Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan puncak kemarau masih akan terjadi antara Agustus hingga September 2020.
"Kalau perkiraannya sebetulnya Agustus-September karena nanti di Oktober kita sudah mulai rutin banyak hujan," kata Kepala Sub Bidang Peringatan Dini Cuaca BMKG Agie Wandala Putra di Jakarta, Senin (24/8).
Tapi melihat variasinya ternyata cukup banyak, misalnya beberapa belakangan ini, seperti kemarin ada hujan, walaupun sementara, tambah dia.
Dijelaskannya, secara alamiah memang di periode Agustus-September ini suhunya lebih hangat dibanding periode-periode lainnya.
Ia mengatakan puncak kemarau tersebut dapat terlihat dari suhu yang cukup hangat. Di Pulau Jawa sendiri, suhu terpanas kemarin tercatat terjadi di daerah Ciputat, Jakarta Selatan, yaitu sebesar 35,5 derajat Celsius.
Kemudian, daerah Majalengka juga kemarin suhunya tercatat cukup panas sebesar 35,4 derajat Celsius, sedangkan di Tangerang Selatan, suhunya juga tercatat sebesar 35,0 derajat Celsius.
"Artinya suhu udara kemarin relatif cukup hangat, tercatat. Di hari sebelumnya, di Pulau Jawa paling panas di Semarang sebesar 35,2 derajat Celsius. Tapi sebenarnya itu relatif. Di Ciputat juga masih cukup hangat 35 derajat Celsius," katanya.
Artinya adalah bahwa di Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, baik barat maupun timur saat ini memang sedang melalui periode kemarau.
Baca juga : https://mediaindonesia.com/read/detail/298544-inilah-wilayah-diprediksi-lebih-kering-saat-kemarau-tahun-ini
Sementara itu, hujan yang sempat terjadi di beberapa daerah tersebut pada beberapa hari sebelumnya sebenarnya terjadi karena bagian dari fenomena gelombang tropis yang bersifat sementara waktu.
Periode kemarau tersebut, kata dia, juga terlihat dari tutupan awan yang cukup minim yang biasanya menghalangi radiasi secara langsung.
"Terutama di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, sehingga kondisinya memang menjadi cukup panas ataupun cukup terik saat di luar ruangan," ujar Agie.
Kondisi terik tersebut lebih cenderung dikarenakan adanya pemanasan radiasi matahari. Kemudian, penyebab lainnya adalah karena wilayah di bagian selatan kondisi udaranya relatif lebih kering dibandingkan wilayah lain, sehingga kelembabannya relatif rendah.
"Akibatnya ketika kita keluar, udaranya terasa lebih panas," demikian kata Agie. (OL-12)
BMKG memperingatkan bahwa cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia, meskipun musim kemarau secara klimatologis telah dimulai.
Di kawasan pegunungan dan dataran tinggi, bahkan pada malam hingga pagi hari suhu udara dapat mencapai di bawah 14 derajat celcius.
Ketidakteraturan atmosfer memicu kemunduran musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia, memunculkan cuaca ekstrem yang terus berlanjut.
BMKG menegaskan fenomena cuaca dingin di Indonesia bukan disebabkan Aphelion, melainkan Monsun Dingin Australia dan musim kemarau.
Di musim kemarun ini, BPBD mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan tidak membuka kebun dengan cara membakar hutan dan lahan.
SEBANYAK 10,25 hektare lahan pertanian di Tanah Datar terdampak kekeringan, dan 5,25 hektare di antaranya sudah dinyatakan puso atau gagal panen.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved