Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
DI tengah pandemi virus korona (covid-19), masyarakat kerap melupakan tata cara melepaskan masker yang benar. Umumnya, masyarakat melepas masker dengan langsung menyentuh bagian permukaan. Namun, cara itu ternyata keliru.
Dokter Spesialis Paru RSUP Persahabatan, Erlina Burhan, menjelaskan untuk melepas masker bedah cukup dengan memegang bagian tali tanpa menyentuh permukaan.
"Melepaskan masker ada caranya. Cukup memegang talinya, jangan memegang maskernya," kata Erlina dalam telekonferensi dari Graha BNPB, Rabu (1/4).
Baca juga: Seberapa Efektifkah Masker Kain?
Prosedur ini kerap dilupakan masyarakat. Akibatnya, partikel virus yang menempel di permukaan berpotensi terdistribusi ke tangan. Meski telah melepaskan masker, lanjut Erlina, masyarakat jangan langsung merasa aman dari ancaman virus. Segera cuci tangan untuk mempertebal proteksi.
"Setelah melepaskan masker tetap harus mencuci tangan. Menggunakan masker bila batuk, kalau tidak ada lakukan etika batuk. Intinya pesan pencegahan pertama jaga jarak aman, stay at home, etika batuk jika bersin, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Lakukan semuanya dengan disiplin," paparnya.
Lebih lanjut, Erlina menuturkan masker bedah efektif mencegah partikel airbone ukuran 0,1 mikron dari 30 hingga 95%. Namun masih ada kelemahan, yakni tidak bisa menutupi permukaan wajah secara sempurna. Terutama, pada sisi samping kiri dan kanan masker.
Baca juga: Jangan Abaikan Tiga Sumber Penularan Covid-19
Apabila permukaan dalam masker sudah basah, wajib mengganti atau membuangnya. Sebab masker bedah hanya digunakan sekali pakai. Adapun yang wajib menggunakan masker bedah adalah orang sakit dan tenaga medis.
Dia pun meminta masyarakat tidak memborong masker. Pasalnya, jika ketersediaan masker langka dan orang sakit tidak mendapatkan akses, dipastikan penularan covid-19 terus berlangsung.
"Kalau orang sehat memborong dan memakai (masker bedah), ketersediaan masker ini tidak ada lagi bagi tenaga kesehatan maupun orang sakit. Ini berbahaya kalau orang sakit tidak ada akses terhadap masker. Bisa jadi orang sakit ini jadi sumber penularan kita semua," tutup Erlna.(OL-11)
Nimbus berada pada kategori VUM, artinya sedang diamati karena lonjakan kasus di beberapa wilayah, namun belum menunjukkan bukti membahayakan secara signifikan.
KEPALA Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Ishaq Iskanda, Sabtu (21/6) mengatakan Tim Terpadu Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan (Sulsel) menemukan satu kasus suspek Covid-19.
Peneliti temukan antibodi mini dari llama yang efektif melawan berbagai varian SARS-CoV, termasuk Covid-19.
HASIL swab antigen 11 jemaah Haji yang mengalami sakit pada saat tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, menunjukkan hasil negatif covid-19
jemaah haji Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala penyakit pascahaji. Terlebih, saat ini ada kenaikan kasus Covid-19.
Untuk mewaspadai penyebaran covid-19, bagi jamaah yang sedang batuk-pilek sejak di Tanah Suci hingga pulang ke Indonesia, jangan lupa pakai masker.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved