Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Besarnya Upaya untuk TMC Redistribusi Curah Hujan

Putri Anisa Yuliani
09/2/2021 16:33
Besarnya Upaya untuk TMC Redistribusi Curah Hujan
Tim TMC Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).(MI/Rudi Kurniawansyah.)

PELAKSANAAN teknologi modifikasi cuaca (TMC) redistribusi curah hujan untuk mengurangi dampak banjir membutuhkan upaya dan sumber daya yang lebih besar dibandingkan TMC untuk menambah curah hujan. Upaya tersebut di antaranya kesiapan pesawat karena masifnya pertumbuhan awan.

"Sebagai gambaran pada operasi TMC redistribusi curah hujan di Jabodetabek selama 2020, BBTMC mengerahkan sumber daya peralatan seperti pesawat CN 295, Cassa 212-200, dan pesawat Piper Chayenne," ujar Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) Jon Arifian di Jakarta, Selasa (9/2).

Metode TMC penyemaian awan untuk redistribusi curah hujan yang disiapkan, lanjut Jon Arifian, meliputi jumping process dan sistem kompetisi. Metode jumping process adalah perlakuan penyemaian pada awan-awan di luar wilayah rawan banjir yang pergerakannya mengarah menuju wilayah rawan banjir.

Sistem kompetisi adalah penyemaian bibit awan yang masih kecil secara masif di daerah rawan banjir. Dengan demikian awan tersebut tidak sempat berkembang menjadi hujan secara masif atau diupayakan buyar sebelum mencapai wilayah rawan banjir.

Menurut pantauan BBTMC, selama periode Januari 2021 di wilayah Jawa telah terjadi beberapa kali kejadian curah hujan ekstrem, tapi belum sampai mengakibatkan terjadinya banjir. Hal itu disebabkan kondisi tanah masih belum jenuh, sehingga air hujan yang terjadi sebagian besar masih bisa terserap oleh tanah dan menjadi aliran bawah permukaan.

 
"Namun, dengan bertambahnya hujan pada Februari berangsur angsur kondisi tanah mulai jenuh. Kejadian hujan intensitas ringan-sedang secara terus menerus dapat mengakibatkan banjir, karena volume hujan yang terjadi tidak mampu terserap dalam tanah sehingga langsung menjadi aliran permukaan atau genangan. Ini seperti yang terjadi dalam beberapa hari terakhir di beberapa kota di Pulau Jawa seperti Bekasi, Karawang, Pantura Pulau Jawa, dan bahkan wilayah Semarang," papar Jon. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya