Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Rekomendasi POP Ditindaklanjuti

Syarief Oebaidillah
16/11/2020 00:10
Rekomendasi POP Ditindaklanjuti
Dirjen GTK Kemendikbud Iwan Sjahri(Dok. pgdikdas.kemdikbud.go.id)

HASIL evaluasi dan rekomendasi terhadap Program Organisasi Penggerak (POP) yang diinisiasi Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) dari Inspektorat Jenderal Kemendikbud dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) segera ditindaklanjuti.

Hal tersebut disampaikan Dirjen GTK Kemendikbud Iwan Sjahril, kemarin setelah pihaknya menerima hasil rekomendasi tersebut belum lama ini. “Untuk Program Organisasi Pengerak, kami akan fokus pada upaya tindaklanjut rekomendasi-rekomendasi yang telah disampaikan dalam laporan evaluasi tersebut,” kata Iwan Sjahril menjawab Media Indonesia.

Iwan menegaskan implementasi POP akan terus dikawal Itjen Kemendikbud supaya program tepat sasaran sesuai dengan aturan yang berlaku. “Untuk rincian implementasi ini akan kami kabari lebih lanjut,” tukas Iwan.

Terkait temuan Itjen Kemendikbud tentang POP tersebut, pemerhati pendidikan Indra Charismiadji menilai Kemendikbud harus menjadikan POP sebagai pembelajaran. Pasalnya, program tersebut dinilai sangat strategis karena bisa membantu membantu menyelesaikan masalah mendasar pendidikan di lapangan, apalagi di masa pendemi covid-19 ini.

Menurut Indra banyaknya temuan masalah dalam POP itu menunjukkan program ini tergesagesa dan masih membutuhkan kajian yang matang.

Di antaranya dia menyoroti lembaga Yayasan SMERU sebagai mitra Kemendikbud untuk menilai proposal POP yang masuk. Ternyata dari hasil review, penunjukan SMERU tidak melalui tender atau prosedur pengadaan barang dan jasa yang sesuai.

Indra memahami POP 2020 akhirnya dihentikan sehingga dana bagi para ormas yang lolos seleksi belum disalurkan, namun bukan berarti tidak ada sama sekali uang POP yang keluar. Dia memperkirakan SMERU yang ditunjuk Kemendikbud sudah menerima aliran dana POP karena mereka sudah bekerja menilai proposal yang masuk.

Hemat dia dengan mundurnya NU, Muhammadiyah, dan PGRI pada POP 2020 menunjukkan adanya masalah. ”Hingga akhirnya adanya temuan dari Itjen Kemendikbud dan BPKP maka ini harus menjadi pembelajaran agar setiap program Kemendikbud berlangsung transparan dan tidak mencuatkan masalah. Sebab pendidikan sejatinya untuk mencetak SDM unggul yang diinginkan Presiden Jokowi,” tegas Indra sembari mengutarakan sikap kritis yang dilontarkan sebagai bentuk perhatian kepada kementerian untuk melaksanakan program pemerintah lebih baik.


Belum bersikap

Sebagai salah satu ormas yang bergerak di bidang pendidikan dengan kepemilikan jumlah sekolah serta guru yang banyak posisi  Muhammadiyah sangat strategis dalam mendukung program POP tersebut.

Evaluasi dan rekomendasi Itjen Kemendikbud terhadap program POP ini diharapkan bisa meletakkan program strategis ini tujuan mulia seperti pada walnya. Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti menjelaskan pihaknya masih memelajari rekomendasi tersebut. “Muhammadiyah belum mengambil keputusan. Masukan Irjen itu bersifat rekomendasi internal. Muhammadiyah perlu mengkaji sejauh mana manfaat program POP,” ujarnya saat dikonfirmasi tadi malam. (H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya