Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Penting! Meningkatkan Kesadaran akan Dampak Budi Daya Ikan

Mediaindonesia.com
24/3/2021 10:55
Penting! Meningkatkan Kesadaran akan Dampak Budi Daya Ikan
Seorang perempuan nelayan sedanga mengayuh sampannya.(Dok.Sinergia Animal)

MANUSIA membutuhkan nutrisi untuk kehidupan sehari-hari. Nutrisi itu salah satunya didapat dari ikan.

Persoalannya adalah dengan penduduk bumi yang semakin padat, pengolahan atau budi daya ikan kerap tidak mengindahkan lingkungan. Itu sebabnya lewat kampanye global The World Day for the End of Fishing, masyarakt diharapkan lebih sadar  dan bertanggung jawab dalam mengkonsumsi ikan dan makanan laut.

Acara tahunan yang diadakan oleh 164 organisasi di seluruh dunia itu dibuat oleh organisasi dari swiss, Pour l'Égalité Animale 'Untuk Kesetaraan Hewan  pada 2016 dan tahun ini difokuskan pada dampak budidaya ikan, atau disebut juga dengan istilah akuakultur. Di Indonesia, Sinergia Animal menerbitkan e-book dengan 15 resep vegan yang terinspirasi dari resep makanan laut, yang tersedia untuk diunduh gratis.

“Banyak konsumen percaya bahwa praktek akuakultur dipandang lebih berkelanjutan daripada penangkapan ikan di laut, padahal ini merupakan kesalahpahaman besar. Budidaya ikan, udang, dan jenis hewan air lainnya sebenarnya bisa lebih berbahaya dan juga bertanggung jawab atas menipisnya keanekaragaman hayati di lautan ”, ungkap Direktur Kebijakan Pangan dan Kesejahteraan Hewan Sinergia Animal, Fernanda.

Penangkapan ikan yang berlebih merupakan masalah yang mendesak. Akuakultur  menyumbang 47% dari total produksi ikan di seluruh dunia dan diramalkan akan hampir melampaui total dari semua perikanan tangkap pada 2024. Pertumbuhan yang cepat menimbulkan kekhawatiran bagi lingkungan, dan juga berisiko bagi kesehatan masyarakat.

Untuk mencegah terjangkitnya penyakit yang disebabkan oleh kondisi tambak yang tidak sehat, industri perikanan seringkali menggunakan antibiotik. Praktik ini dapat menyebabkan kontaminasi air dan tanah dengan antibiotik dan resistensi bakteri, dan juga secara langsung berdampak pada infeksi daging yang dikonsumsi orang. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bahkan antibiotik yang dilarang lebih dari 10 tahun yang lalu untuk budidaya ikan di beberapa negara masih dapat terdeteksi.

“Setelah mempelajari semua faktor ini, penting bagi masyarakat untuk mengetahui alternatif yang lain.  Salah satu hal terbaik yang dapat kita lakukan untuk mengubah kenyataan ini adalah meninggalkan produk hewani, termasuk hewan laut, dari piring kita,” saran Fernanda. (RO/A-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana
Berita Lainnya