Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
PEMERINTAH mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sejumlah wilayah rawan, seperti Riau dan Jambi, menyusul akan datangnya puncak musim kemarau pada Juni 2020."Untuk karhutla, kita tidak bisa menunggu, harus dari sekarang upaya antisipasinya seperti TMC (teknologi modifikasi cuaca)," kata MenteriLingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya, kemarin.
TMC untuk pembasahan lahan gambut, rencananya akan dilaksanakan mulai awal Mei di lokasi yang teridentifi kasi berulangkali terjadi karhutla, yaitu Riau (Bengkalis, Pelalawan), Sumatra Selatan (Musi Banyuasin dan Ogan Komering Ilir), dan Jambi (Muaro Jambi dan Tanjung Jabung Timur).
KLHK akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk melaksanakan TMC, mengaktifkan sektor swasta, dan melakukam sosialisasi kepada masyarakat tani hutan untuk upaya pencegahan pembukaan lahan tanpa membakar.
"Hal terpenting lainnya, memberikan peringatan yang lebih tegas kepada pemegang izin yang lokasinya secara berulang terjadi karhutla," sebut mantan Sekjen Depdagri itu. Sebagaimana arahan Presiden, lanjut Siti, pencegahan karhutla tetap jadi prioritas pemerintah meski dalam kondisi pandemi covid-19. "Kerja lapangan dan koordinasi tim supervisi tetap jalan mengantisipasi karhutla, terutama di wilayah rawan," cetusnya.
Ia pun menyampaikan terima kasih dan memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya pada tim lapangan, terutama pada anggota Manggala Agni KLHK, TNI, Polri, BPBD, BNPB, BPPT, BMKG, unsur pemda lainnya, swasta, dan Masyarakat Peduli Api (MPA), yang terusmenerus masih tetap bekerja di tengah situasi pandemi.
Dalam rapat antisipasi karhutla 2020 yang dilakukan secara virtual pada Kamis (23/4), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan puncak musim kemarau akan mengancam wilayah Riau, Sumatra Selatan, Jambi, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Timur.
Paling tepat Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyarankan agar teknologi modifi kasi cuaca dijalankan mulai bulan ini. "Awan hujan masih tersedia sekitar bulan April-Mei sehingga ini waktu yang paling tepat menyelenggarakan TMC pada beberapa provinsi rawan karhutla untuk mengisi embung dan membasahi gambut," jelas Dwikorita.
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza menambahkan penanggulangan karhutla di Riau akan cukup sulit saat datangnya kemarau nanti. Jika TMC jadi dilaksanakan intensif, imbuh Hammam, nantinya akan lebih efi sien apabila menggunakan pesawat berkapasitas besar milik TNI. Hingga saat ini, pihaknya sudah melaksanakan TMC di Provinsi Riau sebanyak 27 sorti dan menghasilkan hujan hampir setiap hari dengan volume 97,8 juta m3. "Sehingga titik hotspot di Riau pernah berkurang hingga nihil," katanya. (H-2)
KEMARAU panjang semakin berlanjut menyelimuti kawasan Provinsi Aceh.
Masyarakat NTT diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi angin kencang yang bersifat kering. Angin kencang ini berpotensi menyebabkan kebakaran hutan dan lahan.
"Jadi saat wilayah yang mudah terbakar meluas, kami mohon bantuan, dukungan yang berada di Provinsi Riau benar-benar menjaga jangan sampai lahan itu terbakar,"
MUSIM kemarau menyebabkan krisis air bersih di sejumlah wilayah Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Krisis air bersih terjadi di Desa Lebaksiu Kidul, Kecamatan Lebaksiu, yang terdampak
TIGA daerah di Jawa Timur dalam status siaga darurat kekeringan akibat kemarau yang mulai melanda.
Di beberapa titik seperti Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok, kondisi kering telah berlangsung lebih dari lima bulan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved