Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Indonesia dan UE Tingkatkan Kerja Sama Lingkungan

Ihfa Firdausya
12/7/2020 14:40
Indonesia dan UE Tingkatkan Kerja Sama Lingkungan
Pembukaan lahan dengan membabat hutan berpotensi mengakibatkan longsor dan bencana lingkungan serta mengancam eksistensi satwa liar(Antara/Mohamad Hamzah)

PEMERINTAH Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Pejabat Uni Eropa telah melaksanakan pertemuan The Third Working Group on Environment and Climate Change (WGECC). Kedua pihak berkomitmen terhadap agenda 2030 Sustainable Development Goals (SDG's), Perjanjian Paris, serta perjanjian dan konvensi lingkungan bilateral dan multilateral lainnya.

Pertemuan yang  sudah dilaksanakan pada 30 Juni hingga 2 Juli 2020 melalui video conference itu secara resmi dibuka oleh Dirjen Perubahan Iklim, KLHK Ruandha Agung Sugardiman dan Direktur untuk Pembangunan Berkelanjutan Global, Komisi Eropa, Astrid Schomaker. Indonesia dan Uni Eropa pada WGECC juga membahas pentingnya kesinambungan dalam pertemuan <i>working group<p> di bawah Partnership and Cooperation Agreement (PCA). WGECC yang ketiga ini mendaulat Indonesia sebagai tuan rumah.

Ruandha dan Schomaker menegaskan kembali komitmen bersama Indonesia dan Uni Eropa untuk meningkatkan kerja sama dalam melindungi lingkungan dan memitigasi perubahan iklim. Dalam pidato pembukaannya, Ruandha menekankan perlunya kerja sama yang lebih baik lagi dengan latar belakang krisis ekonomi dan kesehatan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang disebabkan oleh pandemi covid-19.

Melalui pertemuan WGECC ini juga, katanya, Indonesia bermaksud untuk menemukan opsi kolaboratif untuk mengatasi tantangan bersama Indonesia dan Uni Eropa dalam menciptakan dunia yang lebih baik untuk generasi mendatang.

Opsi kolaboratif tersebut termasuk dalam hal berbagi pengalaman praktik dalam pengelolaan hutan lestari, implementasi berbagai konvensi dan kesepakatan terkait perubahan iklim dan lingkungan, konsumsi dan produksi berkelanjutan, ekonomi sirkular, pengelolaan limbah, pengelolaan keanekaragaman hayati yang berkelanjutan, dan mendorong penggunaan energi terbarukan termasuk minyak kelapa sawit.

"Indonesia siap bekerja sebagai mitra dengan Uni Eropa dalam forum bilateral, regional, maupun multilateral. Indonesia juga mendorong Uni Eropa untuk mengambil sikap yang kuat untuk membatasi peredaran limbah berbahaya yang ilegal," kata Ruandha seperti dikutip dari keterangan resmi, Minggu (12/7).

Di sisi lain, Schomaker menekankan perlunya bekerja ke arah strategi yang kuat dan efektif untuk mengurangi dan memulihkan masyarakat dari krisis covid-19. "Komitmen Uni Eropa untuk 'Pemulihan Hijau', dipandu oleh gagasan Sekjen PBB, Guterres untuk membangun kembali lebih baik, tanpa meninggalkan siapa pun di belakang," ungkapnya.

Schomaker juga mempresentasikan European Green Deal (EGD), strategi baru Uni Eropa untuk pertumbuhan berkelanjutan, untuk iklim yang netral, sumber daya yang efisien dan ekonomi sirkular yang menjaga dan mengembalikan keanekaragaman hayati dan kekayaan alam, serta melindungi kesehatan masyarakat dan menciptakan lapangan kerja baru.

Pada akhir pertemuan, Indonesia dan Uni Eropa menyatakan puas dengan hasil pertemuan WGECC ketiga dan setuju untuk semakin mengintensifkan kerja sama mereka dalam masalah lingkungan dan perubahan iklim. Kedua pihak juga sepakat untuk mengatur pertemuan teknis dan pertukaran informasi, serta menyelenggarakan WGECC ke-4 di Brussels, kuartal pertama 2021.(H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya