Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Membangun Optimisme Pendidikan Indonesia di Tengah Pandemi

Widhoroso
30/12/2020 23:01
Membangun Optimisme Pendidikan Indonesia di Tengah Pandemi
Diskusi online bertemakan "Refleksi Pendidikan 2020: Membangun Optimisme Pendidikan Indonesia'.(Ist)

PANDEMI Covid-19 telah mengubah tatanan kehidupan masyarakat di berbagai sektor termasuk dunia pendidikan. Pandemi membuat kegiatan belajar mengajar sementara tidak bisa berlangsung secara langsung  alias tatap muka.

Belajar secara daring menjadi pilihan terbaik untuk mencegah penyebaran covid-19 di sarana-sarana pendidikan. Namun, hal tersebut tidak membuat stakeholder pendidikan di Indonesia patah semangat untuk tetap memberikan yang terbaik demi majunya pendidikan di Tanah Air.

Founder dan CEO Klikcoaching, Budy Sugandi dalam diskusi online bertemakan "Refleksi Pendidikan 2020: Membangun Optimisme Pendidikan Indonesia', Rabu (30/12) menyampaikan pentingnya investasi pendidikan bagi anak. Menurut Budi, Heckman dalam artikelnya, Science pada 2006, menyebutkan setiap investasi US$1 pendidikan anak akan memperoleh pengembalian atau return on invesment sebesar US$8 saat mereka dewasa.

"Artinya begitu pentingnya pendidikan anak. Namun kita tidak bisa mengesampingkan kesehatan," papar Budy yang juga merupakan mahasiswa PhD jurusan Education Leadership and Management, Southwest University, Tiongkok.

Di sisi lain, pemerintah juga terus berupaya memberikan pelayanan terbaik bagi pendidikan di Indonesia. Diantaranya dengan memberikan bantuan kuota data internet.

"Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kemendikbud yang diberikan amanah untuk menyalurkan bantuan kuota data internet, hingga saat ini telah menyalurkan bantuan kepada 35,5 juta siswa, guru, mahasiswa dan dosen. Kami bersyukur program ini mendapatkan apresiasi banyak pihak," jelas Hasan Chabibie, Plt Kepada Pusdatin Kemendikbud.

Hasil survei yang dilakukan lembaga Arus Survei Indonesia pada 7-11 Oktober 2020 di 34 provinsi di Indonesia menunjukkan 85,6% publik menilai bantuan kuota data internet ini meringankan beban ekonomi orang tua. Lantaran dinilai positif publik, sebanyak 80,5 persen masyarakat ingin supaya program bantuan kuota internet ini perlu dilanjutkan pada 2021.

Selain itu, pemerintah juga memberi bantuan melalui berbagai pogram kepada guru, dosen, pendidik PAUD, pendidik kesetaraan, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium, dan tenaga administrasi di semua sekolah dan perguruan tinggi negeri maupun swasta di lingkungan Kemendikbud.

"Pemerintah juga berupaya hadir agar api semangat para pendidik yang sudah berjuang luar biasa ini tetap terjaga dengan memberikan bantuan pemerintah sejumlah Rp. 1.800.000 yang diberikan satu kali kepada pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) berstatus bukan pegawai negeri sipil (non-PNS)," tambah Hasan.

Sedangkan Prof. Agus Sartono, Deputi Bidang Pendidikan dan Agama, Kemenko PMK menyebut pendidikan vokasi perlu diprioritaskan karena sejalan dengan fokus pemerintah saat ini yaitu pada pembangunan SDM unggul. Pendidikan vokasi bertujuan untuk menciptakan tenaga kerja terampil dengan kompetensi/keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri dan dunia kerja terkini.

"Kemenko PMK telah mendorong program revitalisasi vokasi sejak 2015 melalui RTM 2 Menko tentang link and match yang menghasilkan 33 butir rekomendasi. Termasuk di dalamnya jenjang pendidikan menengah kejuruan dan jenjang pendidikan tinggi vokasi," jelas Agus. (RO/R-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik