Headline
Istana minta Polri jaga situasi kondusif.
PEMERINTAH tengah menjajaki kerja sama dengan sejumlah perusahaan farmasi untuk penyediaan vaksin covid-19. Termasuk, Pfizer, Johnson & Johnson dan Novafax.
Hal itu diungkapkan Ketua Pelaksana Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Erick Thohir.
"Selain kerja sama Biofarma dengan Sinovac, atau Kimia Farma dengan G42, serta penjajakan kerja sama dengan Genexine, CanSino dan AstraZeneca, pemerintah tengah menjajaki kerja sama dengan perusahaan farmasi lain," ujar Erick dalam keterangan resmi, Kamis (24/9).
Baca juga: Erick Thohir Klaim Uji Covid-19 Lebihi Standar WHO
Diketahui, pemerintah menyiapkan 30 juta vaksin yang berasal dari Tiongkok, yakni Sinovac, berikut vaksin G42 yang diimpor dari Uni Emirat Arab (UEA). Dengan penambahan stok vaksin dari perusahaan lain, lanjut Erick, pemerintah optimistis bisa menyokong kebutuhan rakyat Indonesia.
"Ditambah mekanisme kerja sama multilateral dengan UNICEF dalam kerangka COVAX Facility. Itu berupa jaminan kecepatan, ketersediaan dan pengiriman vaksin. Usaha kita untuk menyegerakan ketersediaan vaksin demi melindungi masyarakat, sudah di jalur tepat,” pungkas Erick.
Lebih lanjut, dia mengatakan perusahaan farmasi nasional juga tengah menyediakan alat kesehatan dan obat-obatan esensial untuk terapi penyembuhan pasien covid-19.
Baca juga: Kunjungi Tiongkok dan UEA, Menlu: Amankan Stok Vaksin
Menurutnya, beberapa obat antiviral yang diperlukan untuk penanganan pasien covid-19 masih didatangkan dari luar, seperti remdesivir. Namun dua perusahaan farmasi nasional, yakni Indofarma dan Kimia Farma, berupaya memproduksi obat antiviral lokal.
"Saat ini, Indofarma memproduksi antiviral oseltamivir, yang sebelumnya diimpor. Sementara itu, Kimia Farma siap memproduksi favipiravir dan sekarang tengah proses registrasi ke Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)," imbuhnya.
Pemerintah meyakini semangat gotong royong dari semua pihak menjadi modal besar bangsa dalam menghadapi pandemi covid-19. Erick terus mengingatkan seluruh lapisan masyarakat untuk disiplin terhadap protokol kesehatan.(OL-11)
Pengurus IDI, Iqbal Mochtar menilai bahwa kekhawatiran masyarakat terhadap vaksin berbasis Messenger Ribonucleic Acid (mRNA) untuk covid-19 merupakan hal yang wajar.
Menteri Kesahatan AS Robert F. Kennedy Jr. membuat gebrakan besar dengan mencabut kontrak dan membatalkan pendanaan proyek vaksin berbasis teknologi mRNA, termasuk untuk covid-19.
Sejalan dengan penjelasan Kementerian Kesehatan yang menyebutkan vaksinasi booster covid-19 tetap direkomendasikan.
Pemakaian masker, khususnya di tengah kerumunan mungkin dapat dijadikan kebiasaan yang diajarkan kepada anak-anak.
Perusahaan ini fokus menggunakan teknologi vaksin berdasarkan mRNA pada Desember 2020, vaksin COVID-19 produksi mendapatkan izin penggunaan darurat di amerika serikat.
MEDIAINDONESIA.COM 20 Mei 2025 menurunkan berita berjudul ‘Covid-19 Merebak di Singapura dan Hong Kong, Masyarakat Diminta Waspada’.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved