Kamis 22 Oktober 2020, 13:32 WIB

Indonesia Kekurangan Petani Generasi Muda

Atikah Ishmah Winahyu | Humaniora
Indonesia Kekurangan Petani Generasi Muda

MI/Akhmad Safuan
Mentan Syahrul Yasin Limpo (ketiga dari kiri) saat panen perdana sayuran organik hasil budi daya yang dikembangkan petani milenial Jateng

 

KEPALA Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian Dedi Nursyamsi mengatakan jumlah petani di Indonesia hingga saat ini berjumlah sekitar 33,4 juta orang. Sebanyak 25,4 juta orang di antaranya adalah laki-laki dan 8 juta orang perempuan. Dedi menuturkan, sebagian besar petani masuk dalam kategori usia sudah tua dan lebih dari 70% hanya lulusan tingkat sekolah dasar.

“Jumlah petani usia milenial kurang dari 30%,” kata Dedi dalam pernyataan tertulis, Kamis (22/10).

Dedi mengungkapkan, dari 33 juta lebih petani tersebut, hanya sekitar 3% yang merupakan lulusan perguruan tinggi. Dia pun mengaku kondisi ini sangat sulit untuk mencapai tujuan pembangunan pertanian, menyediakan pangan bagi masyarakat, menyejahterakan petani dan menggenjot pasar ekspor apabila petani masih didominasi para lulusan sekolah dasar.

“Saya agak miris apa bisa, maka upaya lebih kencang dan serius lagi untuk menangani SDM kita ini,” tuturnya.

Menurutnya, tantangan terbesar adalah mengajak pemuda untuk terjun ke dunia pertanian yang tidak mudah. Sebab, pertanian saat ini belum menjanjikan kesejahteraan bagi pemuda, sehingga untuk mendapatkan petani muda yang kompeten dan berdaya saing sulit didapat.

“Jumlah pengusaha muda sektor pertanian kita masih relatif kurang,” imbuhnya.

Baca juga: Petani Milenial Akselerasi Kostratani dan Food Estate Pulang Pisau

Beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan SDM petani yakni dengan menumbuhkan dan mengembangkan wirausaha muda pertanian, penyiapan calon pekerja sektor pertanian yang kompeten, penguatan kelembagaan penyuluhan serta membangun jejaring kerja sama perbankan, lembaga penelitian, dan swasta.

“Kita ingin pelatihan ini tidak hanya menghasilkan petani pintar budi daya tapi juga membangun mereka bisa pintar berbisnis,” tuturnya.

Guru Besar Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Sunarru Samsi Hariadi menambahkan, sebagian besar daerah saat ini sektor pertaniannya belum dikembangkan secara optimal. Dia menyebutkan jumlah angkatan kerja di bidang pertanian dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.

Berdasarkan data BPS, pada 2014 jumlah angkatan kerja pertanian mencapai 34%, lalu turun 31,9% di tahun 2017 dan 29,5% tahun 2019.

“Artinya, problem regenerasi ini sangat mengkhawatirkan jika tidak ditangani,” imbuhnya.

Wirausahawan muda yang bergelut di bidang pertanian Ahmad Shofi mengatakan akses ilmu dan teknologi bidang pertanian saat ini terbuka lebar dengan akses ke sumber informasi di internet. Menurutnya, citra psikologis pertanian juga semakin baik dengan ditandai dengan banyak tumbuhnya gaya hidup urban dengan adanya kelompok tani virtual yang menekuni pertanian urban farming, hidroponik, aquaponik, dan permakultur.(OL-5)

Baca Juga

Instagram

Gugatan Class Action Ginjal Dinyatakan Sah, Derai Tangis Ibunda Sambut Putusan Hakim

👤Zubaedah Hanum 🕔Selasa 21 Maret 2023, 22:20 WIB
SETELAH empat kali sidang pemeriksaan dokumen, akhirnya PN Jakarta Pusat pada Selasa (21/3), memutuskan untuk menerima gugatan puluhan...
MI/Susanto.

Sedekah Subuh: Pengertian, Bacaan Niat, Keutamaan, dan Cara Melakukannya

👤Joan Imanuella Hanna Pangemanan 🕔Selasa 21 Maret 2023, 22:11 WIB
Sedekah subuh mengeluarkan harta untuk kebaikan bagi mereka yang membutuhkan di jalan Allah yang waktunya dilakukan setelah melaksanakan...
dok.Ist

Mak Ganjar Jatim Ajak Masyarakat Ubah Sampah Jadi Berkah

👤mediaindonesia.com 🕔Selasa 21 Maret 2023, 21:56 WIB
SUKARELWAN Mak Ganjar Jatim menggelar aksi nyata cinta lingkungan bersama masyarakat Gresik, di Jalan Desa Oesman Sadar, Gang XX, Desa...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

Top Tags

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya