Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Rumah Sakit Optimistis Bisa Tangani Potensi Lonjakan Kasus Korona

Atalya Puspa
10/5/2021 12:20
Rumah Sakit Optimistis Bisa Tangani Potensi Lonjakan Kasus Korona
Sejumlah tenaga kesehatan merawat pasien positif covid-19 di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta.(ANTARA/M Risyal Hidayat)

PERHIMPUNAN Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) menyatakan pihaknya siap menghadapi potensi lonjakan kasus covid-19 di Indonesia setelah Idul Fitri. Pasalnya, hal tersebut sudah pernah terjadi sebelumnya dan sudah menjadi pembelajaran bagi Persi.

"Kali ini pasti lebih baik karena rumah sakit sudah punya pengalaman sebelumnya," kata Anggota Persi Daniel Wibowo saat dihubungi, Senin (10/5).

Adapun, Daniel menyebut, saat ini, rumah sakit sedang berproses mengaktifkan kembali fasilitas-fasilitas tambahan seperti ruang ICU, dan ruang rawat tambahan lainnya.

Baca juga: Jelang Idul Fitri, Polri Minta Pengelola Mal Antisipasi Kerumunan

"Ruang isolasi dan ICU isolasi di beberapa rumah sakit sudah ditutup karena jumlah pasien covid-19 menurun. Tapi, fasilitas peralatan dan SDM masih standby dan dialihkan semntara untuk tugas lain," beber Daniel.

"Tapi, seandainya terjadi lonjakan, fasilitas yang sudah ada bisa difungsikan kembali," pungkasnya.

Sebelumnya, epidemiolog dan ahli pandemi dari Griffith University Dicky Budiman memperkirakan, dengan adanya varian baru covid-19 dan longgarnya mobilitas masyarakat, Indonesia bisa mengalami lonjakan kasus hingga 40%.

"Rata-rata lonjakan kasus tanpa adanya varian baru saya amati bisa 10%-20%. Apalagi dengan adanya barian baru yang lebih vepat benyebar, bisa sampai 2 kali lipatnya, bisa sampai 40%," kata Dicky.

Namun, lonjakan kasus tersebut bisa saja tidak terekam oleh data pemerintah. Pasalnya, Dicky menilai, saat ini, kendala klasik yang masih terus dialami Indonesia yakni angka testing yang rendah.

"Kalau ada peningkatan belum tentu ketemu, baik itu secara kasus laporan harian maupun RS. Karena saat ini angka testing masih rendah dan banyak masyarakat melakukan perawatan sendiri," ucap Dicky. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik