Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Imunisasi Anak di Masa Pandemi Turun

Atalya Puspa
03/6/2020 01:15
Imunisasi Anak di Masa Pandemi Turun
Pelaksanaan imunisasi(ANTARA)

PEMBERIAN imunisasi dasar dan lanjutan pada anak tahun ini menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya akibat adanya pandemi covid-19. 

Hal tersebut bisa mengancam kesehatan anak-anak karena dapat menimbulkan wabah penyakit, seperti polio, campak, dan rubela yang seharusnya bisa diatasi lewat imunisasi tersebut.

“Bahaya yang diterima kalau tidak mendapat imunisasi masih lebih besar dari bahaya yang dihadapi anak dan orangtua berangkat ke fasilitas pelayanan kesehatan saat pandemi covid-19,” ujar Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan, Ditjen P2P Kementerian Kesehatan,
Vensya Sitohang, dalam diskusi virtual yang diadakan Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI), kemarin.

Vensya menjabarkan, pada Maret 2020, jumlah anak yang mendapat imunisasi dasar lengkap menurun sebanyak 53.558 anak ketimbang Maret tahun lalu. Sementara itu, pada April 2020, menurun sebanyak 245.661 anak ketimbang periode yang sama tahun lalu.

Hal itu terjadi karena pada saat pandemi, orangtua raguragu berangkat ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes). Demikian juga  fasyankes yang ragu-ragu memberikan pelayanan (imunisasi).

Namun begitu, Vensya juga memastikan banyak daerah yang tetap menjalankan program imunisasi. Adapun protokol pelaksanaannya diatur dalam Surat Menteri Kesehatan Nomor SR.02.01/Menkes/213/2020 tanggal 26 Maret 2020 tentang Pekan Imunisasi Dunia dan Surat Edaran Dirjen P2P Nomor SR.02.06/4/ 1332 /2020 Pelayanan Imunisasi pada Anak selama Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019.

“Pemerintah sudah mengeluarkan arahan agar semua sarana layanan imunisasi tetap berjalan. Berdasarkan survei sederhana yang kami lakukan, 92% masih bersedia menyediakan layanan imunisasi di daerah,” tuturnya.

Jika benar-benar tidak dapat dilakukan, imunisasi bisa ditunda dalam waktu dua minggu. Untuk itu, ujarnya, petugas imunisasi harus mendata dan memastikan anak yang terlambat mendapat imunisasi diberikan pada pelayanan berikutnya.

Selain itu, dirinya juga menjamin ketersediaan stok vaksin untuk imunisasi anak. Khusus untuk IPV (vaksin polio suntik), diakui sedang kosong. Namun, saat ini sedang dalam proses pengadaan. Dua hingga tiga bulan ke depan diupayakan sudah tersedia. “Imunisasi polio tetes
harus tetap dilanjutkan. Kita banyak mengandalkan yang tetes ini,” tandasnya.


Hak sehat

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Catharine Mayung Sambo mendorong agar fasyankes dan orangtua tetap memprioritaskan berjalannya program imunisasi selama pandemi covid-19.

“Kalau memang tertunda, anak-anak disarankan melakukan imunisasi kejar. Kalau ada terlambat, terlewat, itu direncanakan melalui catatan imunisasi yang ada di catatan imunisasi anak,” katanya. Dengan begitu, ketika kondisi pandemi sudah membaik, imunisasi bisa berjalan normal. Ini harus dilakukan supaya hak sehat anak bisa terpenuhi.

Sementara itu, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengimbau para orangtua untuk tidak menghentikan layanan imunisasi pada anak-anak karena pandemi covid-19.

“Kita tidak boleh menghentikan sama sekali layanan imunisasi karena hakikatnya adalah hak asasi anak-anak kita untuk terlindungi dari berbagai penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi,” ujar Yuri dalam konferensi pers di Gedung BNPB,  kemarin.

Dia menuturkan, guna mencegah resiko penularan covid-19 pada anak, para orangtua bisa memanfaatkan layanan telemedicine sehingga anak-anak tidak perlu datang ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya. (Aiw/H-1)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya