pada momen libur panjang, intervensi melalui kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) kabupaten/kota dan PPKM Mikro dan pembentukan Pos Komando (Posko) di tingkat desa dan kelurahan.

"Dan saat ini upaya-upaya ini terbukti berpengaruh menurunkan penambahan kasus positif dan kasus aktif dari waktu ke waktu dan berdampak menurunnya angka positivity rate," jelas Prof Wiku.

Untuk itu, sangat tidak diharapkan kondisi perkembangan pandemi yang menunjukkan perbaikan ini dapat kembali memburuk. Mengingat dalam waktu dekat umat muslim Indonesia akan meraih kemenangan setelah berpuasa 1 bulan penuh di bulan suci Ramadhan, dan merayakannya dengan tradisi mudik ke kampung halaman. Padahal, risiko penularan secara meluas dapat terjadi kepada keluarga di kampung halaman akibat kegiatan silaturahmi fisik.

"Saya mohon kepada masyarakat ada banyak cara melakukan silaturahmi hari raya, dengan silaturahmi virtual. Apabila tidak mudik, masyarakat turut berkontribusi menekan penularan dan meminimalkan kemungkinan orantua serta sanak saudara di kampung yang dicintai dapat tertular Covid-19," pungkas Prof Wiku.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik