Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
BERBAGI peran dengan berkolaborasi dan bergotong-royong adalah salah satu solusi untuk menghadapi berbagai perubahan yang terjadi saat ini dan di masa datang.
"Generasi muda harus pandai menempatkan diri dalam menghadapi berbagai perubahan pascapandemi Covid-19 agar tetap survive," kata Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat dalam acara Temu Tokoh bertema Disrupsi dan Pandemi: Tantangan Bagi Kaum Muda secara daring di depan civitas akademika Universitas Bojonegoro, Jawa Timur dan Universitas Muhammadiyah, Sidoarjo, Jawa Timur, secara terpisah, Senin (14/12).
Hadir dalam acara di Bojonegoro antara lain Drs. Soehadi Moeljono., M.M (Mantan Sekda Kab. Bojonegoro 2 periode), Arief Januwarso, S.Sos., M.Si (Ketua Yayasan Universitas Bojonegoro) dan Dr. Tri Astuti Handayani MM., MHum (Rektor Universitas Bojonegoro) sebagai narasumber.
Sedangkan di Sidoarjo hadir Drs. Suyoto., M.Si (Mantan Bupati Bojonegoro) dan Eko Hardiansyah, M.Psi (Wakil Rektor Univ. Muhammadiyah Sidoarjo) sebagai narasumber.
Menurut Lestari, dalam menghadapi situasi yang selalu berubah seperti saat ini, membangun reputasi dan integritas diri kita adalah yang utama.
Rerie, sapaan akrab Lestari, menilai di tengah perubahan di berbagai sektor yang berdampak dan dipahami sebagai ancaman bagi banyak orang, kondisi saat ini sekaligus menciptakan beragam kesempatan.
Dampak disrupsi, jelas Rerie, menyebabkan jutaan jenis pekerjaan hilang, namun pada saat bersamaan jenis pekerjaan baru akan muncul.
Saat inilah, menurut Rerie, sapaan akrab Lestari, kesempatan untuk berpikir dan menata langkah kita agar bisa menjawab tantangan di masa kini dan mendatang.
"Kita harus mampu menguasai teknologi dan terus belajar banyak hal untuk menghadapi perubahan," ujarnya.
Di masa datang, jelas Legislator Partai NasDem itu, bidang kesehatan, perdagangan, pendidikan dan lingkungan hidup diperkirakan menjadi bidang yang banyak mendapat perhatian.
Kesiapan generasi muda untuk bekerja dengan budaya yang berbeda, menurut Rerie, juga sangat diperlukan. Karena di era globalisasi yang tanpa batas saat ini, jelasnya, kolaborasi dengan berbagai bangsa dengan budaya yang berbeda merupakan sebuah keniscayaan.
Guna menghadapi kondisi itu, tegas Rerie, generasi muda juga harus memperkuat pemahaman tentang nilai-nilai kebangsaan yang kita miliki.
Pemaknaan dan pelaksanaan dari nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam Pancasila, UUD 1945, Bineka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) itu, menurut Rerie, untuk mewujudkan ketahanan nasional dan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. (OL-8)
KEBERPIHAKAN terhadap korban dalam tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang kerap melibatkan perempuan harus dikedepankan.
DORONG pemanfaatan hasil TKA untuk kebutuhan evaluasi dan peningkatan kualitas pendidikan nasional, sehingga mampu melahirkan generasi penerus bangsa yang berdaya saing.
Komitmen terhadap pengelolaan lingkungan berkelanjutan harus ditegakkan secara konsisten demi menjawab ancaman serius akibat pemanasan global.
PENINGKATAN literasi peserta didik di sejumlah sektor harus didukung konsistensi kebijakan dan political will semua pihak terkait.
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengatakan pentingnya data yang memadai untuk memahami kebutuhan kelompok rentan dalam pembangunan
Lestari Moerdijat mendorong implementasi Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat dalam mewujudkan generasi penerus bangsa yang berkarakter
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved