Solusi Menutup Kesenjangan antara Teknologi dan Pendidik

Mediaindonesia.com
28/10/2020 13:15
Solusi Menutup Kesenjangan antara Teknologi dan Pendidik
Seorang siswa tengah belajar jarak jauh lewat laptop.(Dok.Soho)

METODE pengajaran sekolah konvensional hampir tidak pernah berubah selama ratusan tahun. Pendidik biasanya berdiri di depan kelas, membelakangi papan tulis, dan membagikan ilmu kepada murid yang dengan tekun mendengarkan.

Selain memiliki pengetahuan yang mendalam, guru yang baik biasanya juga menggunakan keahlian lain untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. Mereka memahami sisi psikologi saat berhadapan dengan kelas penuh murid yang memiliki gaya belajar berbeda, bagaimana mengawasi murid yang tidak suka diatur, maupun menjaga motivasi seluruh anak tanpa kecuali. Interaksi personal selalu menjadi faktor penting.

Baca juga: PJJ Jadi Model Adaptasi Pembelajaran Masa Depan

Namun belakangan pola tersebut berubah akibat pandemi covid-19. Untuk memutus penyebaran virus korona, hampir semua sekolah di Tanah Air dan di banyak negara lain di dunia, menerapkan pembelajaran jarak jauh, seperti penjadwalan e-learning atau belajar lewat rekaman video.

Persoalannya adalah, bagaimana para pendidik adalah bagaimana mereka melakukan mapping metode pengajaran tradisional pada pembelajaran jarak jauh? Diungkapkan Vice president and GM, Asia Pacific, of Zoho Corp, Gibu Mathew  saat ini yang paling penting adalah mengajak pendidik untuk mencapai tingkat literasi digital yang sama dengan siswa, sehingga mereka memiliki koneksi satu sama lain.  

"Faktanya, situasinya lebih kompleks daripada sekadar mereplikasi pengalaman kelas tradisional melalui kamera dan monitor. Implikasi yang paling signifikan dari revolusi digital adalah bahwa semua pengetahuan, yang dulu merupakan wilayah eksklusif dari guru yang sangat terlatih dan berpendidikan, sekarang tersedia untuk semua orang dengan tekanan tombol yang sederhana, betapapun tidak memenuhi syarat mereka mungkin memanfaatkan pengetahuan itu," ujar Mathew dalam acara diskusi virtual, Rabu (28/10).

Sebab itu berarti bahwa peran guru telah berubah dari sekadar memberikan informasi menjadi fasilitator serta penafsir pengetahuan. Mereka harus mengajarkan pemikiran kritis serta pentingnya pembelajaran seumur hidup, membimbing siswa pada jalur karier yang kemungkinan akan melibatkan banyak perubahan arah dan penekanan.

"Itu sebabnya, kami memberikan solusi perangkat lunak yang dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan setiap sekolah serta institusi akademik lainnya dalam memulai proses transformasi digital melalui platform Zoho yang terintegrasi dan mudah digunakan, ujarnya.

Menurut dia, digital sebenarnya memiliki keuntungan besar bagi pendidik. Ketika guru menjadi lebih mahir dalam mengarahkan lingkungan e-learning, mereka dapat mengakses lebih banyak sumber daya, termasuk perpustakaan, galeri, universitas, serta yayasan di seluruh dunia.

"Guru dapat memanfaatkan media online untuk mengawasi perilaku siswa serta memberikan koreksi langsung dan umpan balik yang dipersonalisasi kapan pun diperlukan. Mereka dapat memperkaya kurikulum dengan mengarahkan siswa kepada informasi tambahan hampir secara instan. Pelajaran dapat direkam bagi siswa untuk diputar ulang dan diulang dalam waktu mereka sendiri, dan itu mudah bagi mereka untuk mengajukan pertanyaan secara online pada bidang yang tidak sepenuhnya mereka pahami."

"Dengan sistem ini, materi belajar disimpan dalam penyimpanan online dan dapat dibagikan lagi kapan saja. Sehingga membuat ulangan harian yang dilakukan lewat video, pelajaran yang sudah direkam sebelumnya, juga materi-materi, dapat diunggah ke sistem yang terpusat atau menjadi perpustakaan materi," ujarnya. (RO/A-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana
Berita Lainnya