Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
PANDEMI covid-19 yang belum juga mereda memang menimbulkan kecemasan tersendiri. Untuk itu dibutuhkan kerja sama semua pihak untuk memerangi virus tersebut dan memutus mata rantai penularannya.
Sebab tanpa adanya dukungan dari msyarakat dan swasta, pemerintah tidak mungkin bisa mengatasinya sendiri. Berangkat dari situ PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI), melaksanakan program kesiapsiagaan anak terhadap Pertolongan Pertama serta pencegahan covid-19, melalui program 'SAFE STEPS Kids”. Tahun ini, pelatihan terhadap 1.000 siswa sekolah dasar di wilayah Jakarta dan Depok dilaksanakan secara online.
Baca juga: Mendongeng Bisa Tumbuhkan Motivasi dan Kecerdasan Anak
Nini Sumohandoyo, Sharia, Government Relations and Community Investment Director Prudential Indonesia, menjelaskan anak-anak menjadi salah satu pihak yang paling terdampak dengan wabah tersebut. Sebab kebebasan mereka terampas.
“Dunia anak adalah dunia yang penuh dengan kreativitas, kebebasan, dan imajinasi. Masalahnya adalah sikap spontan mereka juga tanpa disadari berpotensi membahayakan. Bahkan faktanya, sebanyak 77,4% anak Indonesia usia 5-14 tahun mengalami cedera ketika beraktivitas di rumah, sekolah dan lingkungan sekitar. Oleh karena itu, melalui edukasi ‘SAFE STEPS Kids’, kami ingin mempersiapkan anak menghadapi berbagai skenario darurat yang dapat terjadi sewaktu-waktu, khususnya cedera pada tubuh,” papar Nini.
Selain pertolongan pertama, program yang merupakan bagian dari inisiatif Community Investment Prudential Indonesia pada pilar Kesehatan dan Keselamatan ini juga memberikan pengetahuan mengenai covid-19. “Kedua materi edukasi pun kian relevan di tengah situasi adaptasi kebiasaan baru sekarang, dan dapat menjadi bekal bagi anak-anak menjelang dibukanya kembali kegiatan belajar mengajar di sekolah,” tambah Nini.
Memberikan pemahaman pertolongan pertama secara tepat, dapat membantu anak lebih sadar diri atas batasan yang boleh dan tidak boleh dilakukan ketika terjadi cedera atau kecelakaan, supaya tidak berdampak menjadi lebih serius. Selain itu, mengingat jumlah kematian anak di Indonesia akibat covid-19 adalah yang tertinggi di Asia Tenggara, penting bagi anak untuk memahami bahaya virus tersebut dan upaya untuk menghindari penularannya.
“Edukasi pertolongan pertama merupakan agenda rutin yang kami lakukan. Dengan menguasai keterampilan pertolongan pertama secara memadai, sangat besar manfaatnya, bahkan dapat menyelamatkan nyawa sendiri maupun orang lain. Data menunjukkan, luka akibat irisan yang dialami 18,4% anak usia 5-14 tahun dapat menyebabkan pendarahan atau infeksi lebih lanjut yang mengancam jiwa, jika tidak segera ditangani dengan tepat. Program dari Prudential Indonesia ini dikemas menggunakan karakter animasi, menjadi pendekatan yang menarik dalam mengedukasi anak-anak, karena dekat dengan keseharian mereka,” ujar Sudirman Said, Sekretaris Jenderal PMI.
Pendekatan pengajaran dengan metode interaktif, santai, dan kaya informasi ini terbukti sukses. Hampir semua anak yang ikut serta (90%) menyatakan edukasi yang diberikan menarik, bermanfaat, dan disampaikan secara jelas. Bahkan ada seorang anak yang langsung mempraktikkan materi ajar mengenai luka bakar untuk menolong ibu mereka.
Menurut Nini, program itu merupakan kelanjutan program 'SAFE STEPS' oleh Prudence Foundation yang diluncurkan sejak 2014 dan terdiri dari serangkaian kiat-kiat praktis untuk bertahan hidup dalam keadaan darurat atau situasi bencana. Tahun ini, program 'SAFE STEPS Kids' dilaksanakan secara virtual.
Materi pertolongan pertama yang diajarkan antara lain adalah mengatasi tersedak, luka bakar, luka berdarah, dan patah tulang. Seluruh siswa diberikan Education Kit yang berisi permainan interaktif seperti, acak kata, tebak gambar, buku mewarnai, melengkapi poster, dan tebak kata. Khusus untuk materi covid-19, disediakan pula materi yang dikemas dalam bentuk lagu agar lebih mudah diingat anak. Selain itu, materi edukasi ini juga dapat diakses dalam bentuk games interaktif melalui website PMI.
“Edukasi berperan penting mewujudkan komunitas yang lebih tangguh agar mereka dapat mewujudkan yang terbaik dalam kehidupannya kelak. Besar harapan kami program ini dapat membentuk anak tumbuh sebagai sosok yang mandiri untuk merawat diri mereka sendiri dan mampu membantu orang lain ketika dibutuhkan,” tutup Nini. (RO/A-1)
Ketika anak mengalami kecemasan saat dijauhkan dari gawainya, itu menjadi salah satu gejala adiksi atau kecanduan.
Upaya untuk mewujudkan peningkatan kualitas anak, perempuan, dan remaja masih banyak menghadapi tantangan.
Pada anak usia dini—yang masih berada pada tahap praoperasional menurut teori Piaget—, konten absurd berisiko mengacaukan pemahaman terhadap realitas.
Musik bisa merangsang area otak seperti lobus temporal untuk pendengaran, lobus frontal untuk emosi, cerebellum untuk koneksi motorik.
Menurut sejumlah penelitian, musik bisa dikenalkan kepada anak dari usia di bawah enam tahun.
Kriteria informasi yang layak bagi anak adalah informasi yang bersifat positif, mendukung tumbuh kembang anak, serta sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved