Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
SOAL ujian tulis masuk perguruan tinggi negeri (PTN) melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) tahun ini mengutamakan penalaran. Namun, tipe soal itu dikritisi oleh pengamat pendidikan Cecep Darmawan karena menyeleksi mahasiswa seharusnya tidak hanya sekadar mengutamakan aspek kecerdasan penalaran.
Cecep berpendapat semestinya harus ada juga soal yang dapat mengukur calon mahasiswa dari aspek kecerdasan emosional, keterampilan dan spritualitas.
“Idealnya literasi, numerasi dan macam-macam itu silakan saja dipilih. Tetapi, aspek yang dinilai atau yang diukur itu jangan hanya aspek kognitif. Tetapi juga ada aspek afektif dan psikomotor. Kalau hanya kognitif nanti hanya kecerdasan sepihak saja. IQ saja. Padahal harusnya seimbang,” kata Cecep kepada Media Indonesia, Jumat (24/3).
Baca juga: Sistem Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) Dinilai Bermasalah
Jika hanya mengandalkan satu aspek, yaitu kecerdasan, kata Cecep, dikhawatirkan kelak akan lahir sosok-sosok yang tidak memiliki keseimbangan kecerdasan.
Padahal tujuan dari pendidikan nasional itu semestinya bisa menyeimbangkan antara kecerdasan IQ, kecerdasan emosional hingga spiritual.
“Itu penting sekali. Makanya jangan sekadar aspek kognisi saja. Kecerdasan IQ saja. kecerdasan emosional itu juga penting, keterampilan juga penting, supaya lahir sosok yang dia patut atau tepat di perguruan tinggi. Dia bisa bersaing nanti,” ujar Cecep.
Baca juga: Skema Baru SNPMB 2023, Quipper Sediakan Materi Tes SNBT
Dia juga mengingatkan soal ketimpangan lain yang mungkin saja akan muncul ketika calon mahasiswa hanya diuji dari aspek nalar. Ketimpangan itu, kata Cecep, mungkin saja yang akan lolos masuk perguruan tinggi negeri hanya anak-anak perkotaan yang sebelumnya telah mendapatkan fasilitas dan mutu pendidikan yang baik semasa di bangku SLTA.
“Kalau hanya sekadar IQ, kecerdasan seperti itu ya nanti tetap anak-anak yang di sekolah unggul, di perkotaan, peluang untuk masuknya lebih besar nantinya. Padahal harusnya melihatnya Indonesia. Harus ada proporsi menurut saya,” jelas Cecep.
“Kalau saya melihatnya bukan hanya melihat hasil tes murni, harusnya juga dilihat rekam jejak anak ketika dalam konteks sekolah. Itu semestinya diperhitungkan,” pungkas dia. (Z-6)
Sebanyak 285.380 peserta dinyatakan lolos dari 860.976 pendaftar Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) 2025.
UNIVERSITAS Padjadjaran (Unpad) menerima sebanyak 3 ribu calon mahasiswa baru dari jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) 2025.
Sebanyak 3.811 peserta SNBT 2025 dari 11.553 peserta yang mendaftar, berhasil lulus masuk Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh.
Universitas Padjadjaran menerima 3.000 calon mahasiswa baru dari jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) tahun 2025.
INSTITUT Teknologi Bandung (ITB) menerima 1.740 calon mahasiswa baru program sarjana melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) 2025.
PANITIA seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2025 secara resmi mengumumkan Hasil Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) 2025.
INSTITUSI pendidikan harus terus mendukung untuk tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs) dengan berkomitmen pada pembangunan berkelanjutan berbasis pada aksi nyata.
Di tengah-tengah padatnya aktivitas kuliah, nongkrong dekat kampus jadi kegiatan tambahan para mahasiswa.
Langkah pemerintahan Trump bukan hanya mengancam masa depan mahasiswa, juga merendahkan kontribusi intelektual.
Saat ini, dari total mahasiswa yang terdaftar di Harvard, hampir 27% atau sekitar 6.800 orang merupakan mahasiswa internasional.
KAMPUS berperan penting dalam mencetak lulusan yang berdaya saing. Karena itu, kemampuan berwirausaha dan profesionalisme harus ditanamkan pada mahasiswa sejak awal jenjang kuliah.
Kampus tentu tidak boleh abai terhadap tantangan besar yang dihadapi dunia pendidikan tinggi Indonesia saat ini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved