Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PERHIMPUNAN Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) menyatakan pihaknya siap menghadapi potensi lonjakan kasus covid-19 di Indonesia setelah Idul Fitri. Pasalnya, hal tersebut sudah pernah terjadi sebelumnya dan sudah menjadi pembelajaran bagi Persi.
"Kali ini pasti lebih baik karena rumah sakit sudah punya pengalaman sebelumnya," kata Anggota Persi Daniel Wibowo saat dihubungi, Senin (10/5).
Adapun, Daniel menyebut, saat ini, rumah sakit sedang berproses mengaktifkan kembali fasilitas-fasilitas tambahan seperti ruang ICU, dan ruang rawat tambahan lainnya.
Baca juga: Jelang Idul Fitri, Polri Minta Pengelola Mal Antisipasi Kerumunan
"Ruang isolasi dan ICU isolasi di beberapa rumah sakit sudah ditutup karena jumlah pasien covid-19 menurun. Tapi, fasilitas peralatan dan SDM masih standby dan dialihkan semntara untuk tugas lain," beber Daniel.
"Tapi, seandainya terjadi lonjakan, fasilitas yang sudah ada bisa difungsikan kembali," pungkasnya.
Sebelumnya, epidemiolog dan ahli pandemi dari Griffith University Dicky Budiman memperkirakan, dengan adanya varian baru covid-19 dan longgarnya mobilitas masyarakat, Indonesia bisa mengalami lonjakan kasus hingga 40%.
"Rata-rata lonjakan kasus tanpa adanya varian baru saya amati bisa 10%-20%. Apalagi dengan adanya barian baru yang lebih vepat benyebar, bisa sampai 2 kali lipatnya, bisa sampai 40%," kata Dicky.
Namun, lonjakan kasus tersebut bisa saja tidak terekam oleh data pemerintah. Pasalnya, Dicky menilai, saat ini, kendala klasik yang masih terus dialami Indonesia yakni angka testing yang rendah.
"Kalau ada peningkatan belum tentu ketemu, baik itu secara kasus laporan harian maupun RS. Karena saat ini angka testing masih rendah dan banyak masyarakat melakukan perawatan sendiri," ucap Dicky. (OL-1)
Hingga saat ini PCR diagnostic test yang telah lulus uji validasi berjumlah 250 kit dari target 50 ribu kit pada akhir Mei
Peneliti menaksir 1 menit berbicara keras menghasilkan lebih dari 1.000 droplet mengandung virus yang akan tetap mengudara selama 8 menit atau lebih dalam ruang tertutup.
Situasi ini memiliki dua konsekuensi pada individu, yakni insomnia atau kantuk berlebihan. Keduanya menyebabkan kerugian fungsional
Di tiap-tiap negara, emisi turun rata-rata 26% saat puncak pembatasan wilayah di negara masing-masing. Namun, itu bersifat sementara karena tidak mencerminkan perubahan struktural
Vitamin K adalah kunci untuk produksi protein yang mengatur pembekuan dan dapat melindungi terhadap penyakit paru-paru.
Tidak ada bukti bahwa virus itu dapat ditularkan oleh serangga pengisap darah yang menyebarkan demam berdarah dan penyakit lain ketika menggigit manusia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved