Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Saatnya Memaksimalkan Pembelajaran Jarak Jauh

Syarief Oeibaidillah
21/4/2021 13:54
Saatnya Memaksimalkan Pembelajaran Jarak Jauh
Pembelajaran jarak jauh harus dimaksimalkan agar murid tidak jenuh dan orangtua juga mudah membimbingnya.(Dok Ist )

BELAJAR online atau pembelajaran jarak jauh (PJJ) sudah dijalani anak-anak sekolah sejak Maret tahun lalu hingga saat ini karena pandemi covid-19. Diakui para orangtua, PJJ menjadi tidak maksimal karena tidak semua murid dan orangtua siap dalam menjalani PJJ ini.

"Metode Pembelajaran Jarak Jauh di Indonesia tidak maksimal. Indonesia belum siap dalam menghadapi PJJ, berbeda dengan negara lain," kata pemerhati pendidikan, Saufi Sauniawati dalam keterangan tertulis, Rabu (21/4).

Saufi menjelaskan selain sarana, setidaknya ada beberapa kendala lainnya dalam pembelajaran jarak jauh yang selama ini berjalan. Yakni adanya permasalahan sinyal khususnya di daerah pedalaman/perdesaan, lalu kesibukan orang tua serta makin borosnya dalam pembelian kouta/paket internet.

Peranan guru selama ini yang berfungsi sebagai motivator dan bertugas melakukan proses monitoring, serta pendampingan/fasilitator bagi siswa didik kini harus diemban oleh orang tua yang sudah sibuk bekerja dan akhirnya menimbulkan masalah baru. Di antaranya rendahnya motivasi anak dalam belajar.

Saufi juga menambahkan beberapa hal yang perlu dicermati khususnya jelang dimulainya pembelajaran tatap muka secara terbatas yang akan dilaksanakan pada Juni mendatang. Karena ada banyak hal yang perlu disiapkan oleh orang tua dan anak, dimulai dengan cari aturan terkait dengan pembelajaran tatap muka di lokasi tempat tinggal, mulai mengajarkan Protokol Kesehatan, dan kembali disiplikan jam tidur dan jam bangun.

Menurut Saufi, meski pembelajaran tatao muka secara terbatas diterapkan, pembelajaran jarak jauh akan tetap ada seperti yang diungkap oleh Mendikbud Madiem Makarim belum lama ini. Dalam penyesuaian SKB 3 Menteri tersebut, disebutkan mulai Januari 2021 pembelajaran tatap muka (PTM) dapat dilaksanakan jika sudah mendapat izin pemda dan telah memenuhi syarat.

Karena PTM belum 100 %, lanjut Saufi orang tua harus lebih cerdik dalam menyikapi pembelajaran online di masa mendatang, khususnya terkait dengan sistem evaluasi pembelajaran. Pendaoat yang dikemukakan oleh Saufi direspons oleh perusahaan alat tulis dari Jerman, Faber-Castells yang menawarkan paket belajar online.

Product Manager PT Faber-Castell International Indonesia, Christian Herawan menjelaskan bahwa Paket Belajar Online Faber-cCstell memang diciptakan berdasarkan hasil survey di masyarakat yang anaknya menjalani PJJ dan gawai menjadi perangkat utama dalam PJJ tersebut dianggap kurang optimal dalam memaksimalkan kegiatan pembelajaran.

"Terkadang orang tua harus direpotkan dengan keharusan menyiapkan materi secaraprint out (dicetak kembali) setelah mendapatkan materi dari pengajar. Hal ini tidak akan terjadi kimbali jika materi evaluasi maupun pembelajaran tersebut dapat langsung dijawab melalui gawai yang dipakai," kata Christian.

Salah satu solusinya, lanjut Christian dengan inovasi Paket Belajar Online Faber-Castell, alat tulis yang terkoneksi dengan gawai. YYakni alat tulis lengkap seperti pensil, penghapus dan juga balpoin yang dibutuhkan untuk belajar tapi dilengkapi stylus yang bisa digunakan untuk gawai apa saja.

baca juga: Pembelajaran Jarak Jauh

Stylus yang berada di paket belajar online ini memiliki banyak fungsi dan keunggulan. Di antaranya keberadaan stylus dapat membantu saat pertanyaan dan jawaban yang sifatnya pilihan maupun essay. Selain berfungsi untuk menggeser layar dan juga menulis, sehingga sangat cocok untuk segala jenis ujian.

Karet stylus juga bertekstur lembut sehingga tidak akan merusak layar smartphone dan dapat digunakan di semua jenis atau merek smartphone. Paket belajar online ini sudah dijual di toko-toko online maupun toko tradisional dan super market. (OL-3)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik