Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

Vaksin Jadi Upaya Pencegahan Covid-19 Paling Efektif

Ata/Aiw/H-3
04/11/2020 04:00
Vaksin Jadi Upaya Pencegahan Covid-19 Paling Efektif
Dirga Sakti Rambe, Vaksinolog sekaligus dokter spesialis penyakit dalam.(MI/ADAM DWI )

Vaksinolog sekaligus dokter spesialis penyakit dalam Dirga Sakti Rambe mengatakan vaksin merupakan salah satu upaya pencegahan penyakit infeksi covid-19 yang paling efektif karena perlindungannya yang bersifat spesifik.

"Misalnya, vaksin hepatitis B, itu akan secara spesifik melindungi kita dari hepatitis B, vaksin campak melindungi kita dari penyakit campak, dan vaksin lainnya. Inilah keunggulan yang tidak dimiliki alat-alat pencegahan lainnya," kata Dirga dalam dialog Vaksin: Intervensi Kesehatan Masyarakat yang Efektif dan Aman, kemarin.

Dirga mengungkapkan salah satu contoh keberhasilan program vaksinasi ialah musnahnya penyakit smallpox atau variolla sejak 1980-an. Padahal dahulu, 1 dari 3 orang penderita smallpox meninggal dunia. Selain itu, upaya Indonesia dalam memberantas polio melalui imunisasi juga mulai membuahkan hasil.

Lebih jauh Dirga menjelaskan pembuatan vaksin merupakan proses yang sangat rumit dan melalui berbagai tahap. Bibit vaksin yang sudah jadi, harus diuji coba terlebih dahulu pada hewan untuk membuktikan keamanan dan efektivitasnya. Jika aman dan efektif, dilakukan uji klinis pada manusia sebanyak tiga tahap dan melibatkan puluhan ribu orang.

Apabila uji klinis tahap 3 menunjukkan hasil aman dan efektif, baru vaksin tersebut bisa mendapat izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) untuk digunakan secara luas. Setelah itu, vaksin akan tetap dimonitor untuk mengetahui apa dampak yang ditimbulkan vaksin tersebut kepada konsumen.

Secara terpisah, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rianto Setiabudi menegaskan bahwa masyarakat yang mengikuti uji klinis vaksin covid-19 bukan merupakan kelinci percobaan.

"Pengembangan vaksin itu misi kemanusiaan. Kita sebagai bagian dari masyarakat dunia. Kita tidak bisa hanya menunggu dan terima jadi. Karena itu, tanggung jawab kemanusiaan ini harus kita pikul bersama sebagai bagian dari masyarakat dunia," kata Rianto dalam webinar yang diadakan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan, kemarin.

Rianto menjamin bahwa uji klinis dilakukan dengan pengawasan berlapis, mulai dari pengawasan yang dilakukan komisi etik penelitian kesehatan, sponsor, hingga otoritas negara seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM). Subjek penelitian akan dijaga dengan pagar berlapis-lapis untuk menjaga keselamatan mereka," tegasnya. (Ata/Aiw/H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya