Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Mengabdi tanpa Limitasi

Hariyanto, Jurnalis Foto Media Indonesia
27/10/2020 19:00
Mengabdi tanpa Limitasi
Wartawan Foto Senior Oscar Motuloh(MI/RAMDANI)

Mengabdi pada institusi pasti memiliki limitasi. Bertemu ujung ketika usia pensiun. Namun, pengabdian pada profesi tak mengenal kata usai. Ia akan selalu hidup selagi kaki kuat menopang, semasih tangan mampu menggapai.

Itulah teladan dari Empu Ageng Fotografi Jurnalistik Indonesia Oscar Motuloh. Purnabakti dari Lembaga Kantor Berita Nasional Antara pada September 2019 lalu, setelah berdedikasi sejak 1988, tidak mengurangi kiprahnya di jagat fotografi. Hingga kini, menebar ilmu dalam berbagai forum fotografi terus ia lakoni.

Oscar Motuloh adalah kamus hidup foto jurnalistik Indonesia. Sepanjang kariernya, ia telah menguratori 161 buku dan pameran foto selama 1999-2018. Menggelar pameran foto jurnalistik tunggal maupun kelompok 31 kali dalam periode 1997-2019.

Selain itu, ia juga menerbitkan buku fotografi, antara lain  Soulscape Road, The Art of Dying, dan East Timor. Buku-buku itu tidak saja menjadi jejak kariernya sebagai jurnalis foto panutan, tetapi juga mengalirkan energi positif bagi berkembangnya jurnalisme foto di Tanah Air.

Ia konsisten berkarya demi kepatuhan menjadi saksi peradaban. Imaji bidikannya bak goresan pena pekat yang susah dihapuskan. Bukan seperti coretan di pasir pantai yang buyar ketika tersapu gelombang. 

Tidak mengherankan jika Oscar diganjar berbagai penghargaan prestisius berskala nasional maupun internasional.

Penghargaan itu, di antaranya Pelopor Fotografi Jurnalistik dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, termasuk 30 fotografi paling berpengaruh di Asia dari Invisible Photographer Asia (IPA) dan Lifetime Achievement Award dalam Anugerah Pewarta Foto Indonesia (APFI) 2018 di Batam.

Yang paling anyar, ia mendapat gelar Empu Ageng Fotografi Jurnalistik dari ISI Yogyakarta pada Rabu, 18 September 2019. Sebuah predikat bergengsi yang sepanjang sejarah hanya disematkan kepada 5 tokoh di Indonesia dari berbagai latar belakang keahlian dan pengabdian.

Pencapaian itulah yang menjadikan dirinya sebagai sosok istimewa di kancah fotografi jurnalistik Indonesia. Setiap langkahnya bukan hanya jejak, tetapi juga landasan berpijak bagi para jurnalis foto.

Melalui karyanya, Oscar telah memberi isyarat bahwa bekerja bukan sekadar mencari nafkah, melainkan juga untuk menorehkan catatan sejarah. Bekerja atas nama keabadian sebagai keniscayaan pengabdian.

Hal itu senada dengan petuah legenda sastra Indonesia Pramoedya Ananta Toer, "Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.''

Hidup itu singkat, sedangkan karya bersifat abadi, ars longa vita brevis....

Oscar Motuloh mengisahkan secara lengkap perjalanan karier, pemikirannya terhadap jurnalisme, dan rahasia-rahasia hidupnya dalam tiga episode program Diksi (Diskusi dan Refleksi) di Youtube Media Indonesia yang dipandu oleh jurnalis foto Media Indonesia Hariyanto.

Episode pertama bisa disaksikan di sini



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya