Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PANDEMI covid 19 yang tak kunjung usai selama tiga bulan terakhir ini cukup memberikan pukulan telak bagi para pelaku industri pariwisata di Indonesia, tak terkecuali Sebumi. Namun, selama masa pandemi ini, Iben sang pemilik usaha ekowisata ini, justru merasa tertantang menggalakkan misi edukasi lingkungan melalui kegiatan ekowisata mereka.
Berbagai trobosan kreatif untuk tetap melanjutkan misi tersebut pun mulai Iben coba. Salah satunya ialah dengan menggelar tur virtual ke beberapa destinasi wisata langganan Sebumi, yang belakangan cukup banyak diminati warganet selama masa pandemi ini.
“Momen pandemi ini kami gunakan untuk mengevaluasi diri. Kami jadi sadar bahwa sebenarnya misi edukasi yang awalnya menjadi ruh dari kegiatan ekowisata yang kami galakan ini tetap bisa kami kerjakan dengan cara yang lebih kreatif lagi,” ungkap CEO Sebumi tersebut.
Edukasi mangrove di Teluk Jakarta.
Mereka pun lantas membuat virtual tur sehingga edukasinya tetap jalan. Selain tur virtual, selama masa pandemi ini, peraih penghargaan BEKAL (Bersama Kelola Alam Adil Lestari) dari United in Diversity dan The David and Lucile Packard Foundation ini mengaku cukup memiliki kemampuan untuk mengembangkan lini bisnis lain dari usahanya.
Pendakian minim sampah di Gunung Semeru.
“Untungnya Sebumi itu hybrid. Jadi, kita punya sesuatu yang tidak dimiliki operator wisata lain dan selama pandemi ini kita jadi punya waktu untuk mengonsep beberapa hal yang sebelumnya belum tersentuh, seperti pengembangan produk dan jasa konsultan wisata untuk menularkan konsep ekowisata ini,” pungkas Iben. (M-4)
VECTOR: FREEPIK.COM
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved