Jangan Tunda Pemeriksaan Hepatitis

ATALYA PUSPA
22/7/2020 05:25
Jangan Tunda Pemeriksaan  Hepatitis
(WHO, kemenkes/Tim Riset MI-NRC/grafis Seno)

AKTOR Bollywood Amitabh Bachchan, 77, mengungkapkan, salah satu alasan ia pensiun dari industri fi lm sejak 2019 ialah 75% hatinya tidak berfungsi setelah mengidap hepatitis B.

“Waktu itu, aku kecelakaan dan menerima transfusi dari 60 unit kantong darah dari 200 donor. Ternyata, beberapa kantong darah itu terinfeksi hepatitis B. Hal itu menyebabkan aku tertular penyakit itu,” kata Amitabh Bachchan seperti dikutip dari The Indian Express, beberapa waktu lalu.

Dengan riwayat kesehatan tersebut, ia termasuk orang yang berisiko tinggi terinfeksi virus korona baru penyebab covid-19. Jangan heran jika pemeran ayah di film drama Kabhi Khushi Kabhie Gham itu benar benar menjaga dirinya sejak awal pandemi terjadi.

Namun, Amitabh Bachchan tak bisa menghindar. Pekan lalu, ia mengabarkan dirinya positif terinfeksi covid-19 dan menjalani isolasi di rumah sakit bersama sang putra, Abhishek Bachchan, 44, yang juga terinfeksi virus korona.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyebutkan, belum ada data yang menunjukkan risiko lebih tinggi tertular covid-19 pada pasien hepatitis B atau C.

Meski begitu, Ketua Pengurus Besar Peneliti Hati Indonesia (PPHI) Irsan Hasan mengingatkan pasien hepatitis untuk tetap melakukan kontrol rutin ke rumah sakit dan jangan sampai putus obat.

“Karena hepatitis kuncinya ada di deteksi. Karena tidak ada keluhan, tidak terasa,” kata Irsan kepada Media Indonesia, beberapa waktu lalu. Ia menjelaskan hepatitis menginfeksi hati karena virus yang menular. Pada orang dewasa yang baru terkena hepatitis B, jelas Irsan, gejala umumnya antara lain mata menguning dan mual.

Semasa pandemi ini, Irsan menyebut ada penurunan jumlah kunjungan pasien hepatitis ke rumah sakit. “Ada kemungkinan putus obat karena pasiennya tidak datang ke RS. Pasien hepatitis sebagian besar tanpa keluhan. Akhirnya mereka tidak melanjutkan pengobatan. Akhirnya terputus obat,” ujarnya.

Sebagian pasien, kata Irsan, mengaku tidak merasakan dampak berarti akibat putus obat. Namun, ia juga mendapati pasien hepatitis putus obat yang mengalami perburukan fungsi hati.

“Dengan penerapan protokol kesehatan, pasien hepatitis kontrol saja lah. Gak usah ditunda lagi,” tandasnya.

Turun

Data Kementerian Kesehatan menunjukkan, penurunan jumlah kunjungan layanan pasien hepatitis ke RS berdampak pada angka deteksi dini. Jika dibandingkan dengan di 2019, jumlah deteksi dini hepatitis B pada ibu hamil periode Januari-Juni 2020 turun 41%. Demikian juga dengan deteksi dini hepatitis C pada kelompok berisiko turun 60%.

“Pemeriksaan lanjutan terhadap pasien hepatitis C yang sudah selesai pengobatan juga turun karena pasien tidak datang ke layanan,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes RI Wiendra Waworuntu.

Bayi yang lahir dari ibu hepatitis B tetap diberikan HB0 dan HBIg di fasilitas layanan kesehatan (fasyankes), tapi sebagian ibu hamil memilih tidak melahirkan di fasilitas layanan kesehatan. Bayi lahir dari ibu reaktif HBsAg yang melahirkan di fasilitas layanan kesehatan juga tercatat ada penurunan 41%. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya