Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Zee Zee Shahab Belajar dari Anak Pertama

Fetry Wuryasti
05/7/2020 03:30
Zee Zee Shahab Belajar dari Anak Pertama
Artis Zee Zee Shahab, dan Prabu Revolusi(Instagram @praburevolusi)

MEMAKSAKAN suatu kehendak meski dengan maksud mulia kepada anak ternyata berdampak buruk. Proses hidup itulah yang pernah dialami pasangan artis Zee Zee Shahab, 32, dan Prabu Revolusi, 40, terhadap anaknya, Fauzi Khaleev Putra Revolusi, yang tahun ini menginjak usia 8 tahun.

“Kami banyak belajar menjadi orangtua sedari lahirnya anak pertama,” ujar Zee Zee. 

Sebagai orangtua muda pada umumnya, kata perempuan bernama asli Fauziah Shahab ini, pengalaman luar biasa dalam mengasuh Khaleev itu tentu akan dikenang. Pada 2012, Khaleev lahir prematur dengan berat 1,9 kilogram dan perlu diinkubator selama 1 minggu. Begitu perkembangannya baik dan sehat, memasuki usia 3 tahun masalah baru muncul terkait dengan kemampuan berbicara sang anak.

Rupanya speech delay terjadi karena pada awalawal menjadi orangtua, Zee Zee dan Prabu terlalu berambisi dengan mengajarkan anaknya empat bahasa sekaligus. Bahasa Indonesia, Inggris, Prancis, dan Arab. Akibatnya, si anak menjadi bingung dalam berbahasa. “Waktu itu saya sedih dan ada merasa failed,” ujar Zee Zee.

Tidak mau disebut gagal dalam mengasuh, psikolog anak dan dokter spesialis anak dilibatkan untuk mengetahui kelainan sang anak. “Alhamdulillah secara fisik dia baik-baik saja dan lebih kepada bingung berbahasa,” ujar Zee Zee dalam live Instagram di Pojok Shahnaz, Jumat (3/7).

Zee Zee akhirnya tahu bahwa anak balita cukup diajarkan satu atau dua bahasa. Atas kejadian tersebut, Zee Zee menyadari bahwa dahulu mereka sebagai orangtua terlalu banyak menaruh keinginan terhadap anak sulungnya itu. Namun, tidak pernah menanyakan apa maunya sang anak.

Kesalahan lain yang diakui Zee Zee saat sang anak disekolahkan ke TK dengan usia terlalu dini. Terbayang Zee Zee melihat anaknya yang selalu bingung saat bergaul dengan temannya karena ketertinggalan berbahasa itu.

Hingga setahun di TK, akhirnya Zee Zee dan Prabu memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah sang anak. Itu dimaksudkan agar nantinya sang anak tidak merasa down saat berhubungan dengan teman-teman sebayanya.


Gali potensi

Sebagai orangtua, tentu akan bangga jika melihat buah hati tumbuh normal dengan kelebihan masing-masing. Setelah menjalani  pembelajaran saat mengasuh Khaleev, disadari dalam menggali potensi anak hendaknya dilakukan secara wajar dan tidakberlebihan.

Ketertinggalan berbahasa sang anak rupanya menyadarkan pasangan Zee Zee dan Prabu. “Kami juga belajar bahwa tidak baik terlalu terobsesi terhadap anak,” imbuh Prabu.

Pasangan ini sementara boleh bernapas lega. Pasalnya, sang anak kini memiliki kemampuan linguisitik sempurna jika melihat rapor sekolahnya.

“Masalah pertama selesai dan tinggal memikirkan di SD dan selanjutnya,” pungkas Prabu. (H-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya