Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
GERHANA matahari total (GMT) menyajikan peristiwa unik dan menarik. Selain cuaca menjadi lebih gelap, ternyata GMT bisa 'menipu' hewan.
Kepala Lapan Thomas Djamaluddin mengatakan walaupun GMT hanya berlangsung singkat, yakni 2 sampai 3 menit, bisa menimbulkan perubahan perilaku pada hewan-hewan karena menganggap malam telah datang. Misalnya, ayam masuk kandang karena mengira waktu sudah petang padahal gerhana matahari terjadi di siang hari.
GMT yang akan terjadi pada 9 Maret 2016 menjadi fenomena langka sekaligus sangat istimewa dikarenakan hampir sebagian lintasan bayangan umbra dari GMT akan melintasi wilayah kepulauan Indonesia dan selebihnya melintasi Samudra Pasifik. Sebaiknya tidak melewatkan peristiwa yang terjadi kelima kali di Indonesia sejak 1945. Bila Anda kelewatan, GMT berikutnya dapat disaksikan pada 2042.
Karena lamanya waktu yang dibutuhkan untuk melihat GMT di langit Indonesia, fenomena ini menjadi monumental dan sangat ditunggu-tunggu para pecinta astronomi dan masyarakat.
Jika kita flashback pada 33 tahun lalu, tepatnya pada 1983, kala itu masyarakat diimbau tidak melihat gerhana matahari oleh pemerintah mengingat dampak yang akan ditimbulkan dari pengamatan gerhana cukup berbahaya. Selain itu, ternyata banyak mitos yang beredar seputar gerhana.
Sebagian masyarakat yang telah mengerti kejadian alam tersebut pada waktu itu menyiasati dengan menggunakan pantulan bayangan matahari melalui ember yang diisi air atau menggunakan roll film pada kamera.
Cara aman
Pengamatan GMT sebenarnya tidak berbahaya asal dilakukan dengan cara-cara yang aman. Thomas Djamaluddin mengatakan sinar GMT tidak akan membuat mata buta, justru saat GMT mencapai puncaknya ialah saat yang tepat melihat keindahan korona atau mahkota matahari secara langsung tanpa penghalang.
Cara yang aman mengamati GMT saat matahari perlahan tertutup bulan dan kondisi langit berangsur menjadi gelap (gerhana matahari sebagian) dianjurkan menggunakan filter atau kacamata khusus melihat matahari.
Cara melihatnya juga jangan terlalu fokus karena saat itu matahari belum semuanya tertutup dan sebagian sinar matahari masih memancar kuat hingga bisa merusak retina mata.
"Jadi menyaksikan beberapa menit tidak terlalu asyik, sesekali melihat ke tempat lain dan tidak fokus ke matahari itu akan aman-aman saja," ucap Thomas. Thomas mengimbau warga melihat fenomena yang indah ini.
"Kita harus sosialisasi kepada masyarakat kalau melihat fenomena gerhana matahari itu aman asal tidak terlalu asyik melihatnya," ucap Thomas.
Hal serupa juga diungkapkan Guru Besar Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta Suhardjo yang juga spesialis mata. Menurutnya, melihat GMT dalam durasi waktu lama saat bulan mulai bergeser, membahayakan mata.
Upaya untuk melihat gerhana matahari baik total maupun sebagian yang biasa dilakukan masyarakat tradisional, yaitu melalui genangan air di dalam baskom yang diletakkan di bawah bayangan matahari. Bisa juga menggunakan kacamata Rayban yang berwarna hijau karena mampu menyerap sinar UV B.(Antara/LAPAN/gerhana.langitselatan.com/L-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved