Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
ASESMEN Nasional (AN) sebagai pengganti Ujian Nasional (UN) harus dipersiapkan dengan baik dan matang. Serta, perlu ada sosialiasi yang memadai kepada masyarakat.
Diharapkan, sebuah kebijakan publik dapat terlaksana dengan baik, tanpa menimbulkan kegaduhan.
“Jika AN akan diimplementasikan pada Maret atau April 2021, mesti dilakukan sosialisasi ke sekolah, guru, juga orang tua. Mereka harus mengetahui secara utuh. Jika sosialisasi minim, kami khawatir timbul kegaduhan,” ujar Deputi Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Agus Sartono dalam seminar virtual, Minggu (25/10).
Baca juga: Mendikbud: Tidak Perlu Bimbel Khusus Hadapi Asesmen Nasional 2021
“Pasalnya, terjadi informasi yang tidak memadai antara pengambil kebijakan dan pelaksana kebijakan. Harapan kami jangan sampai gaduh,” imbuhnya.
Agus yang juga Guru Besar Universitas Gajah Mada (UGM) ini menegaskan sebuah kebijakan sebaiknya melalui uji publik. Apalagi, kebijakan bidang pendidikan menyangkut masa depan generasi penerus bangsa.
Namun, dia mengakui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tengah mempersiapkan pelaksanaan AN dengan baik. Pekan lalu, pihaknya telah bertemu dengan tim kementerian untuk mematangkan persiapan.
Baca juga: Guru dan Orang Tua Bisa Cegah Anak Depresi Saat Pandemi
“Kami sudah bertemu dengan tim Kemendikbud. Kami berpesan jangan sampai masyarakat menyalahartikan AN sebagai pengganti UN. Jangan sampai desain baik, namun persiapan kurang,” pungkas Agus.
Sistem AN dikatakannya turut diterapkan Kementerian Agama, khususnya terkait kesiapan madrasah. Adapun anggota Komisi X DPR RI Ferdiansyah meminta Kemendikbud untuk menyiapkan produk kebijakan ini secara komprehensif dan lengkap.
Baca juga: KPAI: Banyak Anak Alami Kekerasan Fisik dan Psikis Saat Pandemi
“Saya akan cek ulang kepada daerah dan kepala dinas pendidikan. Apakah mereka memahami tentang Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), yang kini diubah menjadi AN,” kata Ferdiansyah. Dia pun menyoroti alokasi anggaran AN yang fantastis hingga Rp1,4 triliun.
Senada, Kordinator P2G Satriwan berpendapat agar pelaksanaan AN ditunda. Mengingat, kasus covid-19 di Tanah Air terus meningkat. Belum lagi kegagapan siswa, orang tua dan guru selama pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
”Anggaran AN sebaiknya digunakan untuk keperluan PJJ dan melawan covid-19. Kami menilai sekolah, guru dan siswa kurang siap jika AN tetap digelar,” tegas Satriawan.(OL-11)
Studi baru menunjukkan peningkatan signifikan dalam komplikasi penyakit terkait alkohol di kalangan perempuan paruh baya selama periode pandemi covid-19.
Kasus peningkatan signifikan mata minus atau Myopia Booming kini menjadi perhatian serius, terutama karena dapat berdampak buruk pada masa depan anak-anak
Sebuah studi menunjukan selama pandemi Covid-19 terjadi peningkatan rawat unap untuk remaja berusia 12 hingga 17 tahun karena gangguan makan.
Produk skincare dan kesehatan menjadi bagian dari kebutuhan masyarakat, terutama kaum perempuan. Hal ini dipengaruhi oleh tren kecantikan dan gaya hidup sehat.
Instansi di lingkungan Pemkab Tasikmalaya diharapkan bisa berkoordinasi dan bersinergi dengan gencar melakukan sosialisasi
Di Kabupaten Cianjur belum ditemukan adanya kasus covid-19. Namun tentu harus diantisipasi karena diinformasikan kasus covid-19 kembali melonjak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved