Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Sebagian Besar Orangtua Menolak

Syarief Oebaidillah
04/1/2021 02:20
Sebagian Besar Orangtua Menolak
Persiapan sekolah tatap muka(ANTARA)

MASIH tingginya kasus covid-19 di Indonesia membuat sebagian besar orangtua masih menolak pembelajaran tatap muka (PTM) pada Januari 2021, seperti yang diwacanakan pemerintah.

Meski jenuh menjadi guru dadakan di rumah, Hendri, 42, warga Kota Bogor, Jawa Barat, lebih khawatir melepaskan anaknya yang duduk di kelas dua sekolah dasar (SD) untuk kembali bersekolah.

“Saya tetap memilih belajar daring,” ujarnya ketika ditanya Media Indonesia, kemarin.

Ia mengisahkan, hampir tiap minggu ada saja warga yang terpapar covid-19 di kompleks perumahannya. Sebagian besar orang tanpa gejala (OTG). Hal itu membuatnya khawatir melepas anak ke luar rumah, apalagi bersekolah.

Kekhawatiran Hendri itu juga dirasakan orangtua lainnya. Tak heran, dalam kuisioner yang disebar sekolah, mayoritas orangtua tegas memilih belajar dari rumah (BDR) dan menolak PTM. “Ada 21 dari 30 orangtua yang tidak setuju PTM. Jumlah itu 70% dari jumlah orangtua di kelas anak saya,” imbuhnya.

Hendri berharap kondisi bakal membaik setelah vaksinasi covid19 dijalankan selama enam bulan ke depan sehingga anaknya bisa kembali lagi bersekolah.

Pendapat serupa dilontarkan Agung, 40, orangtua siswa sekolah menengah pertama (SMP) di Depok, Jabar. “Di sekolah anak saya, banyak orangtua yang setuju jika belajar daring dilanjutkan. Depok kan masih zona merah, jadi kalo sekolah tatap muka, ya kami sebagai orangtua khawatir,” ujarnya.

Ia maklum jika banyak siswa yang jenuh dan ingin kembali belajar di sekolah. Namun, kejenuhan itu bisa dianggapnya biasa. “Namanya juga anak-anak,” lanjutnya.

Merujuk pada Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri, Pelaksana tugas (plt) Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ainun Na’im menegaskan orangtua ialah pemegang keputusan akhir dalam menentukan PTM, bukan sekolah apalagi pemerintah daerah. “Keputusan akhir tetap ada di orangtua. Jika orangtua belum nyaman, siswa dapat melanjutkan proses belajar dari  rumah,” ujar Ainun.


Minim

Penolakan PTM juga berasal dari guru. Dalam survei yang dilakukan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) pada 11-18 Desember 2020, terdapat 45% guru yang menolak pendidikan tatap muka (PTM). Sementara, 78% siswa setuju PTM.

Survei ini menggunakan aplikasi google form. Guru yang berpartisipasi sebanyak 6.513 orang dan siswa yang berpartipasi mencapai 64.448 orang. 

Sebanyak 40% responden yang menolak PTM khawatir tertular covid 19, 34% responden menilai angka kasus covid masih tinggi dan 3% responden menganggap sekolah belum memiliki infrastruktur adaptasi kebiasaan baru yang memadai untuk mencegah sekolah menjadi kluster baru.

Sebanyak 20% responden mengaku tidak memiliki kendaraan pribadi, sehingga kalau ke sekolah harus naik kendaraan umum, padahal di kendaraan umum potensi tertular covid cukup tinggi.

“Banyaknya daerah yang memutuskan tidak membuka sekolah tatap muka pada Januari 2021 berbanding lurus dengan hasil pemantauan jaringan guru-guru FSGI dari sejumlah daerah terkait minimnya kesiapan sekolah tatap muka dan hasil uji coba buka sekolah. Warga sekolah masih sangat sulit menerapkan protokol 3 M,” kata Heru Purnomo, Sekjen FSGI. (Iin/H-2)
 


 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya