Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Kemenkes Tingkatkan Kewaspadaan terhadap Flu Babi Jenis Baru

Atalya Puspa
10/7/2020 08:20
Kemenkes Tingkatkan Kewaspadaan terhadap Flu Babi Jenis Baru
Sejumlah babi beristirahat di sebuah peternakan di Yiyang, Provinsi Henan, Tiongkok.(AFP/ GREG BAKER)

VIRUS flu babi jenis genotype 4 (G4) menjadi virus baru yang harus diwaspadai di tengah pandemi covid-19. Pasalnya, virus G4 juga berpotensi menjadi pandemi.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Siti Nadia Tarmizi mengatakan kasus virus flu babi G4 itu bukan ditemukan pada orang yang sakit, namun pada pemeriksaan darah dari populasi yang dilakukan surveilans atau penelitian terhadap kemungkinan adanya virus itu.

“Ada sejumlah alasan virus G4 berpotensi menjadi pandemi, antara lain virus G4 sudah beredar di populasi babi-babi di Tiongkok. Virus tersebut juga dapat melekat pada reseptor yang ada di saluran pernapasan manusia,” katanya pada media briefing secara virtual, Kamis (9/7).

Baca juga: Ahli: Tidak Ada Zona Hijau Di Indonesia

Dengan melekat di reseptor, virus dapat masuk ke sel-sel manusia. Virus G4 juga bisa melekat di jaringan trakea manusia terutama di sel-sel yang melapisi trakea.

Dengan melekat di tabung penghubung saluran pernapasan bagian atas dan bagian bawah serta paru-paru ini, virus dapat menuju ke paru-paru manusia.

Virus ini juga dapat menginfeksi sel epitel saluran napas manusia. Sel-sel yang biasanya melapisi bronkus dan alveoli manusia itu berhasil diinfeksi dengan virus G4 dalam pemantauan dari laboratorium. Setelah masuk ke sel-sel manusia, virus baru ini berkembang biak dan menyebar di sana.

Hewan Ferret (sejenis musang) yang terinfeksi G4 dapat menularkannya via tetesan air liur atau kontak langsung. Hasil percobaan pada hewan Ferret virus G4 bisa menular lewat kontak langsung. Virus G4 dapat menular melalui tetesan air liur droplet.

Nadia melanjutkan, Virus G4 tidak dapat diproteksi dari vaksin flu yang ada karena ada perbedaan strain virus yang ada dalam vaksin flu. Namun ada keuntungan vaksin flu H1N1 sudah ditemukan, sehingga untuk menemukan vaskin G4 akan lebih mudah dibandingkan mengembangkan vaksin COVID-19 yang penyakitnya benar-benar baru.

Nadia Mengungkapkan, sampai saat ini, belum ada penularan dari manusia ke manusia. Yang paling berisiko terinfeksi varian G4 adalah penularan dari babi ke manusia seperti orang-orang yang bekerja atau menjalani aktivitas harian bersama babi.

“Belum ada penularan yang dicatat terjadi antara manusia ke manusia, yang terjadi penularan G4 berasal dari babi yang menular ke manusia, ke peternaknya maupun orang yang bekerja di peternakan babi tersebut” tambah Nadia

Di Indonesia, belum ditemukan kasus flu babi varian G4. Kendati belum ada kasus, masyarakat maupun peternak babi diimbau terus meningkatkan kewaspadaan dengan selalu menjaga kesehatan dan kebersihan.

“Cara pencegahannya dapat dilakukan dengan menghindari kontak langsung dengan babi yang sakit dan menggunakan alat pelindung diri ketika bekerja dengan babi, menjaga kebersihan diri dan kebersihan lingkungan yang berhubungan dengan babi (kandang babi, pasar babi, dan tempat pemotongan babi), lakukan desinfeksi, cuci tangan dan menjaga kebersihan perorangan, serta melakukan vaksinasi hewan,” kata Nadia. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya