Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
PEMBERIAN imunisasi dasar dan lanjutan pada anak tahun ini menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya akibat adanya pandemi covid-19.
Hal tersebut bisa mengancam kesehatan anak-anak karena dapat menimbulkan wabah penyakit, seperti polio, campak, dan rubela yang seharusnya bisa diatasi lewat imunisasi tersebut.
“Bahaya yang diterima kalau tidak mendapat imunisasi masih lebih besar dari bahaya yang dihadapi anak dan orangtua berangkat ke fasilitas pelayanan kesehatan saat pandemi covid-19,” ujar Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan, Ditjen P2P Kementerian Kesehatan,
Vensya Sitohang, dalam diskusi virtual yang diadakan Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI), kemarin.
Vensya menjabarkan, pada Maret 2020, jumlah anak yang mendapat imunisasi dasar lengkap menurun sebanyak 53.558 anak ketimbang Maret tahun lalu. Sementara itu, pada April 2020, menurun sebanyak 245.661 anak ketimbang periode yang sama tahun lalu.
Hal itu terjadi karena pada saat pandemi, orangtua raguragu berangkat ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes). Demikian juga fasyankes yang ragu-ragu memberikan pelayanan (imunisasi).
Namun begitu, Vensya juga memastikan banyak daerah yang tetap menjalankan program imunisasi. Adapun protokol pelaksanaannya diatur dalam Surat Menteri Kesehatan Nomor SR.02.01/Menkes/213/2020 tanggal 26 Maret 2020 tentang Pekan Imunisasi Dunia dan Surat Edaran Dirjen P2P Nomor SR.02.06/4/ 1332 /2020 Pelayanan Imunisasi pada Anak selama Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019.
“Pemerintah sudah mengeluarkan arahan agar semua sarana layanan imunisasi tetap berjalan. Berdasarkan survei sederhana yang kami lakukan, 92% masih bersedia menyediakan layanan imunisasi di daerah,” tuturnya.
Jika benar-benar tidak dapat dilakukan, imunisasi bisa ditunda dalam waktu dua minggu. Untuk itu, ujarnya, petugas imunisasi harus mendata dan memastikan anak yang terlambat mendapat imunisasi diberikan pada pelayanan berikutnya.
Selain itu, dirinya juga menjamin ketersediaan stok vaksin untuk imunisasi anak. Khusus untuk IPV (vaksin polio suntik), diakui sedang kosong. Namun, saat ini sedang dalam proses pengadaan. Dua hingga tiga bulan ke depan diupayakan sudah tersedia. “Imunisasi polio tetes
harus tetap dilanjutkan. Kita banyak mengandalkan yang tetes ini,” tandasnya.
Hak sehat
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Catharine Mayung Sambo mendorong agar fasyankes dan orangtua tetap memprioritaskan berjalannya program imunisasi selama pandemi covid-19.
“Kalau memang tertunda, anak-anak disarankan melakukan imunisasi kejar. Kalau ada terlambat, terlewat, itu direncanakan melalui catatan imunisasi yang ada di catatan imunisasi anak,” katanya. Dengan begitu, ketika kondisi pandemi sudah membaik, imunisasi bisa berjalan normal. Ini harus dilakukan supaya hak sehat anak bisa terpenuhi.
Sementara itu, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengimbau para orangtua untuk tidak menghentikan layanan imunisasi pada anak-anak karena pandemi covid-19.
“Kita tidak boleh menghentikan sama sekali layanan imunisasi karena hakikatnya adalah hak asasi anak-anak kita untuk terlindungi dari berbagai penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi,” ujar Yuri dalam konferensi pers di Gedung BNPB, kemarin.
Dia menuturkan, guna mencegah resiko penularan covid-19 pada anak, para orangtua bisa memanfaatkan layanan telemedicine sehingga anak-anak tidak perlu datang ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya. (Aiw/H-1)
Vaksin penguat atau booster Covid-19 masih diperlukan karena virus dapat bertahan selama 50-100 tahun dalam tubuh hewan.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mencatatkan jumlah kasus covid-19 secara global mengalami peningkatan 52% dari periode 20 November hingga 17 Desember 2023.
PJ Bupati Majalengka Dedi Supandi meminta masyarakat untuk mewaspadai penyebaran Covid-19. Pengetatan protokol kesehatan (prokes) menjadi keharusan.
PEMERINTAH Palu, Sulawesi Tengah, mengimbau warga tetap waspada dan selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan menyusul dua kasus positif covid-19 ditemukan di kota itu.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan jenis virus covid-19 varian JN.1 sebagai VOI atau 'varian yang menarik'.
DINAS Kesehatan (Dinkes) Batam mengonfirmasi bahwa telah terdapat 9 kasus baru terpapar Covid-19 di kota tersebut,
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved