Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

RI Jajaki ke Pfizer dan Johnson & Johnson

Ins/Fer/X-7
25/9/2020 04:25
RI Jajaki ke Pfizer dan Johnson & Johnson
Ilustrasi(Medcom.id)

SELAIN dengan Sinovac dan G42, serta penjajakan dengan Genexine, CanSino, dan AstraZeneca, pemerintah kini tengah menjajaki kerja sama dengan per usahaan farmasi Pfi zer, Johnson & Johnson, dan No vafax dalam penyediaan vaksin covid-19.

Ketua Pelaksana Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Erick Thohir mengatakan hal itu dalam keterangan resmi di Jakarta, kemarin.

“Yang sudah berjalan kerjasama Bio Farma dengan Sinovac, atau Kimia Farma dengan G42. Penjajakan kerja sama juga dilakukan dengan Genexine, CanSino, dan AstraZe neca. Kini tengah menjajaki kerja sama dengan Pfi zer, Johnson & Johnson, dan Novafax,” jelasnya.

Menurutnya, pemerintah sudah menyiapkan 30 juta vaksin impor dari Tiongkok yakni Sinovac dan G42 dari Uni Emirat Arab (UEA). Adanya penambahan ketersediaan vaksin dari perusahaan lain, lanjut Erick, bisa memenuhi kebutuhan ratusan juta warga Indonesia.

“Ditambah mekanisme kerjasama multilateral dengan Unicef dalam kerangka COVAX Facility, yakni berupa jaminan akan kecepatan, ketersediaan, dan pengirim an vaksin, maka usaha kita untuk menyegerakan ketersediaan vaksin demi melindungi masyarakat sudah di jalur yang tepat,” tambahnya.

Selain itu, ia menyebut perusahaan farmasi dalam negeri tengah menyediakan alat kesehatan dan obat-obatan esensial untuk terapi penyembuhan pasien covid-19.

Erick mengakui beberapa obat antiviral yang sangat diperlukan untuk menangani pasien covid-19 masih impor, seperti remdesivir. Namun, dua perusahaan farmasi nasional, Indofarma dan Kimia Farma, tengah berupaya memproduksi obat antiviral lokal.

“Saat ini Indofarma memproduksi antiviral oseltamivir dan Kimia Farma siap memproduksi favipiravir,” ungkap menteri BUMN itu lagi.

Lebih lanjut Erick mengatakan sudah ada hasil positif terkait penanganan covid-19. Hal itu terlihat dari testing PCR yang melebihi standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

“Per Rabu (23/9), pemeriksaan spesimen harian covid-19 mencapai 38.181. Angka itu melebihi standar WHO dan persentase pasien sembuh mencapai 73%,” ungkapnya.

Sementara itu, data Kementerian Kesehatan mencatat kasus terkonfirmasi positif covid-19 hingga kemarin siang menjadi 263.022 setelah ada penambahan sebanyak 4.634 orang.

Untuk pasien sembuh menjadi 191.853 setelah ada penambahan 3.895 orang. Selanjutnya untuk kasus meninggal menjadi 10.105 dengan penambahan 128. (Ins/Fer/X-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya