Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KEDEPAN Polri akan lebih modern, professional dan terpercaya lewat penguasa teknologi informasi yang hebat, serta layanan berbasis IoT dan Artificial Intelligence (AI).
Menurut pengembang teknologi informasi (TI) Kepolisian Tingkat 2 Divisi Teknologi Informasi dan Komunikasi (Div TIK) Mabes Polri, Brigjen Yehu Wangsajaya tidak menutup kemungkinan nantinya Polri akan memiliki robot polisi yang melayani masyarakat.
“Jadi impian saya, kita (Polri) harus punya Robo Cop (Robot Polisi) untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, serta menerima laporan-laporan,” tutur Yehu, dalam orasi ilmiahnya saat dikukuhkan sebagai anggota kehormatan Ikatan Ahli Informatika Indonesia (IAII) dalam webinar People-Centric Technology: IT Transparency & Traceability for Better Life yang digelar Universitas Budi Luhur bekerjasama dengan IAII (Ikatan Ahli Informatika Indonesia) DPW DKI Jakarta, kemarin.
Dia mengungkapkan, jika dalam era society 5.0 pemanfaatan teknologi AI sangat dibutuhkan, dan ke depannya visi polisi akan mengubah pemolisiannya dengan digital.
“Kita (Polri) sedang membangun itu semua serta mengembangkan setiap layanan polisi dengan menggunakan AI,” ujar alumnus Universitas Budi Luhur (UBL).
Yehu menambahkan, dengan Society 5.0 maka AI bisa mengolah big data yang dapat meningkatkan kemampuan manusia untuk tujuan-tujuan yang bersifat humanis. Pihaknya memprediksi, manusia akan memasuki era ketika semua teknologi adalah bagian dari manusia itu sendiri.
Baca juga : Perguruan Tinggi Didorong Terapkan Penggunaan Teknologi Geospasial
Society 5.0 merupakan konsep yang dirumuskan mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe yang dikemukakan di ajang CeBIT, Hannover, Jerman pada 2017. Abe menyebut, Society 5.0 apat membantu Jepang menangani berbagai permasalahan, yang kemudian konsep tersebut diresmikan pada Januari 2019.
Sementara itu, Ketua DPW IAII DKI Jakarta Wendi Usino mengatakan, jika dalam people centric technology terdapat transparasi dan traceability, yang mana itu sangat berkaitan dengan nilai-nilai kebudiluhuran.
UBL mengedepankan Sembilan nilai kebudiluhuran yang bisa dikombinasikan untuk kehidupan yang lebih baik berupa etika bagaimana menjadi insan-insan Informatika yang cerdas dan berbudi luhur.
“Saya Kombinasikan etika bisnis dalam mengembangkan aplikasi yang bisa dipercaya, dengan nilai kebudiluhuran antara lain: sabar menyusukuri, cinta kasih, suka menolong, jujur, tanggung jawab, rendah hati, toleransi, kerjasama, sopan santun, yang bisa dipercaya. Budi Luhur for Better Life,’’ pungkas Wendi Usinoyang juga Rektor UBL. (RO/OL-2)
Penyakit antraknosa merupakan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh petani cabai di Indonesia, yang dapat mengakibatkan kerugian signifikan jika tidak ditangani.
Tiongkok menggelar setengah maraton humanoid pertama di dunia yang diikuti lebih dari 20 robot berkaki dua, berlari berdampingan dengan 12.000 pelari manusia di distrik Yizhuang, Beijing.
Peniruan kesadaran tampaknya jadi obsesi tertinggi manusia dalam mengembangkan teknologi, terutama yang berbasis artificial intelligence (AI).
Lunar Trailblazer adalah salah satu misi revolusioner NASA yang dirancang untuk mempelajari distribusi air di permukaan Bulan.
Peneliti memperkenalkan platform "Cosmos," sebuah sistem simulasi multiverse baru yang dapat menghasilkan data besar untuk melatih robot otonom dan kendaraan cerdas.
Menggabungkan sensor dan sistem navigasi yang canggih, robot yang diberi nama BADAK V7 ini mampu memetik buah apel langsung dari pohon secara otomatis.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved