Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
BERAWAL dari kegelisahan saat menemukan tumpuk an kertas di kamarnya, Afifah Luthfiya Hanum, 25, yang kala itu masih berstatus sebagai mahasiswa Teknik Lingkungan di Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, terinspirasi mendaur ulang tumpukan kertas itu menjadi produk baru bernilai ekonomi.
Ide mendaur kertas itu, ia bawa dalam perhelatan Pekan Wirausaha Mahasiswa yang diselenggarakan di almamaternya. Tanpa disangka, pihak kampus ternyata tertarik dengan ide bisnis lingkungan yang Afifah usung, dan berkenan memberikan pendanaan awal untuk ide tersebut.
Awalnya, bisnis ramah lingkungan yang ia gawangi ini hanya fokus menghasilkan kertas daur ulang mentah, tetapi seiring berjalannya waktu, usaha daur ulangnya pun mulai merambah ke produk lanjutan yang masih berhubungan dengan pengolahan kertas bekas.
“Kita fokus untuk menghasilkan kertas daur ulang yang kualitasnya bagus,” ujar Afifah, pekan lalu. Menurut gadis berdarah Minang ini, sebenarnya kegiatan mendaur ulang kertas sudah banyak dilakukan orang. “Tapi kami coba untuk menyemarakkannya lagi,” jelas gadis yang pernah menjadi perwakilan Indonesia di ASEAN Plus Three Youth Environment Forum di Singapura pada 2016.
Tepat pada Mei 2018, Afifah pun merilis Rubah Kertas, sebuah unit usaha yang ia fokuskan pada daur ulang kertas bekas. Afifah berharap usaha daur ulang rintisannya ini dapat membantu mengurangi timbulan sampah kertas khususnya di Jakarta.
Menurut Afifah, sedikitnya ada 10 produk lanjutan yang mereka produksi dari kertas daur ulang ini. Di antaranya kartu nama, undangan, label tag, fl yer, dan poster. “Untuk bahan daur ulangnya, kita terima biasanya dari donasi, kantor-kantor, atau teman-teman mahasiswa,” sambung Afifah. Nama Rubah Kertas ia ambil dari nama hewan cerdik, yang kemudian ia jadikan sebagai logo dari usaha sosialnya.
“Rubah Kertas inspirasinya muncul sebenarnya dari kata merubah atau mengubah, jadi maksudnya mengubah kertas tapi supaya lebih gampang jadinya kita pakai ‘Rubah Kertas’ aja, dengan lgo gambar hewan rubah,” ungkap Afifah.
Rubah Kertas juga membuka donasi kertas bekas bagi siapa saja yang ingin berpartisipasi dalam gerakan daur ulang kertas bekas. Selain kertas bekas, mereka bahkan membuka kanal donasi baru, yaitu donasi bunga yang diperuntukkan sebagai material tambahan untuk kertas daur ulangnya.
Dok. Pribadi
“Karena kita produksinya hand made, jadi bunga-bunga yang kita dapat itu mau kita masukin sebagai tambahan tekstur di kertasnya,” jelas Afifah.
Afifah menceritakan untuk memproses kertas bekas, biasanya kertas tersebut dia rendam terlebih dahulu sehari semalam. Hal itu bertujuan untuk menghilangkan tinta. Setelah itu, kertas-kertas tersebut ia hancurkan/diblender hingga menjadi bubur kertas.
“Setelah jadi bubur kertas terus kita cetak lagi menjadi lembaran-lembaran kertas baru, pakai alat cetak yang seperti saringan, baru nanti dipindahin ke tripleks untuk dijemur,” imbuhnya.
Dok. Pribadi
Dengan cara yang tergolong masih tradisional (hand made) itu, Afifah mengaku dalam sehari, Rubah Kertas mampu memproduksi sekitar 100-150 lembar kertas daur ulang, yang siap diolah menjadi berbagai produk lanjutan.
“Belajarnya autodidak sih, kebanyakan dari internet terus dicoba-coba gitu, kalau gagal ya kita modifi kasi sampai nemu teknik yang cocok,” aku Afifah.
Gadis kelahiran 14 Desember 1995 ini menuturkan, untuk menghasilkan produk lanjutan dari proses daur ulang ini, dia banyak mendapat masukan atau saran dari para costumer-nya.
“Awal kita ngerambah ke percetakan ini kan juga gara-gara costumer. Jadi waktu itu ada yang nanya ke kita, apakah kertas daur ulang kita ini bisa dicetak. Memang waktu itu kita juga belum tahu dan belum pernah nyoba juga, terus ada costumer yang tanya, ya kita coba nyetak eh ternyata hasilnya bagus,” ungkapnya melanjutkan.
Go Paperless
Tak hanya diorientasikan pada profit semata, Rubah Kertas, kata Afifah, juga difungsikan sebagai sarana edukasi lingkungan. Dia kini gencar mengampanyekan gerakan mengurangi penggunaan kertas dengan mengusung tagline Go Paperless.
Melalui kampanye ini, dia sangat menyarankan agar masyarakat mau mengurangi penggunaan kertas dengan mengurangi printing kertas, terutama untuk yang di perkantoran dan kampus. “Kertas itu paling banyak digunakan untuk printing sih saat ini. Jadi kalau ingin mengurangi konsumsi kertas ya cara yang paling tepat ialah dengan mengurangi printing itu,” lanjut Afifah.
Dok. Pribadi
Melalui edukasi yang dilakukan Rubah Kertas, Afi fah berharap sampah-sampah kertas bekas yang selama ini menjadi beban di tempat pembuangan akhir (TPA) ke depannya bisa tersaring dan sampai ke tangan pihak-pihak yang memang bergerak di bidang daur, agar dapat diolah kembali menjadi produk dengan nilai guna tinggi (up-cycling). Edukasi yang ingin kami berikan ke arah situ, dengan memilah kertas, otomatis kan orang juga akan terbiasa memilah sampahnya,” pungkas Afifah. (M-4)
___________________________
BIODATA
AFIFAH LUTHFIYA HANUM
Tanggal lahir: 14 Desember 1995
Pendidikan
Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia
Penghargaan
ASEAN Youth Exchange Program 2016 Lingering the Enhancement of ASEAN Community
ASEAN-Korea Youth Exchange Program Marine Conservation-Promoting the Sustainable Use of Coastal and Marine Resources in Bangkok 2016
ASEAN Plus Three Youth Environment Forum in Singapore 2016
Climate Reality Leadership Training in Philippines 2016
Program Wirausaha Mahasiswa Universitas Indonesia 2017
Awardee XL Future Leader Batch 5 2017-2018
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved