Headline
Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.
Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
PEMERINTAH terus mendorong adanya bauran pemanfaatan energi baru terbarukan sebesar 23% pada 2025 hingga 31% pada 2050 mendatang. Komitmen ini bisa menjadi peluang bagi perguruan tinggi untuk menjalankan berbagai riset di bidang energi baru terbarukan.
“Jadi penggunaan energi (di Indonesia) sudah bukan minyak bumi lagi, tetapi bagaimana menjadi energi baru terbarukan,” ungkap Guru Besar Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran Hendarmawan, dikutip dari laman Unpad, Selasa (2/3).
Dia menjelaskan, dunia sudah mulai beralih memanfaatkan energi baru terbarukan. Data JP Morgan Tsinghua University memperkirakan, ada tiga jenis energi baru yang banyak dimanfaatkan pada 2025 hingga 2060, yaitu matahari (587%), angin (346%), dan nuklir (382%). Sementara pemanfaatan energi fosil atau tambang diprediksikan akan menurun drastis hingga sebesar minus 96%.
Meski menjadi keniscayaan, pengembangan energi baru terbarukan di Indonesia menemukan beragam tantangan. Di bidang akademik, belum adanya kesesuaian antara riset perguruan tinggi dengan kebutuhan di sektor industri menjadi tantangan tersendiri.
Menurut Hendarmawan mengatakan bahwa riset yang dijalankan perguruan tinggi harus sejalan dengan kebutuhan pasar. Riset juga diharapkan mampu memecahkan permasalahan negara terkait proses transisi menuju energi baru terbarukan. "Seperti bagaimana pemodelan investasi yang tepat dalam membangun proyek energi baru terbarukan," imbuhnya.
Selain itu, riset juga harus mampu memecahkan permasalahan lokal seputar energi baru terbarukan. Ada beberapa riset lokal yang bisa dijalankan, di antaranya riset yang berhubugan dengan kebijakan fiskal, tata kelola energi yang efisien, hingga riset energi dengan memanfaatkan bahan-bahan domestik dan murah. “Networking antara pemerintah, industri, dan perguruan tinggi juga harus kuat,” tandas Hendarmawan.(H-1)
PT Perkebunan Nusantara III, bersama Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE), mengambil langkah strategis dalam transisi energi melalui pengembangan PLTS.
PRESIDEN Prabowo Subianto meresmikan sebanyak 55 pembangkit listrik Energi Baru Terbarukan (EBT) yang tersebar di 15 provinsi, termasuk milik Medco.
Ketahanan energi merupakan salah satu prioritas utama dalam visi pembangunan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto ke depan.
PLTS diprediksi memberikan peluang lapangan kerja bagi lebih 350.000 pekerja, paling tinggi di antara sektor EBT lainnya.
Penelitian dan pilot project perlu digencarkan untuk menyesuaikan algoritma machine learning dengan kondisi geologi Indonesia.
Seluruh sumber energi untuk menghasilkan hidrogen masih berkaitan dengan bawah permukaan bumi .Geofisika menjadi salah satu disiplin ilmu yang dapat mengidentifikasinya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved