Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Selamatkan Ekosistem Danau lewat Satu Basis Data

( Faustinus Nua/H-2)
05/12/2020 03:30
Selamatkan Ekosistem Danau lewat Satu Basis Data
(Sumber: LIPI/Kementerian LH/Riset MI-NRC)

TERDAPAT lebih dari 1.575 danau di Indonesia yang terdiri atas 840 danau besar dan 735 danau kecil (situ). Luas keseluruhannya diperkirakan mencapai 491.724 hektare, menurut data Bappenas (2016).

Sebagian dari danau itu berada dalam kondisi kritis dan sudah lama menjadi target prioritas nasional untuk ditangani. Misalnya, Danau Tempe di Sulawesi
Selatan yang mengalami sedimentasi dan banjir dengan periode cukup lama. Contoh lainnya ialah eksploitasi pengelolaan Danau Toba yang meliputi 7 kabupaten di Sumatra Utara.

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang PS Brodjonegoro mengamini peliknya masalah pengelolaan danau di Indonesia.

“Sejak saya di Bappenas, banyak isu terkait dengan pengelolaan danau yang muncul,” ujar mantan Menteri PPN/Kepala Bappenas itu dalam webinar, Kamis (3/12).

Menurutnya, belum adanya koordinasi dan batas yang jelas antara pusat dan daerah menjadi kendala dalam menyelesaikan masalah danau. Padahal, peran
danau sangat penting bagi masyarakat. “Fungsi danau sebagai sumber dan penampung air sering dilupakan,” ucapnya.

Berangkat dari keprihatinan itu, imbuhnya, pemerintah membuat buku identifikasi berseri, Identifikasi Danau Indonesia, yang diterbitkan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Menristek berharap upaya ini dapat menjadi data awal untuk membuat sistem basis data nasional yang menampung seluruh data dan informasi danau Indonesia sehingga dapat menjadi rujukan nasional.

Selain itu, kata Bambang, monitoring ekosistem danau melalui penerapan sistem pintar (smart system) juga penting dilakukan. Buku Identifikasi Danau Indonesia dibuat dalam beberapa seri, yakni Sumatra, Jawa-Bali-Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku-Papua, dan Kalimantan.

Dalam menyusun buku ini, LIPI menggunakan citra satelit di tahun tertentu. Salah satu tim penyusun buku, Aan Dianto, peneliti dari Pusat Penelitian Limnologi LIPI menceritakan, danau-danau berukuran kecil hingga sangat kecil sulit diiidentifi kasi. Selain itu, tutupan awan pada musim hujan juga menjadi hambatan dalam memetakannya.

Kepala LIPI Laksana Tri  Handoko mengingatkan, membahas persoalan danau tidak sebatas menghitung jumlahnya.

“Untuk mengembalikan daya dukung dan keberlanjutan danau perlu didukung pendekatan riset integratif dan holistis dengan berbagai modifikasi dan kolaborasi seluruh pihak,” ujarnya. ( Faustinus Nua/H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya