Headline

Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.

Diversifikasi Pangan Lokal Jadi Solusi untuk Pengentasan Stunting

Despian Nurhidayat
18/7/2020 19:30
Diversifikasi Pangan Lokal Jadi Solusi untuk Pengentasan Stunting
Pemberian vitamin untuk anak agar menambah asupan fgizi mencegah stunting(MI/Haryanto Mega)

WAKIL Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengatakan bahwa diversifikasi pangan atau modifikasi pangan lokal sangat diperlukan untuk mengurangi stunting yang saat ini masih menjadi masalah di Indonesia.

Pasalnya menurut perempuan yang akrab disapa Rerie tersebut, pola hidup sehat salah satunya dengan asupan bergizi dengan stunting memang sangat berhubungan.

"Kita paham betul stunting jadi masalah kita semua. Sampai hari ini angka masih tinggi. Ada masalah mendasar yakni gizi yang berdampak pada SDM di Indonesia. Intervensi pada 1.000 hari pertama kehidupan bisa diselesaikan apabila bisa dioptimalkan penggunaan pangan lokal," ungkapnya dalam Diskusi Diversifikasi Pangan DPP Garnita Malahayati NasDem, Sabtu (18/7).

Lebih lanjut, Rerie mengatakan, permasalahan stunting disamping kurang akses dari makanan bergizi juga didasari oleh kurang pengetahuan para ibu mengenai jenis sumber pangan lokal yang terjangkau, mudah didapat dan memiliki gizi tinggi.

Menurutnya, pada 2019 berdasarkan data terdapat 27,6% anak Indonesia mengalami stunting dengan catatan beberapa daerah dengan kondisi tinggi.

Baca juga : BPOM : Proses Registrasi Vaksin Covid-19 akan Dipercepat

"100 kabupaten butuh intervensi pangan untuk tingkatkan gizi anak dibawah 2 tahun dan agar 1000 hari kehidupan anak terjaga," sambung Rerie.

Rerie menyampaikan dari hasil penelitian Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI, terdapat banyak pangan lokal yang memiliki gizi luar biasa.

Beberapa pangan lokal tersebut antara lain singkong, ubi jalar dan daun kelor yang dikatakan sangat mudah ditanam, didapatkan dan bukan menjadi tumbuhan yang asing.

"Singkong bisa ditemukan dimana mana dan sangat mudah ditanam dan bukan aneh. Ubi jalar juga punya banyak vitamin yang dibututhkan dan ini bukan aneh dan sangat mudah didapatkan oleh kita. Di Nusa Tenggara dan beberapa daerah lain, daun kelor juga bisa ditemukan di mana-mana dan apabila diproses bahan pangan bisa diubah jadi tepung, dan bisa jadi suplemen bagi ibu hamil. Masih ada lagi berbagai macam data mengenai bahan pangan lokal kita. Kuncinya bagaimana ini tersosialisasi baik kepada publik," ujarnya.

Atas hal tersebut, Rerie mengatakan bahwa inovasi merupakan hal yang sangat penting untuk mengelola pangan lokal agar menjadi produk yang diterima dan menarik perhatian masyarakat sehingga mereka tidak ragu untuk mengkonsumsi pangan lokal.

Selain itu, keterlibatan stakeholder juga dibutuhkan dalam program diversifikasi pangan sesuai dengan kearifan lokal dan memanfaatkan beberapa peluang untuk mengurangi prevalensi stunting secara holistik.

"Selain itu, literasi masyarakat tentang sumber pangan lokal tinggi gizi juga perlu ditingkatkan sehingga pemanfaatan pangan lokal lebih optimal. Petani haru didorong untuk menanam produk pangan lokal melalui mekanisme subsidi dan pemerintah kepada petani, dan menumbuhkan permintaan dengan sosialisasi yang baik," pungkas Rerie.

Di tempat yang sama, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa sebuah negara akan akan kuat kalau ketahanan pangannya kuat, dan negara akan hancur jika ketahanan pangannya terganggu.

Baca juga : Wow, Ada 7.780 Produk Air Minum dalam Kemasan di Indonesia

Atas hal tersebut, Syahrul mengatakan bahwa problematika stunting memang perlu segera di intervensi dan dia mengatakan bahwa Kementan siap untuk mengatasi permasalah ini.

"Ada 88 kabupaten kota yang harus di intervensi. Saya siap intervensi itu. Tahun depan saya yakini dan kalau perlu besok kita tandatangani MoU untuk mengatasi permasalahan stunting ini," lanjut Syahrul.

"Saya siapkan bibit pangan lokal besok untuk stunting, itu bukan bibit biasa. Ini hasil temuan Litbang terbaru. 88 kabupaten dan kota dari 300 lebih kecamatan dan 28 ribu kepala desa yang harus dibagikan bibit ini," ujarnya.

Syahrul mengatakan bahwa intervensi permasalahan stunting merupakan hal yang penting dan hal ini memiliki arti yang sangat besar bagi Indonesia khususnya masa depan anak bangsa.

"Kita secara tidak langsung menghancurkan negara kalau nggak bisa menindaklanjuti stunting," pungkasnya. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya