Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
Gerakan tanah jenis rayapan saat hujan deras harus diwaspadai karena dapat memicu longsor yang lebih besar. "Gerakan tanah dengan jenis rayapan merupakan jenis pergerakan yang lambat. Kondisi ini dimungkinkan karena topografi wilayah yang tidak terlalu terjal, sehingga gaya gravitasi yang menyebabkan longsoran juga tidak terlalu besar," kata Koordinator Bidang Bencana geologi Pusat Mitigasi Unsoed Indra Permanajati di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Sabtu (5/12).
Akibatnya, gerakan tanah menjadi tidak terlalu cepat atau bersifat lambat. Namun, kondisi tersebut harus terus diwaspadai karena pergerakan tanah jenis rayapan biasanya membentuk retakan-retakan.
Baca juga: Menteri Sosial: Kepesertaan PKH Maksimal Lima Tahun
"Retakan ini sebagai media air masuk ke dalam tanah, sehingga kalau curah hujan tinggi, gerakan tanah akan makin cepat. Tetapi, kalau musim kemarau mungkin gerakan tanah menjadi lambat atau sama sekali berhenti," kata Indra.
Sebagai langkah antisipasi, kata dia, masyarakat bisa segera menutup retakan-retakan tersebut dengan tanah untuk meninimalisasi aliran air yang masuk.
"Masyarakat juga bisa membuat media-media penghambat longsor seperti cerucuk bambu atau menanam pohon berakar kuat atau dapat juga memanfaatkan karung untuk menampung tanah dan dikombinasikan dengan cerucuk bambu lalu dipasang pada daerah longsor bagian bawah untuk menahan longsoran sementara," katanya.
Dia menyebutkan bahwa bencana pergerakan tanah yang terjadi di Kalitlaga, Kecamatan Pagentan, Banjarnegara pada Kamis (3/12) merupakan contoh dari gerakan tanah jenis rayapan.
"Sifatnya lambat, namun jika hujan deras terus menerus retakan-retakan yang muncul akibat gerakan tanah bisa jadi media air masuk ke dalam tanah hingga akhirnya memicu longsoran yang lebih besar, sehingga harus segera diantisipasi," katanya.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, Jawa Tengah menginformasikan bahwa 348 orang warga Desa Kalitlaga, Kecamatan Pagentan terpaksa mengungsi akibat terdampak pergerakan tanah yang melanda wilayah tersebut.
Kepala Pelaksana BPBD Banjarnegara Aris Sudaryanto melalui Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Budi Wahyono mengatakan hingga hari ini tercatat ada 348 orang pengungsi yang terbagi dalam 13 lokasi baik di dalam maupun luar desa.
Dia menjelaskan warga mengungsi akibat tanah longsor yang terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut pada Kamis (3/12).
Menurut data terakhir yang dikumpulkan oleh tim di lapangan, longsor telah mengakibatkan 12 rumah warga rusak berat, 5 rusak sedang dan 3 rusak ringan.
Selain itu banyak rumah warga yang mengalami keretakan pada tembok dan lantainya, sehingga terpaksa mengosongkan rumah karena khawatir terjadi pergerakan tanah susulan.
"Bukan hanya mengakibatkan kerusakan pada rumah warga, jalan antardukuh juga mengalami kerusakan dan listrik di lokasi masih dipadamkan hingga saat ini. Warga dianjurkan mengungsi karena dikhawatirkan terjadi pergerakan tanah susulan mengingat hingga saat ini kondisi cuaca masih hujan deras," ujarnya. (Ant/H-3)
Kecamatan Banjarnegara termasuk wilayah rawan longsor. Kajian inaRISK menyebutkan wilayah tersebut berada pada bahaya tanah longsor dengan kategori sedang hingga tinggi.
The Ascott Limited (Ascott), resmi membuka hotel dengan brand FOX di kota Banjarnegara, Jawa Tengah dengan nama Fox Harrus Hotel & Conventions Banjarnegara.
Dengan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, orang bisa dengan mudah melihat unggahan di dunia maya maupun media sosial yang memamerkan kemewahan hidup atau flexing.
BEREDAR kabar vokalis band Sukatani, Novi Citra Indriyati alias Twister Angel dipecat dari pekerjaan sebagai guru di SDIT Mutiara Hati di Banjarnegara Jawa Tengah
Kepala Pelaksana Harian BPBD Banjarnegara Arif Rahman mengatakan relokasi bakal menjadi opsi bagi warga yang terkena dampak bencana tanah bergerak di Desa Kebutuhjurang.
BURUKNYA sistem pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Sumur Batu oleh Pemerintah Kota Bekasi berbuah bencana.
Intensitas hujan tinggi yang dmulai sekitar pukul 16.00 WIB itu mengakibatkan sejumlah titik di Kota Bogor dilanda bencana. Hujan baru mereda sekitar 20.30 WIB.
Jika lahan seluas 6.000 meter persegi di Kelurahan Pasir Putih itu dimanfaatkan sebagai TPA, pemkot pasti tidak keteteran dan sampah kota pun tak menumpuk atau berserakan.
Satu orang selamat dan seorang lagi ditemukan tewas akibat tertimbun tanah saat melakukan pembangunan basement perkantoran di Duren Sawit.
Rinciannya ialah 3 orang warga negara Inggris, 2 orang warga negara Amerika Serikat (AS) dan 1 orang warga negara Australia.
TIM penolong kemarin menemukan lebih dari 100 mayat pekerja tambang batu giok yang terkubur lumpur akibat longsor di Myanmar sebelah utara.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved