Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Pandemi, Empon-Empon, dan Panic Buying

MI
23/7/2020 02:50
Pandemi, Empon-Empon, dan Panic Buying
Pembuatan empon-empon untuk penangkal virus(Dok. Pribadi)

Di awal pandemi, empon-empon naik daun. Ia menjadi komoditas primadona karena banyak yang mencarinya sebagai penangkal virus dan berbagai penyakit lainnya. Pihak Agradaya bahkan sampai kewalahan menghadapi permintaan.

Menurut pengakuan Asri, stok yang rencananya disiapkan Agradaya hingga menjelang Lebaran, bahkan habis hanya dalam hitungan hari. Menanggapi permintaan tersebut, sejumlah kebijakan pembatasan pembelian pun terpaksa diterapkan Agradaya.

“Sejujurnya memang kita kerepotan di bahan baku sih, waktu awal pandemi kemarin itu, tapi kita juga enggak mau jadi serakah yang untuk mendikte petani agar mau menyiapkan empon-empon lebih, kita jugae nggak mau jadi kayak gitu,” sambungnya.

Asri mengungkapkan dengan sangat terpaksa harus membatasi pembelian empon-empon di Agradaya, terutama untuk menghindari panic buying dan penimbunan produk saat masa pandemi.

Terutama untuk komoditas jahe merah, mereka batasi setiap orang cuma boleh beli maksimal dua kantong. “Enggak boleh lebih dari itu,” jelas perempuan yang pernah menjadi bintang tamu dalam talkshow inspiratif Kick Andy, pada 7 April 2018.

“Asal tahu saja, empon-empon itu baru bisa dipanen setelah ditanam delapan bulan. Jadi usianya panennya cukup lama, dan daya dukung petani untuk menyuplai komoditas empon-empon ini sebenarnya enggak bakal bisa memenuhi kerakusan konsumen kita pada waktu itu kalau tidak tegas menyetop hilirnya,” pungkas Asri. (Bus/M-4)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya