Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Seniman Tisna Sanjaya Raih Anugerah Kebudayaan Indonesia 2020

Zubaedah Hanum
20/12/2020 08:05
Seniman Tisna Sanjaya Raih Anugerah Kebudayaan Indonesia 2020
Tisna Sanjaya MSch, seniman, yang juga Ketua Kelompok Keahlian Seni Rupa, Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB.(ITB)

DOKTOR Tisna Sanjaya MSch, 62, seniman, yang juga Ketua Kelompok Keahlian Seni Rupa, Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (FSRD ITB) meraih Anugerah Kebudayaan Indonesia 2020 dari Kemendikbud pada kategori Pencipta, Pelopor, dan Pembaharu.

Tisna memeroleh penghargaan tersebut atas perkembangan proyek seni lingkungan yang berjudul Pusat Kebudayaan Cigondewah atau Imah Budaya Cigondewah. Tempat ini merupakan galeri seni yang juga berfokus pada pemberdayaan masyarakat di Cigondewah Kaler, Kota Bandung, Jawa Barat.

Tisna mengatakan, keikutsertaannya dalam ajang itu atas dukungan Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. “Saya mengumpulkan persyaratan seperti CV dan berkas lainnya. Selain itu, tim penilai Kemendikbud datang untuk meninjau karya seni saya,” ungkapnya seperti dilansir dari laman ITB.

Setelah dinyatakan lolos administrasi, Tisna menjalani wawancara daring dan luring dengan beberapa pakar di bidang seni sehingga membuat proses nominasi tersebut, menurutnya kian susah. Dengan seleksi yang ketat, Tisna akhirnya berhasil memperoleh penghargaan Anugerah Kebudayaan Indonesia tahun 2020 kategori Pencipta, Pelopor, dan Pembaharu.

Pria yang memperoleh gelar magister dari Freie Kunst Hochschule für Bildende Künste Braunschweig (HBK) Jerman ini mengungkapkan bahwa penghargaan yang ia peroleh merupakan bentuk pengakuan dan kehormatan dari pemerintah kepada FSRD ITB.

“Penghargaan ini merupakan salah satu bentuk kehormatan untuk semua sivitas akademika yang terus semangat untuk menciptakan karya seni di masa yang sulit, terutama saat pandemi terjadi,” jelasnya.

Anugerah Kebudayaan Indonesia merupakan salah satu bentuk apresiasi pemerintah terhadap orang-orang/pihak yang berkontribusi di dunia seni dengan kategori pelestari; pencipta, pelopor dan pembaharu; anak dan remaja; maestro seni tradisi; komunitas; dan pemerintah daerah. Pengumuman tersebut disampaikan pada 23 November 2020 lalu.


Jadi ikon
Imah Budaya Cigondewah merupakan salah satu bagian dari penelitian disertasi yang dilakukan oleh Tisna semasa menempuh pendidikan S-3 di Institut Seni Indonesia, Yogyakarta.

Hingga saat ini, Imah Budaya Cigondewah sudah menjelma menjadi ikon tersendiri bagi masyarakat lokal yang menyediakan beberapa kegiatan pemberdayaan sosial. Visi misinya adalah menciptakan rasa cinta pada alam dengan spirit revitalissi tradisi lama yang berkolaborasi dengan kreasi semangat zaman kontemporer.

Dari pengalaman ini, Tisna berharap bahwa seluruh fakultas/sekolah di ITB perlu melakukan banyak kolaborasi sebagai kontribusi terhadap pembentukan kebudayaan di Indonesia melalui seni dan karya-karya yang solutif lainnya.

"Tak hanya itu, seluruh pengajar dan peneliti perlu memiliki komitmen untuk memajukan pendidikan di bidang masing-masing. Serta bisa bersosialisasi dengan berbagai pihak dalam maupun luar negeri,’’ serunya.

Dikutip dari laman Wikipedia, Tisna Sanjaya lahir di Bandung, Jawa Barat, 28 Januari 1958. Namanya dikenal secara luas melalui karya-karyanya berupa lukisan yang terpajang di puluhan kali pameran yang diselenggarakan baik dalam negeri maupun luar negeri.

Bakat seninya terlihat sejak usia muda. Ia sering menggambar di tembok-tembok rumah. Kendati orangtuanya pedagang ayam, namun mereka sangat mendukung bakat seninya. Ini karena lingkungan rumahnya tak jauh dari kesenian.

Setelah menamatkan pendidikan di Studio Seni Grafis ITB (1986), Tisna memperdalam seni etsa di Braunschweig College of Fine Arts dengan beasiswa Goethe-Institut. Dalam studio kerjanya di sebuah kota tua di bagian utara Jerman itulah Tisna menemukan 'Gua Hira'-nya.

Tisna dikenal lewat katyanya yang mendobrak tradisi formalisme seni grafis di ITB, dengan mulai membuat karya-karya bertema permasalahan sosial politik di Indonesia.

Pada 2014, Tisna merupakan salah satu penerima Anugerah Adhikarya Senirupa 2014 Kementerian Pariwisata. Sebelumnya ia juga meraih predikat Best Artist Phillip Morris Indonesia Art Awards 1997 dan peraih Award Sponsors of the Sapporo International Print Competition 1997 di Jepang. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya