Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
PANDEMI Covid-19 juga menimbulkan dampak bagi para penyandang disabilitas. Bahkan, bisa dibilang penyandang disabilitas merupakan salah satu kelompok masyarakat yang paling terdampak selama pandemi ini, namun mereka seringkali terlupakan.
Ketua Umum Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial (BK3S) Provinsi Jawa Timur, Pinky Saptandari, mengungkapkan banyak penyandang disabilitas yang kehilangan pekerjaannya akibat covid-19. Ada yang kehilangan profesi sebagai pemijat, pemotong rambut, tukang sablon, ada yang terpaksa menjual sparepart di bengkelnya karena tidak ada pelanggan yang datang untuk service motor.
Baca juga: Ragunan Gelar Wisata Virtual Hana dan Tino Si Harimau Sumatera
“Ketika kita bicara tentang dampak covid-19 ini, seringkali orang melupakan bahwa ada yang paling terdampak daripada kita, ada yang lebih susah daripada kita yaitu teman-teman disabilitas. Misalnya, tuna netra yang pekerjaannya hanya memijat, maka dua bulan ini mereka tidak bisa memijat lagi,” ujar Pinky dalam konferensi pers Penyandang Disabilitas di Masa Pandemi Covid-19, Minggu (17/5).
Pinky menuturkan, sejak Maret lalu pihaknya telah menyalurkan bantuan seperti vitamin, susu, dan sembako bagi para penyandang disabilitas untuk menghadapi krisis akibat Covid-19. Dia mengungkapkan, banyak pihak yang kemudian terketuk pintu hatinya untuk ikut membantu, sehingga jumlah bantuan yang sebelumnya hanya mencapai ratusan, kini dapat mencapai 2.500 paket yang dibagikan.
Selain memberi, Pinky juga membeli produk yang dibuat atau dijual oleh penyandang disabilitas tersebut, program ini disebut Beli dan Bagi.
“Jadi misalnya ditawarin bumbu pecel, walaupun tidak butuh ya kita beli saja. Kita bisa bagikan pada yang lain, karena dengan cara itu kita juga membantu perekonomian mereka,” tuturnya.
Menurut Pinky, agar bantuan dapat menjangkau para penyandang disabilitas secara merata, maka dibutuhkan proses pendataan dan kerja sama yang baik, dari pemerintah maupun komunitas di sekitar. Selain itu, akses informasi juga perlu ditingkatkan bagi penyandang disabilitas, baik informasi terkait bantuan maupun seputar covid-19 itu sendiri.
Kemudian, peran dasa wisma, RT, dan RW juga sangat penting dalam penanganan warga disabilitas yang terdampak covid-19, karena pihak-pihak inilah yang lebih mengetahui, siapa saja warganya yang membutuhkan.
“Era new normal ini harus kita hadapi dengan bijaksana, juga meningkatkan kerja sama bahwa memang kesosialan harus kita tingkatkan karena banyak pihak yang mengatakan bahwa tidak cukup sampai akhir tahun, tapi sampai dua tahun mungkin, baru akan kembali lebih baik. Tetapi selama ini berlangsung, maka kita harus tahan diri untuk tidak beli baju, foya-foya bikin pesta, uang ini mari digunakan untuk emmbatu sesama,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Executive Director Yayasan Plan International Indonesia Dini Widiastuti menambahkan, berdasarkan data, ada sekitar lebih dari 34 juta penyandang difabel di Indonesia. Berdasarkan data di lapangan, bantuan sosial dari pemerintah bagi warga difabel masih belum sampai, bahkan informasi yang diterima para penyandang disabilitas juga masih sangat minim.
Baca juga: Mensos Perintahkan Dirut PT Pos Tambah Titik Penyaluran BST
“Akses terhadap informasi sangat minim, jadi itu yang pertama-tama kami luruskan. Kami beri informasi lewat stiker, poster, dan animasi dalam Bahasa daerah. Internet susah, listrik kadang-kadang mati, TV kalau di desa sinyalnya tidak kena, mereka juga belum tentu punya TV, radio sudah bersyukur,” tuturnya.
“Masyarakat, tetangga kita harus saling menjaga melihat ada hal yang kurang betul misal di tetangganya mungkin itu membantu melaporkan, atau menasehati dan seperti apa. Jadi kita di antara komunitas saling menjaga karena ini tanggung jawanb kita semua supaya kalau kita keluar dari pandemi ini kita bisa selamat semua. Pemerintah memang harus bergerak, tapi komunitas tetangga, teman-teman saling membantu,” tandasnya. (OL-6)
Nimbus berada pada kategori VUM, artinya sedang diamati karena lonjakan kasus di beberapa wilayah, namun belum menunjukkan bukti membahayakan secara signifikan.
KEPALA Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Ishaq Iskanda, Sabtu (21/6) mengatakan Tim Terpadu Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan (Sulsel) menemukan satu kasus suspek Covid-19.
Peneliti temukan antibodi mini dari llama yang efektif melawan berbagai varian SARS-CoV, termasuk Covid-19.
HASIL swab antigen 11 jemaah Haji yang mengalami sakit pada saat tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, menunjukkan hasil negatif covid-19
jemaah haji Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala penyakit pascahaji. Terlebih, saat ini ada kenaikan kasus Covid-19.
Untuk mewaspadai penyebaran covid-19, bagi jamaah yang sedang batuk-pilek sejak di Tanah Suci hingga pulang ke Indonesia, jangan lupa pakai masker.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved