Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
RELAWAN tentunya sebuah kata yang sudah tidak asing mampir di telinga kita. Kala terjadi bencana alam, apalagi seperti masa-masa pandemi saat ini, kata relawan pun menyertainya. Mereka selalu bersedia dan ada tanpa dipanggil untuk meluangkan waktu, tenaga atau apa saja yang bisa disumbangkan agar bisa meringankan beban sesama. Tapi apakah relawan selalu muncul hanya saat bencana alam dan masa pandemi saja?
Berkaitan dengan perayaan Hari Disabilitas Internasional setiap 3 Desember, penulis ingin mengangkat sosok relawan yang selalu ada bagi teman-teman yang bertalenta khusus dan tentunya mereka pun selalu ada di hati para atlet. Kiprahnya bersama teman-teman bertalenta khusus telah berhasil mengangkat derajat mereka untuk bisa turut mengharumkan nama bangsa dalam ajang kompetisi olahraga sampai ke tingkat dunia.
Sabtu pagi adalah hari yang paling ditunggu bagi atlet bertalenta khusus untuk olahraga bersama yang dipandu oleh kakak-kakak pelatih dari Special Olympics Indonesia, yaitu organisasi bagi penyandang disabilitas intelektual untuk dibina lewat pelatihan dan kompetensi olahraga sepanjang tahun. Tujuannya agar mereka bisa menjadi individu yang sehat dan tumbuh dengan percaya diri. Mereka ada yang terlahir dengan down syndrom, autis, dan slow learner. Kalau sebelum pandemi, mereka biasa berolahraga di Stadion Velodrome, Jakarta Timur. Namun selama pandemi kegiatan dialihkan secara daring, tapi keseruannya tetap terasa sama. Mereka tidak hanya melatih secara fisik, tapi juga menjalin kedekatan secara emosional dengan atlit.
“Pelatih kami sangat baik hati dan suka menolong pada saat atlet mengalami kesusahan. Pelatih yang kami kenal dengan senang hati akan mendampingi kita. Jasa para relawan sangat tak ternilai bagi kita. Pelatih selalu mendukung para atlet di tengah pertandingan untuk menyemangati. Kami, para atlet bangga punya pelatih yang tangguh dan berjuang sepenuh hati untuk kami. Tanpa ada pelatih, kami tidak bisa menempuh apa yang akan diraih dan tiada semangat yang menggelora. Pelatih ada di sisi atlet pada saat pertandingan untuk mengarahkan ke jalur kemenangan. Tanpa henti para atlet menyumbangkan senyuman pada pelatih. Pelatih lebih dari sekadar relawan yang sudah menjadi pahlawan bagi kami,” demikian pendapat beberapa atlet tentang pahlawan mereka.
Kak Suci, demikian biasanya mereka memanggilnya, adalah salah seorang relawan yang melatih teman-teman atlet bertalenta khusus. Suci Noor Rahmawaty adalah nama lengkapnya, lulus dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), jurusan Pendidikan Luar Biasa. Sehari-hari ia berprofesi sebagai guru pembimbing khusus di SD negeri inklusi di Jakarta Timur. Selain sebagai pelatih relawan di Special Olympics Indonesia (SOina), ia juga aktif sebagai pelatih di National Paralympic Committee (NPC) Jakarta, khusus membimbing atlet disabilitas intelektual dan disabilitas fisik.
Konsentrasi dan koordinasi
Mulai bergabung di Special Olympics Indonesia pada 2010, berarti Kak Suci sudah lebih dari 10 tahun menjadi relawan. Luar biasa! Kalau berkarir di kantor mungkin sudah berada di level manajer. Tapi, atlet disabilitas selalu memanggil nuraninya. Sejak awal terjun sebagai pelatih relawan di SOina ia langsung melatih cabang olahraga bocce. Permainan bocee berasal dari Italia dan sudah dilakukan 7.000 tahun lalu. Bocce serupa dengan permainan boules dari Prancis atau petanque, dan English lawn bowls.
Bocce, boules, petanque dan lawn bowls sebagai 'satu keluarga' merupakan salah satu dari tiga olahraga yang melibatkan peserta terbanyak di dunia. Bocce sebagai salah satu olahraga Special Olympics memberikan kesempatan kepada penyandang disabilitas intelektual untuk kontak sosial, membangun fisik dan untuk mendapatkan kepercayaan diri (Special Olympics Indonesia, 2020).
Permainan bola bocce terdiri dari 8 bola besar dan 1 bola kecil. Bola besar beratnya tidak lebih dari 1 kg terbuat dari logam dan ada juga yang dari kayu. Pertama, bola yang kecil (bola palina) digelindingkan ke tengah lapangan. Kemudian ambil salah satu bola besar dan gelindingkan mendekati bola palina tersebut. Semakin dekat jaraknya nilainya akan semakin baik. Kelihatannya mudah tapi membutuhkan fokus pikiran dan kekuatan lemparan. Untuk bermain bocce membutuhkan koordinasi tangan, kaki, badan, mata dan pikiran. Tentunya ini menjadi tantangan besar bagi pelatih untuk melatih konsentrasi dan koordinasi teman-teman di SOina.
Tugas pokok sebagai relawan pelatih di Special Olympics Indonesia adalah fokus pada pembinaan atlet. Menyemangati atlet yang lagi ngambek, memotivasi atlet agar lebih semangat lagi latihannya. Selain itu membantu atlet yang masih kesulitan melakukan suatu teknik, dan menenangkan atlet yang lagi tantrum. Yang paling utama ialah mendorong atlet agar lebih berani untuk mencoba tentu bukanlah hal yang mudah
Satu pesan yang akan selalu diingatnya adalah untuk bisa berkomunikasi dengan atlet harus menggunakan hati dan harus ikhlas supaya atlet juga bisa menerima signal tersebut. Ketika sudah berhasil pendekatannya, hambat dilapangan saat melatih mereka pun bisa diminalisir. Pendekatan secara hati adalah cara yang paling ampuh apalagi ketika persiapan perlombaan.
Setiap momen bersama atlit Special Olympics Indonesia selalu menjadi saat-saat yang bahagia. Terutama mendampingi mereka untuk berjuang di tingkat dunia seperti Special Olympics World Games. Mereka adalah pejuang olahraga yang berlaga membawa nama bangsa Indonesia. Pada 2013 Kak Suci pertama kali mendampingi atlet dalam ajang Special Olympics Asia Pacific Regional Games di New Castle, Australia. Kontingen Indonesia mengirimkan 68 atlet dan berhasil meraih 19 emas, 30 perak dan 27 perunggu. Kemudian pada 2019, di Special Olympics World Summer Games di Abu Dhabi, UEA dengan kekuatan 68 atlet Indonesia menyabet 11 emas, 6 perak dan 4 perunggu.
Bagian dari keluarga
Bagi Kak Suci hubungan mereka bukan sekadar atlit dan pelatih, tapi sudah seperti adik kakak. Menjadi relawan bagi disabilitas sudah pasti disertai segudang tantangan dan masalah. Pelatihan olahraga di SOina tidak hanya sekadar pelatihan olahraga biasa. Tapi mereka benar-benar menerapkan kebutuhannya seperti atlit elit dari sisi disiplinnya, asupan gizinya, periode latihannya dan lain sebagainya. Para atlet SOina ibarat keluarga kedua bagi Kak Suci.
Dedikasi Kak Suci sudah pasti tak terbilang. Sapaan, senyuman, pelukan yang tulus sungguh membuat kami berbesar hati. Bagi kami ia bukanlah sekadar relawan tapi sudah menjadi pahlawan.
MEMPERTAHANKAN gelar juara umum menjadi target Indonesia dalam ajang ASEAN Para Games (APG) 2020 di Filipina pada 18-25 Januari mendatang.
Selain untuk mengetahui performance atlet, pelaatnas jarak jauh juga untuk menjaga memotivasi atlet agar tidak menurun selama di berada daerah masing masing.
Kontingen Paralimpiade Indonesia dijadwalkan akan berangkat ke Tokyo untuk berpartisipaisi di Paralympic Games 2020 pada 17 Agustus mendatang.
Presiden Joko Widodo memberikan bonus sebesar Rp309 miliar kepada seluruh atlet yang meraih medali pada ASEAN Paragames 2022 yang digelar 30 Juli-6 Agustus silam.
INDONESIA yakin mampu menjadi juara umum dalam keikutsertaan di ajang pesta olahraga difabel ASEAN Para Games XII, di Kamboja dengan target 123 medali emas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved