Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
VOKALIS grup band Slank, Kaka, bersama istrinya, Natascha Oking, melakukan lari amal sejauh 12 km di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), demi berdonasi untuk akses air bersih di Kabupaten Nagekeo.
Keduanya mengambil titik start lari pada Sabtu (31/10) dari Terminal Watujaji, Kota Bajawa, hingga finis di Kampung Bena, Kabupaten Ngada.
Kaka dan Natascha mengambil jarak yang lebih pendek pada jalur yang sama dengan 15 pelari yang berlari dari Kota Mbay, Nagekeo, dengan jarak tempuh 86 km hingga finis di Kampung Bena. Kaka bersama Natascha berlari selama 1 jam lebih dan mencapai garis finis di Kampung Bena pukul 14.33 Wita.
Kegiatan lari itu merupakan bentuk amal yang digagas Plan Indonesia dengan melibatkan 100 pelari yang berlari pada 13 kota, yakni Mbay-Nagekeo, Lampung, DKI Jakarta, Bandung, Cianjur, Yogyakarta, Denpasar, Lombok, Makassar, Sangatta, Kupang, Sorong, dan Brisbane, Australia.
Kaka dan istrinya yang juga mengikuti Jelajah Timur: Charity Run for Equality sejak 2019 mengatakan keprihatinan mereka terhadap anak-anak perempuan untuk akses air bersih di Indonesia Timur. Mereka pun berharap, donasi itu bisa mengatasi masalah yang ada. Selain itu, tentu saja keindahan alam Flores tak disia-siakan Kaka, sambil berdonasi.
“Kami ingin melihat keindahan Flores sambil olahraga dan mengumpulkan donasi untuk sesuatu yang sangat darurat, yaitu pengadaan air bersih di beberapa desa di Flores. Aku ingin anak-anak perempuan di sana tidak perlu berjauh-jauh lagi ambil air di saat jam belajar atau bermain,” ujar pria kelahiran Jakarta, 10 Maret 1974 itu.
Kaka pun berharap, ketika sarana air bersih telah ada, anak-anak perempuan di Flores dapat mengejar mimpi-mimpi mereka dan memiliki hak yang sama terkait dengan pendidikan dan waktu bermain.
“Bermain dan belajar adalah hak setiap anak. Seharusnya mereka mendapatkan keduanya,” ujar pemilik nama Akhadi Wira Satriaji itu.
Prihatin
Kaka mengaku prihatin dengan masih minimnya akses air bersih di beberapa desa di NTT. “Bayangkan, masyarakat harus berjalan kaki hingga 2 jam untuk mendapatkan air bersih. Bahkan, tanggung jawab untuk mengambil air bersih sering kali diserahkan kepada anak perempuan. Berbagai risiko kerap menghantui anak-anak perempuan saat di perjalanan mengambil air bersih,” ujarnya.
Kegiatan yang diikuti Kaka itu merupakan kali kedua yang digelar Plan Indonesia melalui lari amal Jelajah Timur: Charity Run for Equality dengan misi pemenuhan hak anak dan kesetaraan bagi anak perempuan, khususnya pemenuhan hak untuk kebutuhan akses air bersih yang lebih memadai di Nagekeo.
Melalui kegiatan itu, Plan Indonesia akan membangun sarana air bersih, sedikitnya di dua desa, yakni Nggolonio dan Tedamude di Kabupaten Nagekeo. Hingga kemarin donasi yang terkumpul telah mencapai lebih dari Rp2 miliar dari target Rp600 juta. Penggalangan dana masih dibuka sampai akhir 30 November 2020 melalui Kitabisa.com/jelajahtimur. (H-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved