Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi 15-17 Desember 2020

Suryani Wandari
15/12/2020 19:30
BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi 15-17 Desember 2020
Nelayan lego jangkar di pesisir pantai untuk menghindari gelombang tinggi di Perairan Karangsong, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (9/12).(ANTARA/Dedhez Anggara)

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpeluang terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia pada 15 - 17 Desember 2020.

Dilansir dari laman BMKG, terdapat pola tekanan rendah 1008 milibar (mb) di Samudra Hindia barat Bengkulu dan 1006 mb di Australia bagian utara.

Pola angin di wilayah utara ekuator Indonesia umumnya dari Barat Laut - Timur Laut dengan kecepatan berkisar 4 - 20 knots, sementara di selatan ekuator Indonesia umumnya dari Barat Daya - Barat Laut dengan kecepatan 4 - 25 knot. Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Banda, Perairan Agats - Amamapere, Perairan Kep. Kei - Kep. Aru, Laut Arafuru bagian timur. Kondisi ini mengakibatkan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut.

Baca juga: MUI : Vaksin Covid -19 Mesti Penuhi Standar Halal

"Kondisi tersebut mengakibatkan peningkatan gelombang setinggi 1,25 hingga 2,50 meter dan 2,50 - 4,0 meter yang berpeluang terjadi di beberapa perairan," tulis BMKG dalam keterangan resminya, Selasa (15/12).

Disebutkan perarian yang berpeluang terjadi peningkatan gelombang 1,25 hingga 2,50 meter yakni Perairan utara Sabang, Perairan barat Aceh - Kep. Mentawai, Perairan P. Enggano - Bengkulu, Perairan barat Lampung, Teluk Lampung bagian selatan, Selat Sunda bagian barat dan selatan, Perairan selatan Jawa - P. Sumba, Samudra Hindia barat Sumatra, Selat Bali - Lombok - Alas - Sape bagian selatan, Perairan P. Sawu - P. Rotte - Kupang, Selat Sumba bagian barat, Laut Sawu, Selat Ombai, Samudra Hindia selatan Bali - NTT, Perairan utara Kep. Anambas - Kep. Natuna, Selat Karimata bagian selatan, Laut Jawa, Perairan selatan Kalimantan, Laut Seram, Perairan selatan P. Buru - P. Seram, Laut Banda bagian barat, Perairan Kep. Sermata - Kep. Babar, Perairan Fakfak - Kaimana, Laut Arafuru bagian barat, Perairan timur Bitung Kep. Sitaro, Perairan Kep. Sangihe - Kep. Talaud, Laut Maluku, Perairan Kep. Halmahera, Laut Halmahera, Perairan utara Papua barat - Papua, Samudra Pasifik utara Halmahera - Papua.

Sementara gelombang yang lebih tinggi kisaran 2,50 - 4,0 meter berpeluang terjadi di beberapa perairan Indonesia lainnya, diantaranya adalah Laut Natuna utara, Samudra Hindia selatan Jawa, Laut Banda bagian timur, Perairan Kep. Tanimbar, Perairan Kep. Kei - Kep. Aru, Perairan Amamapare - Agats, Laut Arafuru bagian tengah dan timur.

Baca juga: Antisipasi Covid-19, Pemerintah Larang Kerumunan Libur Nataru

Menurut BMKG, potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran. Untuk itu, BMKG selalu mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama bagi nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi laut.

BMKG pun merinci agar transportasi laut memerhatikan kecepatan angin dan tinggi gelombang seperti perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1.25 m), kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1.5 m), kapal ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.5 m), dan kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4.0 m). 

"Mohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," pungkas BMKG. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : HUMANIORA
Berita Lainnya