Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Kemendikbud Susun Peta Jalan Pendidikan hingga 15 Tahun ke Depan

Atikah Ishmah Winahyu
02/7/2020 14:47
 Kemendikbud Susun Peta Jalan Pendidikan hingga 15 Tahun ke Depan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nadiem Anwar Makarim(MI/AGUS MULYAWAN)

KEMENTERIAN Pendidikan dan Kebudayaan telah menyusun peta jalan pendidikan untuk 15 tahun ke depan. 

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim mengatakan, peta ini digunakan untuk mengevaluasi kebijakan/program pendidikan yang dijalankan stakeholder terkait.

“Target ini harapannya terus terlaksana di periode-periode berikutnya,” kata Nadiem dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR RI, Kamis (2/7).

Nadiem menuturkan, dalam kategori pendidikan dasar dan menengah, skor PISA juga akan dijadikan salah satu target pencapaian. 

Pada 2020-2025, Kemendikbud menargetkan skor PISA siswa di Indonesia di bidang literasi mencapai 396, numerasi 388, dan sains 402. Pada 2020-2025, skor PISA di bidang literasi ditargetkan mencapai 423, munersi 397, dan sains 208.

Kemudian jumlah sekolah penggerak lima tahun ke depan ditargetkan mencapai 10 ribu sekolah dan dapat meningkat menjadi 20 ribu sekolah pada 2025-2030. 

Angka partisipasi prasekolah lima tahun ke depan diharapkan mencapai 77,5%, SD 100%, SMP 100%, dan SMA 95%. Sementara pada 2025-2030 partisipasi prasekolah 80%, SD 100%, SMP 100%, dan SMA 100%.

“Jumlah sekolah penggerak yang menjadi lilin-lilin di dalam daerah kita harapannya akan terus berkembang. Tentunya akan menjadi salah satu matriks terpenting,” tuturnya.

Dalam kategori tenaga pendidik, Nadiem menargetkan lima tahun ke depan jumlah guru yang lulus program pendidikan profesi guru (PPG) baru dapat mencapai 200 ribu orang, sedangkan pada 2025-2030 mencapai 300 ribu. Kemudian jumlah guru penggerak dapat mencapai 100 ribu dalam lima tahun ke depan dan meningkat menjadi 200 ribu di lima tahun selanjutnya.

Dari guru penggerak ini juga diharapkan akan muncul bibit-bibit pemimpin yang nantinya bisa dipercaya untuk menjadi kepala sekolah.

“Guru penggerak ini adalah potensi. Kepala sekolah kita akan ada dari grup ini. Tentunya dari 100 ribu itu harapan kita 50 ribu diangkat menjadi kepala sekolah,” imbuhnya.

Baca juga: Aplikasi Pendidikan Inklusi Lambat

Dari sisi tata kelola pada 2020-2025, angaran pendidikan yang ditransfer langsung ke sekolah ditargetkan bisa mencapai 35,4% dan meningkat menjadi 40% di lima tahun selanjutnya. Kontribusi sektor swasta untuk sektor pendidikan dalam persentase PDB setidaknya bisa mencapai 0,8% dan meningkat di lima tahun selanjutnya yakni 1,2%.

“Kontribusi sektor swasta harus naik dan itu ada berbagai macam kebijakan yang harus kita tingkatkan untuk mengajak partisipasi sektor swasta dan mereka juga bisa punya kesehatan finansial,” ujarnya.

Dari sektor vokasi dan pendidikan tinggi, pemerintah menargetkan jumlah partisipasi siswa pada pendidikan tinggi bisa mencapai 37,6% dalam lima tahun ke depan dan meningkat menjadi 45% pada 2025-2030. Dengan semakin tingginya angka partisipasi pada perguruan tinggi, Nadiem juga berharap akan semakin banyak lulusan yang terserap dunia kerja.

Untuk memastikan keberlanjutan peta jalan ini, Kemendikbud juga tengah melakukan sejumlah upaya, di antaranya mentransformasi kepemimpinan internal di kementerian dan daerah, mencapai sekitar 20% critical mass pada semua perubahan kebijakan, merevisi aturan perundangan yakni UU Sisdiknas, serta mengintegrasikan peran pihak ketiga/kolaborasi dalam sistem pendidikan seperti melibatkan pakar pendidikan, organisasi kemasyarakatan, hingga layanan teknologi pendidikan.

“Menurut saya inilah yang akan berlanjut pada saat mungkin menterinya sudah tidak ada lagi ataupun pemerintahnya berubah,” tandasnya. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik