Headline
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.
JURNALIS foto senior Tanah Air, Oscar Motuloh, 61, ternyata baru mulai belajar fotografi ketika berusia 29 tahun meskipun sudah sangat akrab dengan gambar sejak kecil.
Dahulu, kisah Oscar, bapaknya memang hobi motret dan memiliki proyektor. Oscar pun sering menonton potongan-potongan gambar dari sana.
Namun, ketertarikan Oscar pada fotografi tidak lantas muncul begitu saja. Pengakuan tersebut ia ungkapkan saat menjadi bintang tamu dalam podcast Diksi yang tayang di kanal Youtube Media Indonesia, Selasa (3/11).
“Jadi, gambar deket sama gue dari kecil, tapi waktu itu gue belum tertarik untuk belajar motret. Meski bapak dulu sering motret gue dan adik-adik gue, sampai gue dewasa dan kemudian gue bergabung di Kantor Berita Antara tahun 1988,” aku Oscar.
Ya, laki-laki kelahiran 17 Agustus 1959 itu pun tak menyangka bahwa jalan hidupnya akan kembali pada foto. Pada waktu bergabung di Antara itulah memorimemori masa kecil Oscar terpanggil kembali.
“Gue belajar fotografi itu pada usia yang sudah agak telat ya, umur 28 atau 29 baru belajar. Jadi satu tahun gue masuk Antara itu gue belajar banyak tuh, gue ngejar ketinggalan gue dari temen-temen yang juga rival gue di lapangan,” imbuh laki-laki kelahiran Surabaya, Jawa Timur, itu.
Untuk mengatasi ketertinggalan tersebut, Oscar sering meminta bantuan seniornya agar mengajari teknik-teknik dasar fotografi. Ketekunannya dalam mempelajari editing foto membuat dirinya dipercaya sebagai penanggung jawab publikasi foto untuk kantor berita mitra Antara yang ada di luar negeri.
“Setiap hari gue belajar dari situ, gue ngelihat ribuan gambar. Lalu, gue pilih 20 gambar di antaranya yang versi kita nih untuk dikirim ke media-media luar,” papar laki-laki berambut gondrong ini.
Terkesan dengan Aceh
Selain piawai membidik momen-momen bersejarah dari lensa kameranya, Oscar juga memiliki kepedulian yang besar terhadap kemanusiaan.
Sering kali Oscar juga turut aktif untuk membantu para korban bencana melalui program penggalangan dana dalam konsep pameran fotografi maupun penerbitan buku kumpulan foto kebencanaan yang ia inisiasi secara sukarela.
Tercatat selama 1988-2020 Oscar mengabdikan diri sebagai jurnalis foto di Kantor Berita Antara. Posisi terakhirnya ialah Direktur Eksekutif Museum dan Galeri Foto Jurnalistik Antara.
“Bencana alam ini kan selalu membuat kesengsaraan, tapi juga memancing masyarakat untuk bisa bergotong royong dan saling membantu,” papar jurnalis berdarah Jawa-Minahasa itu.
Saat bencana tsunami menerjang Aceh pada 26 Desember 2004, Oscar secara spontan menggalang teman jurnalis lainnya untuk menerbitkan buku dan mengadakan pameran foto. Hal itu dilakukan sebagai bentuk partisipasi dukungan moral kepada masyarakat Aceh.
Kegiatan pameran fotografi jurnalistik kebencanaan yang ia gagas ini kemudian menjadi kebiasaan yang rutin ia lakukan setiap terjadi bencana.
“Kita ngelakuin ini semua bukan untuk sebuah nama atau apa, ini atas nama fotografi jurnalistik. Kita ingin mengembalikan ini ke masyarakat, dan itu sudah jadi tradisi kita ya setiap ada bencana,” cetusnya.
Berkaitan dengan pandemi covid-19, Oscar menyerukan agar para jurnalis dapat menginspirasi dan menjadi garda terdepan untuk menangkal bahaya hoaks. “Hoaks bahkan lebih parah daripada pandemi itu sendiri,” sahutnya. (H-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved