Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Andhini Miranda Kampanyekan Hidup tanpa Sampah

Putri Rosmalia Oktaviyani
26/11/2020 00:30
Andhini Miranda Kampanyekan Hidup tanpa Sampah
Andhini Miranda, inisiator gerakan Keluarga tanpa Sampah(Dok. Pribadi)

“SAYA yakin kalau anak saya bisa memilih, pasti dia tidak mau lahir dalam kondisi lingkungan bumi yang tidak kondusif dan tercemar karena sampah,” ujar Andhini Miranda, inisiator gerakan Keluarga tanpa Sampah, kepada Media Indonesia, Sabtu, (14/11).

Melalui akun Instagram-nya, @021suarasampah, Andhin sebagai mana ia biasa disapa, mendedikasikan kesehariannya untuk melakukan aksi dan kampanye hidup tanpa sampah. Setidaknya sejak 2012, ia sudah mulai aktif melakukan upaya-upaya pengurangan sampah.

Awalnya tahun 2012, saya lagi hamil 7 bulan lalu riset apa saja yang perlu dibeli. Saya menemukan artikel soal dampak sampah popok sekali pakai. Ada foto gunungan sampah popok. Saya baru tahu ternyata popok jadi salah satu sampah yang paling banyak dijumpai di laut, sulit terurai, dan mengandung residu,” ujar Andhin.

Andhin mengatakan, momen itu menjadi titik balik bagi kehidupan ia dan sang suami. Sejak saat itu, perempuan berambut pendek itu jadi lebih banyak tahu masalah yang muncul karena sampah, terutama sampah popok. Ia akhirnya memutuskan untuk menggunakan popok kain modern atau cloth diapers sejak anak pertama lahir.

“Jadi langkah pertama kami mengurangi sampah itu ialah dengan tidak menggunakan popok sekali pakai,” ujarnya.

Sejak saat itu, Andhin mulai mencari tahu berbagai hal tentang dampak sampah, cara pengelolaan, dan cara hidup minim sampah.  Ia  bersama keluarga kecilnya mulai menerapkan pola hidup yang sangat berbeda dari kesehariannya sebelumnya.

“Setelah menggunakan popok kain, kami pelan-pelan mengurangi sampah. Kami mulai ke mana-mana bawa tumbler dan tas kain. Tapi kemudian kami merasa itu saja tidak cukup,” ujarnya.

Sejak saat itu, tepatnya tahun 2018, Andhin secara total menghilangkan fungsi tempat sampah di rumahnya. Ia berpendapat itu ialah cara paling ampuh untuk bisa mengubah pola hidup tanpa sampah menjadi lebih efektif.

“Karena tidak ada tempat sampah, setiap kami mau membeli sesuatu selalu dipikirkan, apakah nanti akan ada potensi sampah dari barang yang dibeli. Kami jadi lebih bijak dalam berbelanja dan memilih apa yang sebaiknya kami konsumsi,” ujar Andhin.

Untuk sampah organik, ia mengolahnya menjadi kompos. Kompos digunakan sebagai pupuk bagi kebun kecilnya di rumah. Selain itu, ia juga mengolah sisa konsumsi menjadi masakan baru, cairan penyubur tanam an, cairan pembersih rumah, dan eco enzyme (cairan fermentasi limbah kulit buah).

Ia membuat sendiri berbagai produk pembersih rumah tangga sebagai substitusi produk-produk yang tidak ramah lingkungan. Untuk  kebutuhan pokok, ia memilih berbelanja di toko-toko curah atau bulk store. Bila harus berbelanja di supermarket, ia selalu membawa wadah untuk semua produk yang akan dibeli.

“Itu untuk bahan seperti ikan, ayam, bumbu dapur, buah dan sayur kami bawa wadah. Kalau produk seperti sabun mandi, sampo, pencuci piring, pembersih lantai, hingga pencuci pakaian kami selalu buat sendiri menggunakan bahan-bahan alami. Untuk pembersih lantai dan kaca menggunakan eco enzyme. Dengan begitu kami tidak mendapatkan sampah plastik pembungkus produk dan kami tidak mencemari  lingkungan dengan kandungan berbahaya dari produkproduk tersebut,” ujarnya.

Andhin mengatakan tak mudah untuk bisa sepenuhnya menerapkan hidup tanpa sampah. Ia membutuhkan waktu untuk penyesuaian sejak pertama kali memulainya di tahun 2012 hingga saat ini. Terutama karena ia dan suami tidak memiliki latar belakang ilmu lingkungan atau kimia. Namun, konsistensi dan keinginan untuk terus belajar yang ia terus lakukan akhirnya membuahkan hasil.


Manfaatkan instagram

Lewat gerakan mandiri yang awalnya hanya berskala rumah tangga, kini gerakan dan kampanye Andhin mulai meluas ke berbagai kalangan.

Melalui akun Instagram @021suarasampah, ia mulai sering membagikan kebiasaannya menjalani hidup tanpa sampah. Tak disangka ternyata respons masyarakat sangat positif. Akhirnya ia mulai rutin mengedukasi melalui unggahan di media sosial tentang cara mengubah pola hidup yang lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab.

Ia juga secara rutin menayangkan dialog melalui siaran virtual yang membahas berbagai hal tentang pencegahan dan pengelolaan sampah. Berbagai pelatihan dan edukasi secara langsung juga kerap ia lakukan sebelum pandemi. Baik di lingkungan keluarga besar, tempat tinggal, hingga ke berbagai sekolah di Jabodetabek.

“Jadi awalnya suara sampah adalah sebuah program sekolah minim sampah yang dibikin untuk event ‘Temu Pendidik Nusantara’ Oktober 2018. Karena menurut kami, sekolah adalah pintu masuk perubahan. Setelah itu, kami bikin platform Instagram dengan nama  @021suarasampah, untuk membagikan praktik hidup minim sampah yang kami jalani sehari-hari. Tak sangka ternyata justru bisa lebih meluas dan dijangkau lebih banyak orang,” ujarnya.

Meski begitu, Andhin mengatakan tidak mudah untuk bisa mengajak lebih banyak orang mau mulai menerapkan pola hidup berkelanjutan. Ajakan secara masif dianggapnya tak begitu ampuh untuk diterapkan pada sebagian orang.

“Akhirnya terhadap beberapa kalangan saya memutuskan untuk menjalani saja, biarkan orang lain melihat dan akhirnya mereka ingin tahu sendiri soal pola hidup berkelanjutan dan bertanggung jawab,” ujarnya.

Andhin mengatakan, setiap orang bisa memulai untuk menjalani pola hidup yang berkelanjutan dengan berbagai cara yang sederhana. Mulai dari mengubah pola keseharian secara bertahap, seperti mengurangi dan memilah sampah. Ia berharap dengan ia konsisten menularkan gerakannya, akan semakin banyak orang terinspirasi. “Karena semakin banyak orang yang memutuskan untuk tidak berkontribusi pada kerusakan lingkungan, akan semakin besar dampak positifnya bagi kesehatan lingkungan dan diri kita semua,” ujar Andhin. (M-4)
 


 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya