Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PEMENANG 15 Piala Grammy, Alicia Keys belum lama ini meluncurkan buku memoar perjalanan hidupnya, bertajuk More Myself: A Journey. Buku yang dicetak penerbit buku milik Oprah Winfrey, itu disebutkan sebagai gabungan antara semiautobiografi , narasi, dan dokumenter.
Sejak sebelum peluncurannya, buku itu telah cukup diperbincangkan karena dinilai akan mengungkap banyak kisah soal masa kecil maupun perjuangan karier perempuan bernama asli Alicia Augello Cook itu.
Berasal dari wilayah bernama Hell’s Kitchen di New York, Amerika Serikat, yang sampai tahun 70-an identik dengan kelas bawah, Alicia dididik agar berani bersikap sejak kecil. Kini seminggu setelah peluncuran bukunya, perempuan berusia 39 tahun itu membacakan cuplikan kisah dari bukunya melalui akun Youtube-nya.
Alicia mengungkapkan bahwa hal itu sekaligus untuk menemani orang-orang yang juga tengah dalam masa karantina. “Saya tahu kita sekarang sedang menjalani fase kita masing-masing dan saya ingin membagi sebuah kisah dari fase kehidupan saya,” tutur perempuan yang menulis lagu sejak usia 12 tahun itu.
Dalam unggahan pada Senin (27/4) itu, Alicia membacakan cuplikan masa kecilnya. Ia mengungkapkan bahwa sang ibu yang berprofesi sebagai paralegal dan aktris paruh waktu itu mendidiknya dengan cukup keras. Alicia menyadari hal itu tampaknya dilakukan karena ibunya juga harus sekaligus menjadi ayah.
Alicia bahkan mengaku hampir tidak ada yang bisa disembunyikan dari sang ibu. Contohnya adalah ketika ia mengobrol dengan anak laki-laki di telepon. Ibunya bisa menguping pembicaraan tanpa bisa ia deteksi dan kemudian akan tiba-tiba menginterupsi jika pembicaraan sudah tidak ia sukai atau dirasa sudah larut.
“Alicia harus pamit, sudah waktunya tidur,” ujar Alicia menirukan ucapan tiba-tiba sang ibu di tengah pembicaraannya.
Meski sering kepergok, Alicia tidak juga kapok melanggar aturan jam malam atau larangan teman pria bermain ke apartemen. Jika sudah begitu, sang ibu tidak akan begitu saja melupakan kenakalannya dan akan menginterogasi layaknya hakim. Walaupun keras, ibunya—ungkap Alicia—sesungguhnya sosok yang amat penyayang. Ia tidak lupa saat-saat ketika sang ibu dengan sabar mendengarkan segala keluh kesahnya dan bisa menempatkan diri sebagai teman. “Jika dia menawarkan waktu untuk Anda, menyodorkan telingga untuk mendengar, dia merupakan anugerah terbaik dan terindah yang dikenal perempuan,” ujar Alicia.
Sosok sang ibu pun menjadi anutan bagi Alicia yang kini telah dikaruniai dua anak bersama dengan sang suami, Swizz Beatz. Lewat video itu Alicia pun memberi semangat kepada seluruh ibu untuk menjadi orangtua terbaik bagi anak-anaknya. Ia yakin semua perempuan dapat melakukannya bagaimanapun kondisi hidupnya.
Disemangati Oprah
Kedekatan Alicia dan Oprah bukan semata soal urusan buku melainkan telah terjalin sejak lama. Alicia bahkan menyebut Oprah sebagai kakak yang sering memberi wejangan. Keduanya memang merasa memiliki persamaan, terutama soal perjuangan di masa awal karier. Oprah sempat dipandang sebelah mata sebagai perempuan kulit hitam di dunia hiburan.
Sementara itu, Alicia sempat mendapat perlakuan tidak menyenangkan dengan label pertamanya, Columbia Records. Perempuan yang masuk Columbia sejak usia 15 tahun itu merasa kurang dihargai secara musikalitas dan lebih ditonjolkan secara fisik.
Dalam penulisan buku yang dibantu Michelle Burford itu, Alicia mengungkapkan dirinya mendapat banyak masukan dari Oprah. “Buku ini akan menjadi sesuatu yang sangat spesial selama kamu bisa cukup nyaman membawa orang ke dunia mu,” kata Alicia mengutip perkataan Oprah.
Dengan nasihat itu, Alicia pun berusaha menampilkan kisah sejujurnya di buku tersebut. Perempuan yang sejak tahun lalu berhenti memakai make-up sebagai gerakan untuk menghargai diri sendiri itu berharap bukunya dapat menjadi penyemangat bagi banyak orang. (M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved