Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Demi Ekosistem Berkelanjutan

Putri Rosmalia Oktaviany
04/11/2020 23:00
Demi Ekosistem Berkelanjutan
Ernest Christian Layman(Dok. Pribadi)

ERNEST Christian Layman tak pernah menyangka perbincangannya dengan seorang sahabat soal masalah lingkungan justru   menggiringnya terjun lebih dalam pada isu tersebut. Ernest, begitu ia biasa disapa, akhirnya memutuskan fokus mengembangkan bisnis pengelolaan sampah. Ia sekaligus terjun ke masyarakat untuk memberikan edukasi akan pentingnya mengelola sampah dengan baik.

Ia percaya upaya membantu mengatasi permasalahan sampah harus segera dilakukan total dan fokus. Karena itu, ia akhirnya memutuskan mulai merintis bisnis pengelolaan sampah. Dengan begitu, ia bisa mengedukasi dan membantu permasalahan sampah dan menjalankan roda ekonomi secara bersamaan.

Lewat sebuah perusahaan rintisan bernama Rekosistem, Ernest mencurahkan kegelisahannya akan masalah pengelolaan sampah di Indonesia. Ia menjalankan bisnis yang menawarkan solusi pengelolaan sampah untuk berbagai kalangan. Mulai instansi hingga masyarakat perseorangan.

“Waktu diskusi dengan Joshua yang sekarang menjadi co-founder Rekosistem, kita melihat permasalahan lingkungan itu merupakan isu pelik dan belum ada solusinya. Dari situ kita percaya harus ada yang mau memulai berinovasi dan menginisiasi gerakan menyelesaikan masalah ini,” ujar Ernest.

Sejak November 2018 kegiatan di Rekosistem dimulai. Berbagai riset dan pendalaman dilakukan guna memaksimalkan produk yang bisa dihasilkan. Itu termasuk agar usahanya tidak semata bisnis, tetapi juga berdampak pada lingkungan, khususnya di DKI Jakarta, tempat Rekosistem beroperasi.

“Di situ kita berkomitmen untuk kerja sama dan memulai perusahaannya. Tapi karena itu juga bidang baru bagi kita berdua, jadi kita belajar dulu mengenai produk dan metode pengolahan. Kita belajar kurang lebih satu tahun,” ujar sarjana teknik industri Universitas Katolik Parahyangan ini.

Kegiatan pertama yang dilakukan Rekosistem ialah menjalankan proyek pengelolaan sampah dan Green Campus di Universitas Katolik Parahyangan (Unpar), Bandung. Sejak saat itu, kerja sama dengan beragai pihak mulai berjalan hingga saat ini.

Dijelaskan Ernest, Rekosistem membuat program yang berjalan untuk kalangan bisnis atau B2B dan juga untuk perseorangan. Untuk B2B, jasa yang ditawarkan ialah mulai dari pengangkutan sampai bertanggung jawab dengan pendataan dan pemilahan, jasa pengolahan sampah organik jadi biogas, serta inovasi teknologi.


Metode composting

Contoh layanan yang ditawarkan seperti pengangkutan sampah bertanggung jawab dengan memberikan pelatihan dan bantuan pemilahan, serta pemasangan biodigester atau alat pengolah sampah organik menjadi biogas. Pilihan diberikan untuk menyetorkan sampah mereka untuk diolah di stasiun kerja milik Rekosistem atau dibangun di wilayah mereka agar bisa dikelola mandiri.

“Setelah berproses, akhirnya kita tak hanya B2B. Kita juga mengadakan jasa untuk individu atau masyarakat dalam mengirimkan sampah anorganik ke Rekosistem dengan sistem pendataan yang jelas. Kita juga menyediakan fasilitasi pengelolaan sampah mandiri di rumah dengan metode composting. Jadi, kita modifi kasi model komposter menjadi mudah digunakan oleh individu,” ujar Ernest.

Produk komposter tersebut, kata Ernest, bernama Rekompos. Masyarakat yang berminat mengubah sampah organik mereka menjadi pupuk kompos dan pupuk cair dapat memesan sepaket alat dan bahan pendukung lain dari Rekosistem. Dengan begitu, mereka dapat langsung mulai mengolah sampah organik menjadi kompos di kediaman masing-masing.

Rekompos, menurutnya, sangat penting untuk dihadirkan. Selama ini tidak jarang masyarakat kebingungan memikirkan cara untuk bisa memulai mengelola sampah organik mereka sendiri di rumah. Apalagi saat ini, aktivitas di rumah semakin banyak karena adanya pandemi.

“Karena pandemi, orang lebih banyak di rumah. Jadi, peminat Rekompos sangat banyak dan meningkat,” ujarnya.

Selain komposter, ia menyediakan jasa jemput sampah dan setor sampah bagi masyarakat yang ingin menyalurkan sampah anorganik terpilah. Masyarakat yang ingin menyetor atau dijemput sampahnya dapat langsung datang dan menyalurkan sampah terpilah mereka tanpa dipungut biaya. Dengan begitu, mereka diharapkan tak malas memilahnya karena bingung menyalurkan atau takut tercampur kembali di pembuangan.

Kata Ernest, apa yang dilakukannya saat ini bukan hal mudah. Melakukan bisnis dengan landasan utama gerakan kepedulian lingkungan membutuhkan lebih banyak upaya dan kerja keras. Dengan begitu, keduanya bisa berjalan beriringan.

“Jadi, supaya tidak bisnisnya saja, tapi juga edukasinya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap isu ini, itu tujuan kami sejak awal dan memang harus terus dilakukan,” ujarnya.

Karena itu, menurutnya, edukasi merupakan hal yang harus terus ditanamkan. Itu dimulai dari tingkat masyarakat terdalam, yakni RT dan RW. Bersama dengan Dinas Lin gkungan Hidup DKI Jakarta, Ernest juga tengah menjalankan program edukasi pengelolaan sampah di beberapa RW di Jakarta.

Ernest mengatakan sampah merupakan salah satu kontributor besar pada masalah lingkungan di Indonesia. Dampak sampah yang tak terkelola dengan baik sangat besar dan luas. Karena itu, upaya penyelesaian masalahnya harus dilakukan secara menyeluruh dari tingkat rumah tangga.

“Baik emisi karbon, pencemaran lingkungan, maupun ketidakseimbangan ekosistem, salah satu faktor utamanya adalah dari permasalahan
sampah. Selama manusia melakukan proses konsumsi, sampah akan selalu ada. Jadi, kita melihat ini sebagai isu yang tidak bisa dieliminasi, tidak bisa disubstitusi, hanya bisa diselesaikan dengan solusi yang tepat. Hal ini yang mendasari kami mendirikan Rekosistem,” ujarnya.

Ernest menjelaskan, dalam waktu dekat ia berencana memperluas pe rannya dalam hal pengelolaan sampah dengan membuka akses aplikasi milik Rekosistem untuk publik. Dengan aplikasi itu, masyarakat akan bisa mendapatkan berbagai informasi terkait cara dan jalur pengelolaan sampah dengan baik.

“Kami sedang membuat platform ekosistem berkelanjutan yang relevan dengan kondisi zaman ini. Platfrom yang bisa menyediakan akses untuk jasa dan fasilitas pengelolaan sampah bertanggung jawab, informasi dan tip pola hidup minim sampah, hingga akses ke pelaku pengelolaan sampah dan sustainable business,” tegasnya. (M-4)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya