Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Tiga Provinsi Sumbang 56% Penambahan Kasus Covid-19

Ferdian Ananda Majni
30/12/2020 06:29
Tiga Provinsi Sumbang 56% Penambahan Kasus Covid-19
Petugas Palang Merah Indonesia (PMI) menyemprotkan cairan disinfektan di Museum Nasional, Jakarta.(ANTARA/Aditya Pradana Putra)

PERKEMBANGAN penanganan covid-19 per Selasa (29/12) terjadi penambahan kasus positif sebanyak 7.903 kasus, dengan jumlah kasus aktif sebanyak 108.636 atau 14,9% dibandingkan rata-rata dunia sebesar 27,01%.

Jumlah kasus sembuh sebanyak 596.783 atau 82,1% dibandingkan rata-rata dunia 70,79%. Untuk jumlah pasien meninggal 21.703 kasus atau 3,0% dibandingkan rata-rata dunia 2,18%.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menyoroti penambahan kasus positif itu karena terdapat tiga provinsi yang menyumbang 4.441 kasus atau 56% dari penambahan kasus.

Baca juga: Hotel Karantina Penumpang dari Luar Negeri Boleh Terima Tamu Umum

"Ketiganya adalah DKI Jakarta sebanyak 2.056 kasus, Jawa Barat 1.329 kasus, dan Jawa Tengah 1.056 kasus," ungkap Wiku saat memberi keterangan pers perkembangan penanganan covid-19 di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (29/12), yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Wiku mengaku membedah perkembangan penanganan sejak minggu pertama November hingga hari ini, atau selama 8 minggu terakhir.

Terlihat pada grafik perkembangan kasus, terjadi peningkatan kasus positif yang tajam. Jumlahnya dari 23.089 kasus menjadi 48.435 kasus.

"Atau naik lebih dari 100% dalam 8 minggu. Kenaikan kasus tidak hanya memakan nyawa namun juga memberikan beban yang sangat berat kepada tenaga serta fasilitas kesehatan di Indonesia," ujar Wiku.

Lalu, perkembangan pada minggu ini pun, angka kasus positif mingguan masih terjadi kenaikan sebesar 2,8% dibandingkan minggu sebelumnya.

Minggu ini, terdapat 5 provinsi dengan kenaikan tertinggi yakni DKI Jakarta naik 2.204 (10.611 menjadi 12.815), Jawa Tengah naik 1.248 (5.014 menjadi 6.262), Sulawesi Selatan naik 797 (2.565 menjadi 3.362), DI Yogyakarta naik 263 (1.350 menjadi 1.613) dan Kalimantan Tengah naik 145 (677 menjadi 822).

Beberapa provinsi, seperti DKI Jakarta, perlu mendapat perhatian. Karena, selama 2 Minggu berturut-turut, mengalami kenaikan kasus positif lebih dari 2 ribu kasus.

Lalu provinsi Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Kalimantan Tengah pada minggu lalu tidak masuk lima besar.

"Saya meminta masyarakat bersama pemerintah untuk bekerjasama menjalankan protokol kesehatan yang dengan disiplin," sebut Prof Wiku.

Perkembangan kesembuhan pekan ini secara nasional, jumlah kesembuhan naik 14,5%.

Ada 5 provinsi diapresiasi karena menyumbang angka kenaikan kesembuhan tertinggi. Di antaranya Sulawesi Selatan naik 3.199 (804 menjadi 4.003), DKI Jakarta naik 2.328 (9.349 menjadi 11.667), Papua naik 805 (55 menjadi 860), Sumatra Selatan 197 (225 menjadi 422) dan Jawa Tengah naik 170 (3.478 menjadi 3.918).

Untuk provinsi dengan persentase kesembuhan tertinggi berada di Riau 91,47%, Papua Barat 90,31%, DKI Jakarta 90,12%, Gorontalo 90,09%, dan Kalimantan Selatan 89,66%.

"Saya meminta pimpinan daerah tidak lengah. Tetap optimalkan upaya pengendalian covid-19 melalui testing dan tracing, sehingga mereka dan kontak terdekatnya yang positif vovid-19 bisa dideteksi lebih dini dan peluang kesembuhan meningkat," pintanya.

Para pimpinan daerah juga diminta fokus menekan penularan. Karena jika melihat jumlah kasus aktif, maka penularan masih terjadi di tengah-tengah masyarakat. Sehingga dapat mendongkrak kesembuhan hingga 100%.

"Apabila kita berhasil, kita bisa menyelamatkan sesama kita," pesan Wiku.

Selanjutnya, perkembangan kasus kematian mingguan, terdapat tren peningkatan sebesar 20%. Ada 5 provinsi kenaikan kematian tertinggi dimulai dari Jawa Tengah naik 167 (207 menjadi 374), Jawa Timur naik 42 (331 menjadi 373), DI Yogyakarta naik 23 (22 menjadi 45), Jawa Barat naik 22 (40 menjadi 62), dan Banten naik 8 (6 menjadi 14).

Sementara daerah dengan persentase kematian tertinggi berada di Jawa Timur 6,91%, Sumatra Selatan 5,19%, Nusa Tenggara Barat 4,75%, Lampung 4,27%, dan Jawa Tengah 4,14%.

Masih tingginya kematian pasien, disebabkan penanganan fasilitas kesehatan yang belum memenuhi standar. Akibatnya, pasien tidak bisa ditangani dengan cepat dan efektif.

"Lakukan penanganan yang maksimal, untuk meningkatkan peluang kesembuhan. Ingat, satu nyawa yang hilang sangatlah berharga," tegas  Wiku. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya