Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Unicef Sebut 938 Anak Indonesia Putus Sekolah

MI
24/12/2020 00:10
Unicef Sebut 938 Anak Indonesia Putus Sekolah
(Ilustrasi)

UNITED Nations Children’s Fund (Unicef ) atau Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa menyebutkan pandemi membawa dampak besar bagi dunia pendidikan, termasuk di antaranya anak yang mengalami putus sekolah.

Dari temuan awal hasil dari monitoring anak tidak sekolah dan anak berisiko putus sekolah (ABPS) akibat dampak pandemi covid-19, terdapat 1% atau sekitar 938 anak putus sekolah karena pandemi di Indonesia.

Sementara itu, secara global diperkirakan lebih dari 290 juta anak berpotensi putus sekolah akibat dampak pandemi.

“Kami masih melakukan analisis, tetapi temuan awalnya di antara semua anak usia 7-18 tahun, terdapat 88% masih bersekolah, 11% putus sekolah sebelum pandemi, dan 1% anak putus sekolah sebagai dampak pandemi covid-19,” ucap Chief of Education Unicef, Hiroyuki Hattori, dalam talkshow Peluncuran Stranas Penanganan Anak tidak Sekolah (ATS) dan Diseminasi Nasional Hasil Monitoring ATS, kemarin.

Sementara itu, pada anak usia 4-6 tahun, lanjutnya, 69% di antaranya sudah berpartisipasi pada pendidikan anak usia dini (PAUD), 18% susah duduk di SD, dan 13% belum tercakup pada layanan PAUD dan SD.

Monitoring ini dilakukan dengan metodologi sensus terbatas pada keluarga miskin penerima Program Keluarga Harapan (PKH) dan bantuan langsung dana desa yang mempunyai anak berusia 4-18 tahun dengan cakupan 1.104 desa di 347 kabupaten kota dan melibatkan sekitar 109 ribu keluarga dan 145 ribu anak usia 4-18 tahun.

Pada 1% atau 938 anak putus sekolah itu, ia merinci 74% anak di antaranya dilaporkan putus sekolah karena alasan ekonomi.

Sementara itu, berdasarkan proporsi putus sekolah, anak lakilaki lebih besar jika dibandingkan dengan anak perempuan. Namun, anak perepempun 10 kali lebih besar putus sekolah karena pernikahan dini.

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas Himawan Hariyoga menambahkan, strategi nasional ATS sangat penting dan diperlukan untuk memberikan panduan bagi para pemangku kepentingan, baik
pusat maupun daerah dalam menangani anak usia 7-18 tahun yang tidak pernah bersekolah pada semua jenjang pendidikan. (Wan/H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya