Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Waspadai Bencana saat Puncak Musim Hujan

Atalya Puspa
14/12/2020 00:40
Waspadai Bencana saat Puncak Musim Hujan
Cuaca mendung di langit Jakarta(ANTARA)

BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 2.676 bencana alam terjadi di Indonesia pada periode Januari
hingga 10 Desember 2020. Memasuki puncak musim hujan tahun ini, BNPB mewanti-wanti publik agar waspada dengan potensi bencana hidrometeorologi dengan mengantisipasinya sejak dini bersama keluarga.

“Siap siaga terhadap potensi bencana hidrometeorologi. Persiapkan diri dan anggota keluarga dengan mulai mengenali risiko di sekitar,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati, kemarin.

Raditya mengutip data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang menyebut puncak musim hujan terjadi pada Januari hingga Februari 2021. BMKG juga melaporkan anomali iklim La Nina terpantau masih berlangsung di Samudra Pasifik dengan intensitas level moderat.

La Nina dapat memicu curah hujan yang jauh lebih tinggi dibandingkan kondisi normal. Potensi bencana susulan lain harus diwaspadai  seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor.

Menurut Raditya, BNPB telah menyampaikan arahan kesiapsiagaan kepada seluruh badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) di
seluruh provinsi. Sosialisasi pencegahan perlu segera dilakukan guna menekan dampak bencana.

Dia mengingatkan pencegahan harus tetap mengutamakan protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun. Hal ini diperlukan agar tidak muncul masalah baru, yakni klaster covid-19 saat menghindari bencana.

Untuk itu ketersediaan logistik kesehatan untuk memenuhi protokol harus tersedia di tempattempat rawan bencana. Logistik tersebut untuk pihak-pihak yang terlibat terutama relawan, tenaga kesehatan, maupun warga yang terdampak bencana.


Pola berulang

Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Lilik Kurniawan di acara diskusi daring bertema Literasi kebencanaan di Indonesia: Apa Perlu?, kemarin, mengatakan pada umumnya bencana alam di Indonesia merupakan  peristiwa yang berulang.

Artinya, bila hari ini terjadi bencana alam maka 10 tahun lagi kejadian yang sama bisa terulang. Atau contoh lainnya yang sudah menjadi rutinitas ialah bencana hidrometeorologi setiap tahunnya selalu menimpa Tanah Air.

“Bila suatu daerah terkena banjir maka tahun depan akan terulang lagi jika tidak ada intervensi dari pemerintah setempat atau penanganan bencana tersebut. “Tentu saja intervensinya untuk jangka panjang yang kita sebut pencegahan dan mitigasi,” katanya.

Pada kesempatan itu dia mengingatkan saat ini terdapat empat gunung api yang sedang erupsi. Tentu saja kondisi itu mengharuskan semua pihak terutama masyarakat harus siap siaga bila terjadi bencana.

Dengan mengedepankan rasa kesiapsiagaan tadi, maka harapannya tidak akan ada korban jiwa akibat letusan gunung api maupun bencana lainnya di Tanah Air.

Lilik mengatakan sebagai negara yang berada di wilayah rawan bencana, masyarakat Indonesia tidak bisa mengelak atau menghindar. Namun, setidaknya upaya-upaya pencegahan atau mitigasi jatuhnya korban harus tetap dilakukan. (Medcom.id/Ant/H-1)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya