Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
KEMENTERIAN Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) menyalurkan dana prioritas riset nasional (PRN) sebesar Rp14,3 miliar kepada 21 proposal dari 13 lembaga. Menristek/Kepala BRIN Bambang PS Brodjonegoro berharap proposal-proposal yang didanai dalam PRN 2020-2024 ini memiliki output berupa produk yang tepat guna, bernilai tambah dan mampu dihilirisasi, meningkatkan substitusi impor dan TKDN, serta mengadopsi teknologi terkini.
“Mudah-mudahan (dana) yang diterima kemudian bisa menjadi motivasi bagi para peneliti rekayasa dan dosen agar mereka bisa menghasilkan output yang terbaik dan selalu berpikir bagaimana manfaat dari apa yang dikerjakan terhadap pembangunan ekonomi nasional,” kata Bambang dalam acara Serah Terima Perdana Pendanaan Prioritas Riset Nasional 2020, Jumat (17/7).
Mantan Kepala Bappenas ini menuturkan pendanaan PRN semulanya direncanakan berasal dari anggaran Kemenristek/BRIN. Namun, karena adanya pemotongan anggaran akibat merebaknya pandemi covid-19, pendanaan PRN kini berasal dari dana abadi penelitian dan dana abadi pendidikan yang dikelola oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Total dana yang akan disalurkan yakni sebesar Rp242,8 miliar untuk 305 proposal yang telah terpilih. “LPDP sudah memberikan solusi alternatif tentunya berasal dari kelolaan dana abadi penelitian di mana 2019 dana abadinya adalah Rp990 miliar. Kemudian di 2020 ini sudah dianggarkan Rp4 triliun,” jelasnya.
Penerima dana PRN berasal dari berbagai macam institusi yakni perguruan tinggi (PTN dan PTS), lembaga penelitian di bawah Kemenristek/BRIN dan lembaga penelitian di bawah kementerian lain, industri, BUMN, serta organisasi masyarakat.
Direktur Utama LPDP Rionald Silaban menuturkan penyaluran perdana ini diberikan kepada proposal yang telah melalui proses verifikasi dan validasi. “Jadi dari 305 proposal mungkin yang perlu diperhatikan adalah masing-masing penelitian pasti memiliki tingkat kemajuan yang berbeda. Itu nanti yang akan diteliti oleh Kemenristek/BRIN kemudian disampaikan kepada LPDP dan kemudian kita verifikasi lagi dokumennya,” tuturnya.
Rio pun berpesan bagi para periset yang belum mengajukan permohonan dana tahap pertama agar segera mengajukannya melalui Kemenristek/BRIN agar kegiatan riset dapat segera dilaksanakan.(Aiw/H-1)
Diana terpilih menjadi highlight dalam IFS annual report 2023 dari sejumlah 8000 peneliti yang berasal dari 105 negara yang mendapat hibah riset dari IFS.
Perguruan tinggi diharapkanĀ mencetak banyak peneliti yang mampu melakukan riset yang bermanfaat dan memiliki nilai komersial tinggi.
Perlindungan HAKI yang memadai akan mendorong inovasi bagi lembaga litbang, akademisi, dan perusahaan berbasis teknologi untuk melanjutkan penelitiannya.
Kolaborasi riset adalah salah satu mekanisme fundamental dalam upaya mempromosi kerja sama inovasi dan mempertemukan para peneliti dari institusi di Indonesia dan Belanda.
Terjadi perubahan arah riset, bukan hanya sekadar memberdayakan tapi harus bisa menopang perekonomian.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved