Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Nalar Kritis perlu Ditumbuhkan Sejak Dini

Mediaindonesia.com
21/11/2020 12:57
Nalar Kritis perlu Ditumbuhkan Sejak Dini
(MI/M Yakub)

Bernalar kritis menjadi salah satu nilai-nilai yang dirumuskan dalam enam sikap pelajar Pancasila sesuai arahan Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Karena itu, bernalar kritis perlu dimiliki anak muda Indonesia.

Kepala Puspeka Kemendikbud Hendarman menyampaikan dalam hal bernalar kritis pada praktiknya bisa dilakukan dengan memilah informasi. Saat mendapat informasi, harus pandai memilah-milah dan menafsirkan serta menggunakan informasi untuk kebaikan. "Milenial perlu membaca dulu dan melihat fenomena secara kritis atas informasi yang diperoleh mereka," ujar Hendarman.

Menurut Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud Iwan Syahril, sejatinya pendidikan karakter ada di setiap mata pelajaran di sekolah. Karena itu, pendidikan karakter tidak perlu jadi mata pelajaran khusus.

Ia mencontohkan, mata pelajaran biologi, tak hanya menghapal nama tumbuhan, hewan atau organ manusia. Tetapi juga bisa jadi ajang melatih berpikir kritis, sehingga mendorong siswa ingin terus belajar.

"Keinginan terus belajar ini bagian dari membangun pola pikir yang antara lain tetap bernalar kritis ingin mengetahui sesuatu yang lebih lanjut," kata Iwan.

Rusprita Putri Utami dari Puspeka Kemendikbud juga mengatakan karakter bernilai kritis adalah satu kemampuan yang penting dimiliki pelajar Pancasila.

"Untuk menunjang kesuksesan, bukan hanya dibutuhkan nilai sekolah ataupun IPK, akan tetapi karakter mendasar seperti memiliki bernalar kritis," tuturnya.

Pengamat pendidikan sekaligus Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia Prof Cecep Darmawan menyebutkan di era digital memberikan tantangan tersendiri bagi pendidikan karakter terutama bernalar kritis.

"Selain memberi kemudahan, era digital justru lebih banyak tantangan bagi pendidikan karakter karena pengaruh negatif juga masuk. Misalnya melalui konten-konten dewasa dan kekerasan, jadi pelajar pun perlu bernalar kritis atas informasi yang ada," ungkapnya.

Menurut dia, pelajar Pancasila harus memiliki filter terhadap nilai-nilai yang tidak sesuai Pancasila pada era digital tersebut. Karena itu, kata dia, dalam menumbuhkan bernalar kritis pada peserta didik, tak bisa hanya mengandalkan guru, tetapi juga butuh bimbangan orangtua di rumah. (RO/OL-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya